Indonesia Siaga Hadapi Pandemi
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menaikkan fase kedaruratan setingkat lebih tinggi dari sebelumnya, fase 5 menjadi fase 6, karena telah terjadi peningkatan kasus sebanyak 2.441 orang dalam dua hari sejak Selasa (9/6). Selain itu juga dilaporkan 74 negara serta lebih dari 27.000 kasus terkonfirmasi kasus H1N1 2009.
Sebelumnya, influenza A- H1N1 pada fase 5
ditandai dengan penularan antarmanusia yang menyebar setidaknya di dua negara di dalam satu kawasan WHO. Pada fase 6, itu berarti sedang terjadi pandemi di mana ada kejadian luar biasa influenza di negara lain di luar kawasan WHO di fase 5. WHO menekankan, peningkatan status pandemi itu tidak berarti virus H1N1 jadi lebih mematikan dan tidak berarti manusia lebih mudah menular.
Meski belum ada kasus terkonfirmasi H1N1 di Indonesia, Ketua Pelaksana Harian Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza (Komnas FBPI) Bayu Krisnamurthi, Jumat (12/6), dalam siaran persnya menyatakan Indonesia siap menghadang.
Sesuai pedoman kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza, Indonesia meningkatkan proses pemeriksaan di seluruh pintu masuk, khususnya bandara atau pelabuhan yang tinggi tingkat kunjungan wisatanya dari negara tertular.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Departemen Kesehatan Tjandra Yoga Aditama menyatakan, tingkat kematian H1N1 adalah 0,5 persen. Sebagai perbandingan, angka kematian demam berdarah adalah 0,8
Meski tingkat kematian rendah, kesiagaan menghadapi pandemi influenza H1N1 akan ditingkatkan. Pihaknya akan memeriksa ulang sejauh mana kesiapan menghadapi pandemi, termasuk kesiapan logistik, sumber daya manusia, fasilitas, dan kerja sama lintas sektor maupun lintas program. ”Kami sedang menghitung kebutuhan dengan beberapa skenario pandemi apakah ringan, sedang, atau berat,” ujarnya.
Pemerintah akan menambah persediaan obat oseltamivir, alat pendeteksi suhu badan di bandara udara dan pelabuhan, serta bahan penunjang diagnostik. Selain koordinasi dengan jajaran dinas kesehatan, Depkes juga menyiapkan surveilans dan deteksi kasus mulai dari tingkat dasar sampai rujukan, tata laksana kasus di rumah sakit, dan sosialisasi pencegahan penularan influenza A-H1N1.
Sesuai aturan internasional, Dirjen P2PL Depkes selaku Nasional Focal Point International Health Regulation (IHR) Indonesia juga makin banyak menerima informasi dari direktur jenderal CDC negara tetangga. ”Negara yang sudah memberikan informasi antara lain Singapura, Malaysia, Thailand, Taiwan dan Selandia Baru,” ujar Tjandra.
Mereka biasanya melaporkan adanya penumpang pesawat terbang yang berada dalam satu pesawat dengan kasus terkonfirmasi flu baru H1N1. Penumpang yang duduk tiga baris di depan, belakang, dan samping pasien influenza A-H1N1 akan dipantau ketat. Jika dalam kelompok itu ada penumpang yang meneruskan perjalanan ke Indonesia, hal tersebut akan diinformasikan Nasional Focal Point IHR negara tetangga ke Indonesia.
Jumlah penumpang yang masuk di Indonesia dan dipantau kondisi kesehatannya berdasarkan informasi dari dirjen pengendalian penyakit sejumlah negara yang diterima Indonesia mencapai 71 orang. Informasi itu lalu ditindaklanjuti kantor kesehatan pelabuhan, dinas kesehatan provinsi, dan dinas kesehatan kabupaten atau kota dengan melacak di mana orang itu menginap karena sebagian adalah turis asing. (EVY)
Sumber : http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/06/13/0426534/indonesia.siagahadapi.pandemi