SELAMAT DATANG Dr. JEFRI SITORUS, M.Kes semoga sukses memimpin KKP Kelas I Medan------------------------ Kami Mengabdikan diri Bagi Nusa dan Bangsa untuk memutus mata rantai penularan penyakit Antar Negara di Pintu Masuk Negara (Pelabuhan Laut, Bandar Udara dan Pos Lintas Batas Darat=PLBD) ------

Disease Outbreak News

Saturday, May 31, 2008

Gerakan Non Blok Dukung Indonesia Soal Mekanisme Baru Pengiriman Virus Flu Burung

Jakarta, Depkes OL : 30 May 2008

Pada Sidang World Health Assembly (WHA = Sidang Tahunan Organisasi Kesehatan Dunia) ke-61, usulan Indonesia tentang mekanisme baru pengiriman dan pembagian keuntungan dari penggunaan sample virus flu burung mendapat dukungan politik dari 112 negara-negara anggota Gerakan Non Blok (GNB) dalam pertemuan Menkes GNB pertama yang diselenggarakan 21 Mei 2008.

Pada pertemuan tersebut, para Menkes GNB sepakat mendukung Deklarasi yang diajukan Indonesia yaitu “Responsible Virus Sharing and Benefits Sharing ”. Deklarasi tersebut akan dibahas lebih lanjut pada pertemuan Perwakilan Tetap (Watap) GNB di Jenewa 30 Juni 2008 sebagai posisi dan sikap bersama negara-negara anggota GNB menghadapi sidang lanjutan Inter-Goverrnmental Meeting on Pandemic Influenza Preparedness pada November 2008. Dengan menguatnya dukungan itu diharapkan dapat menggoalkan mekanisme baru virus sharing and benefit sharing flu burung yang adil, transparan dan setara bagi negara-negara berkembang.

Hal itu disampaikan Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K) kepada para wartawan di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Tangerang tanggal 24 Mei 2008 setibanya di tanah air seusai menghadiri Sidang WHA ke-61 tanggal 19-24 Mei 2008 di Markas WHO Jenewa, Swiss.

Menkes menegaskan, dukungan politik itu datang dari negara-negara anggota Gerakan Non Blok pada pertemuan menteri kesehatan GNB yang pertama kali diadakan di sela-sela Sidang WHA tanggal 21 Mei lalu. ”Selama ini belum ada pertemuan menteri kesehatan GNB dalam Sidang WHA. Baru kali ini pertemuan Menkes diadakan dan mereka menyatakan dukungannya sebagai bentuk solidaritas”, kata dr. Siti Fadilah.

Pada Sidang WHA ke-61 yang bertema “Health Related to the Development Goals (MDGs)”, delegasi Indonesia dipimpin Menkes Dr. Siti Fadilah Supari beranggotakan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) dr. Husniah Thamrin Akib, Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat dr. Budihardja, MPH, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dr. Nyoman Kandun, MPH, Staf Khusus Menkes Bidang Kesehatan Publik Dr. Widjaja Lukito, Ph.D dan pejabat senior Deplu sekaligus konsultan hubungan internasional Depkes Dr. Makarim Wibisono.

Dr. Makarim Wibisono yang menyertai Menkes memberikan keterangan pers menyatakan, dukungan Menteri Kesehatan Gerakan Non Blok dalam Sidang WHA ke-61 itu dituangkan dalam Resolusi NAM (Non Aligned Movement = GNB) yang akan dibahas secara mendalam di Jenewa 30 Juni mendatang. Resolusi itu disiapkan untuk menghadapi sidang lanjutan Pertemuan Antarnegara mengenai Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza pada November 2008.

Menkes menambahkan, GISN (Global Influenza Surveilance Network) yang sudah eksis selama 60 tahun juga gagal memenuhi kesiapan global menghadapi ancaman pandemi influenza manakala kemampuan produksi vaksin global hanya mencukupi 5% penduduk dunia. Di lain pihak negara-negara berkembang tidak mendapatkan akses dan alih teknologi untuk membuat vaksin tersebut. Justru karena itu, Menkes minta GISN segera diganti dengan sistem baru yang transparan, adil dan setara.

Menurut Menkes, dalam pertemuan bilateral Indonesia mendapatkan dukungan moral dari beberapa negara seperti Inggris, Rusia dan Australia. Selain itu, dukungan politik secara langsung juga disampaikan pada pertemuan bilateral dengan Kuba, Iran, Malaysia dan Brunei Darussalam. Sementara India telah memberikan pernyataan dukungan tertulis, ujar Dr. Siti Fadilah.

“Dalam pertemuan bilateral dengan Rusia, ditawarkan kerja sama bidang kesehatan seperti perpindahan dan pelatihan tenaga medis, obat-obatan dan pembuatan vaksin flu burung dari strain Indonesia ”, ujar Dr. Siti Fadilah Supari.

Menurut Menkes, Rusia juga merupakan negara produsen terkemuka di bidang obat-obatan dan pembuatan vaksin. Bedanya dengan produsen vaksin lainnya, Rusia menawarkan pembuatan vaksin dengan sistem spray, paparnya.

Pada pertemuan bilateral dengan Amerika Serikat, disepakati pertemuan tingkat pejabat tinggi (SOM = Senior Official Meeting) kedua negara dengan agenda membahas Material Transfer Agreement (MTA), nama dan mekanisme baru dan paket benefit sharing virus flu burung. Pihak AS pada prinsipnya sudah menyetujui MTA, karena itu detil teknis masih akan dibahas dalam pertemuan lebih lanjut pada Juni 2008, kata Dr. Siti Fadilah Supari.

Menjawab pertanyaan wartawan tentang kerja sama dengan Namru-2, Menkes menjelaskan bahwa pihak AS telah mengirimkan proposal baru perpanjangan kerja sama namun saat ini sedang dibahas di Departemen Luar Negeri.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks:021-5223002 dan 52960661.

Thursday, May 29, 2008

Cumulative Number of Avian influenza and Situation in Bangladesh


28 May 2008 -- The Ministry of Health, Bangladesh has confirmed its first case of human infection with H5N1 avian influenza. The case was identified retrospectively as part of seasonal surveillance activities run by the International Centre for Diarrhoeal Disease Research, Bangladesh (ICDDRB).

The case is a 16-month-old male from Komalapur, Dhaka. He developed symptoms on 27th January 2008 and subsequently recovered. The case was confirmed as being infected with A(H5N1) by the WHO H5 Reference Laboratory, US Centers for Disease Control and Prevention (CDC). The case was exposed to live and slaughtered chickens at his home. Specimens have been collected from his family members and neighbours. All remain healthy to date.



WHO Online

Tuesday, May 27, 2008

Yellow fever in the Central African Republic

The Ministry of Health (MoH) of the Central African Republic has reported 2 laboratory confirmed cases of Yellow fever from the Bozoum sub-prefecture, Ouham-Pendé Prefecture. The MoH has conducted an epidemiological investigation.


In response to the outbreak the MoH has made a request for 64,391 doses of Yellow fever vaccine from the GAVI funded Global Emergency Stockpile for Yellow fever vaccine, managed by the International Coordinating Group on Vaccine Provision for Yellow Fever Control (YF-ICG).
The target population was estimated to be 55,035 people. The MoH plans to vaccinate the sub prefecture of Bozoum starting on 26 May 2008 for three days.

WHO

H5N1 avian influenza : Timeline of Major Events in Indonesia (Part 2)

38. 13 Nov 2006 : Events in Humans : Indonesia confirms its 73rd human case in a 35-year-old woman from Banten (onset date 7 November 2006) and its 74th human case, in a 30 month old boy from West Java (onset date 10 November 2006).

39. 8 Jan 2007 : Events in Humans : Indonesia confirms its 75th human case, in a 14-year-old boy from West Jakarta (onset date 31 December 2006).

40. 9 Jan 2007 : Events in Humans : Indonesia confirms its 76th human case, in a 37-year-old woman from Banten (onset date 1 January 2007).

41. 12 Jan 2007 : Events in Humans : Indonesia confirms its 77th human case, in a 22-year-old woman from Banten (onset date 3 January 2007).

42. 15 Jan 2007 : Events in Humans : Indonesia confirms its 78th human case, in a 27-year-old woman from South Jakarta (onset date 6 January 2007) and its 79th human case, in a 18-year-old boy from Banten (onset date 10 January 2007) (son of the 76th case).

43. 22 Jan 2007 : Events in Humans : Indonesia confirms its 80th human case, in a 32-year-old woman from West Java (onset date 8 January 2007).

44. 25 Jan 2007 : Events in Humans : Indonesia confirms its 81st human case, in a 6-year-old girl from Central Java (onset date 8 January 2007).

45. 28 Jan 2007 : Events in Animals : In an effort to curb virus spread, Indonesia institutes a poultry ban for the entire island of Java, and bans backyard poultry in 9 provinces.

46. 27 Mar 2007 : Events in Humans : During high level talks in Jakarta, Indonesia announces that it will resume sharing H5N1 AI virus with the international community.

47. 2 Apr 2007 : Events in Humans : According to the Ministry of Health in Indonesia, cases of H5N1 infection in humans continue to occur.

48. 16 May 2007 : Events in Humans : WHO retrospectively confirms 15 human cases and 13 deaths in Indonesia, bringing the total confirmed human cases to 96, with 76 deaths. Cases had onset dates between 25 January and 3 May 2007, and had been initially confirmed by the Indonesian Ministry of Health.

49. 24 May 2007 : Events in Humans : Indonesia confirms its 97th human case, in a 5-year-old girl from Central Java (onset date 8 May 2007).

50. 31 May 2007 : Events in Humans : Indonesia confirms its 98th human case, in a 45-year-old man from Central Java (onset date 17 May 2007).

51. 6 Jun 2007 : Events in Humans : Indonesia confirms its 99th human case, in a 16- year-old girl from Central Java (onset date 21 May 2007).

52. 15 Jun 2007 : Events in Humans : Indonesia confirms its 100th human case, in a 27- year-old man from Riau (onset date 3 June 2007).

53. 25 June 2007 : Events in Humans : Indonesia confirms its 101st human case, in a 3- year-old girl from Riau (onset date 18 June 2007).

54. 11 Jul 2007 : Events in Humans : Indonesia confirms its 102nd human case, in a 6-year-old girl from Banten (onset date 23 June 2007).

55. 14 Aug 2007 : Events in Humans : Indonesia confirms its 103rd human case, in a 29-year-old woman from Bali (onset date 3 August 2007).

56. 15 Aug 2007 : Events in Humans : Research25 A study describing the epidemiology of 54 human cases of H5N1 infection in Indonesia is published. Conclusions included that 76% of cases were associated with poultry contact, and the source of infection was not identified in 24% of cases.

57. 16 Aug 2007 : Events in Humans : Indonesia confirms its 104th human case, in a 17-year-old woman from Banten (onset date 9 August 2007).

58. 23 Aug 2007 : Events in Humans : Indonesia confirms its 105th human case, in a 28-year-old woman from Bali (onset date 14 August 2007).

59. 10 Sept 2007 : Events in Humans : Indonesia confirms its 106th human case, in a 33-year-old man from Riau (onset date 25 August 2007).

60. 2 Oct 2007 : Events in Humans : Indonesia confirms its 107th human case, in a 21-year-old man from Jakarta (onset date 18 September 2007).

61. 8 Oct 2007 : Events in Humans : Indonesia confirms its 108th human case, in a 44-year-old woman from Riau (onset date 1 October 2007).

62. 12 Oct 2007 : Events in Humans : Indonesia confirms its 109th human case, in a 12-year-old boy from Banten (onset date 30 September 2007).

63. 15 Oct 2007 : Events in Animals : According to FAO26, H5N1 has caused recent outbreaks in poultry in 19 districts in Bangladesh and 4 districts in Indonesia, and in commercial poultry in Ogun, Nigeria (in September).

64. 25 Oct 2007 : Events in Humans : Indonesia confirms its 110th human case, in a 5-year-old girl from Banten (onset date 14 October 2007).

65. 31 Oct 2007 : Events in Humans : Indonesia confirms its 111th human case, in a 3-year-old boy from Banten. Both this case and the 110th case became ill on 14 October, but no epidemiological link between them has been identified.

66. 5 Nov 2007 : Events in Humans : Indonesia confirms its 112th human case, in a 30-year-old woman from Banten (onset date 23 October 2007).

67. 12 Nov 2007 : Events in Humans : Indonesia confirms its 113th human case, in a 31-year-old man from Riau (onset date 31 October 2007).

68. 12 Dec 2007 : Events in Humans : Indonesia confirms its 114th human case, in a 28-year-old woman from Banten (onset date 1 December 2007).

69. 13 Dec 2007 : Events in Humans : Indonesia confirms its 115th human case, in a 47-year-old man from Banten (onset date 2 December 2007).

70. 17 Dec 2007 : Events in Animals : According to FAO27, H5N1has continued to cause outbreaks in poultry in areas of Indonesia (Bali, Java, Sulawesi, Sumatra) and Viet Nam (Tra Vinh, Cao Bang, Quang Tri) in November and December.

71. 26 Dec 2007 : Events in Humans : Indonesia confirms its 116th human case, in a 24-year-old woman from Jakarta (onset date 14 December 2007).

72. 11 Jan 2008 : Events in Humans : Indonesia confirms its 117th human case, in a 16-year-old girl from West Java (onset date 30 December 2008)

73. 15 Jan 2008: Events in Humans : Indonesia confirms its 118th human case, in a 32-year-old woman from Banten (onset date 3 January 2008)

74. 21 Jan 2008 : Events in Humans : Indonesia confirms its 119th human case, in an 8-year-old boy from Banten (onset date 7 January 2008).

75. 23 Jan 2008 : Events in Humans : Indonesia confirms its 120th human case, in a 30-year-old man from Banten (onset date 13 January 2008).

76. 29 Jan 2008 : Events in Humans : Indonesia confirms its 12 1st human case in a 31-year-old woman from Jakarta (onset date 18 January 2008), its 122nd human case in a 9-year-old boy from West Java (onset date 16 January 2008), 123rd human case in a 32-year-old man from Banten (onset date 17 January 2008), and its 124th human case in a 23- year-old woman from Jakarta (onset date 19 January 2008).

77. 5 Feb 2008 : Events in Humans : Indonesia confirms its 125th human case in a 29-year-old woman from Banten (onset date 22 January 2008), and its 126th human case in a 38-year-old woman from Jakarta (onset date 24 January 2008)

78. 11 Feb 2008 : Events in Animals : According to FAO28, Indonesia continues to experience outbreaks of H5N1 in poultry.

79. 12 Feb 2008 : Events in Humans : Indonesia confirms its 127th human case in a 15-year-old girl from Jakarta (onset date 2 February 2008)

80. 21 Feb 2008 : Events in Humans : Indonesia confirms its 128th human case in a 16-year-old man from Central Java (onset date 3 February 2008), and its 129th human case in a 3-year-old boy from Jakarta (onset date 3 February 2008).

81. 16 Mar 2008 : Events in Animals : China reports H5N1 in poultry at a live animal market in Guangdong According to FAO, HPAI is still being detected in poultry on three islands of Indonesia, Bali, Java, and Sumatra. 29

82. 2 Apr 2008 : Events in Humans : Indonesia confirms its 130th human case, in a 15-year-old boy from West Java (onset date 19 March 2008), its 131st human case in a 11-year-old girl from West Java (onset date 19 March 2008) and its 132nd human case in a 21-month old girl from West Sumatra (onset date 17 March 2008). There has been no epidemiological link identified among the cases.

83. 30 April 2008 : Events in Humans : Indonesia confirms its 133rd human case in a 3-year-old boy from Central Java (onset date 14 April), and 108th Fatality.


Source : WHO

H5N1 avian influenza : Timeline of Major Events in Indonesia (Part 1)

1. 2 Feb 2004 : Events in Animals : Indonesia first reports H5N1 in poultry in 11 provinces. Outbreaks continue to be reported. Vaccination is allowed.

2. Jun/Jul 2004 : Events in Animals : China reports recurrence of H5N1 in poultry. Outbreaks continue to be reported in Indonesia, Viet Nam and Thailand.

3. Dec 2004 : Events in Animals : Poultry outbreaks continue in Indonesia, Thailand, and Viet Nam and possibly also in Cambodia and Lao PDR. Reported outbreaks continue more or less continuously in Indonesia through August 2006, in Thailand through November 2005, and in Viet Nam though December 2005.

4. 21 Jul 2005 : Events in Humans : Indonesia confirms its first human case. Infection in two other family members is considered likely, but cannot be laboratory confirmed. Subsequent investigation is unable to determine the source of infection. Virus has been circulating in poultry in Indonesia since February 2004.

5. 2 Aug 2005 : Events in Animals : Indonesia reports H5N1 in poultry and pigs during surveillance in the region where the recent human cases lived (Tangerang district, Banten province, West Java).

6. 16 Sep 2005 : Events in Humans : Indonesia confirms its 2nd case.

7. 22 Sep 2005 : Events in Humans : Indonesia confirms its 3rd case.

8. 29 Sep 2005 : Events in Humans : Indonesia confirms its 4th case. Research13 Research describes the clinical features of H5N1 infection and reviews recommendations for the management of cases.

9. 10 Oct 2005 : Events in Humans : Indonesia confirms its 5th human case.

10. 24 Oct 2005 : Events in Humans : Indonesia confirms its 6th and 7th human cases.

11. Jan 2006 : Events in Humans : By the end of 2005, Indonesia has confirmed a total of 20 cases in humans.

12. 13 Feb 2006 : Events in Humans : Indonesia confirms its 25th case and 18th fatality.

13. 12 Apr 2006 : Events in Humans : Indonesia confirms its 31st human case in a 23-year-old man from West Java (onset date 20 March 2006).

14. 19 Apr 2006 : Events in Humans : Indonesia confirms its 32nd human case in a 24-year-old man from Banten (onset date 29 March 2006).

15. 8 May 2006 : Events in Humans : Indonesia confirms its 33rd human case in a 30-year-old man from Jakarta (onset date 17 April 2006)

16. 18 May 2006 : Events in Humans : Indonesia reports the largest family cluster in any country to date, with 7 confirmed cases (the 34th through 39th and the 42nd) from 4 households in the Karo district of North Sumatra. The index case (unconfirmed) develops symptoms on 24 Apr, the last case dies on 22 May. Cases include the index case's 2 sons, (aged 15 and 17 years), her 10-year-old nephew, her 2 brothers (aged 25 and 32 years), her 28-year-old sister, and this sister's 18-month-old daughter. Disease does not spread beyond the extended family. Limited human to human transmission can not be ruled out. Viruses do not show any significant genetic mutations or reassortment.

17. 18 May 2006 : Events in Humans : Indonesia also confirms its 40th human case, in a 38-year-old woman from East Java (onset date 2 May 2006).

18. 19 May 2006 : Events in Humans : Indonesia confirms its 41st human case in a 12-year-old boy from East Jakarta (onset date 7 May 2006).

19. 29 May 2006 : Events in Humans : Indonesia confirms its 43rd - 48th human cases in an 18-year-old man from East Java (onset date 6 May 2006), a 10-year¬old girl and her 18-year--old brother from West Java (both with onset date 16 May 2006), a 39-year-old man from Jakarta (onset date 9 May 2006), a 43-year-old man from Jakarta (onset date 6 May 2006), and a 15-year-old girl from West Sumatra (onset date 17 May 2006). All 6 cases are unrelated to the family cluster in Karo, North Sumatra.

20. 6 Jun 2006 : Events in Humans : Indonesia confirms its 49th human case in a 15-year-old boy from West Java (onset date 26 May 2006).

21. 15 Jun 2006 : Events in Humans : Indonesia confirms its 50th human case in a 7-year-old girl from Banten (onset date 26 May 2006).

22. 20 Jun 2006 : Events in Humans : Indonesia confirms its 51st human case in a 13-year-old boy from Jakarta (onset date 9 June 2006).

23. 4 Jul 2006 : Events in Humans : Indonesia confirms its 52nd human case in a 5-year-old boy from East Java (onset date 8 June 2006).

24. 14 Jul 2006 : Events in Humans : Indonesia confirms its 53rd human case in a 3-year-old girl from Jakarta (onset date 23 June 2006).

25. 20 Jul 2006 : Events in Humans : Indonesia confirms its 54th human case in a 44-year-old man from Jakarta (onset date 24 June 2006).

26. 8 Aug 2006 : Events in Humans : Indonesia confirms its 55th human case in a 16-year-old boy from West Java (onset date 26 July 2006), and becomes the country with the most human deaths (n=43) from H5N1 HPAI infection, surpassing Viet Nam. A system for unified H5N1 nomenclature, developed by the WHO/OIE/FAO Evolution Working Group, is posted on the WHO website and the OFFLU website (www.offlu.net).

27. 9 Aug 2006 : Events in Humans : Indonesia confirms its 56th human case in an 17-year-old girl from Jakarta (onset date 28 July 2006).

28. 14 Aug 2006 : Events in Humans : Indonesia confirms its 57th human case in an 17-year-old boy from West Java (Cikelet/Garut Cluster) (onset date 26 July 2006).

29. 17 Aug 2006 : Events in Humans : Indonesia confirms its 58th human case in an 9-year-old girl from West Java (Cikelet/Garut Cluster) (onset date 1 August 2006).

30. 21 Aug 2006 : Events in Humans : Indonesia confirms its 59th human case in an 35-year-old woman from West Java (Cikelet/Garut Cluster) (onset date 8 August 2006). In this cluster, there was no evidence of human to human transmission, poultry deaths were possibly linked with live chickens returning to village from live animal market, and there were possible additional human cases that were not confirmed.

31. 23 Aug 2006 : Events in Humans : Indonesia confirms its 60th human case in an 6-year-old girl from West Java (onset date 6 August 2006).

32. 8 Sep 2006 : Events in Humans : Indonesia confirms its 61st human case in an 14-year-old girl from South Sulawesi (onset date 18 June 2006). Due to revisions to the WHO case definition, two cases are retrospectively confirmed in Indonesia: The 62nd in an 8-year-old girl from Banten (onset date 24 June 2005) and the 63rd in a 45-year¬old man from central Java (onset date 25 November 2005).

33. 14 Sep 2006 : Events in Humans : Indonesia confirms its 64th human case in a 5-year-old boy from West Java (onset date 4 March 2006)and (through follow up testing) its 65th human case in a 27-year-old male from West Sumatra (onset date 28 May 2006) (brother of 15- year-old girl; was possible human to human transmission).

34. 25 Sep 2006 : Events in Humans : Indonesia confirms its 66th human case in an 11-year-old boy from East Java (onset date 16 September 2006)and its 67th human case in a 9-year-old boy from Jakarta (onset date 13 September 2006).

35. 27 Sep 2006 : Events in Humans : Indonesia confirms its 68th human case in a 20-year-old man from West Java (onset date 17 September 2006).

36. 3 Oct 2006 : Events in Humans : Indonesia confirms its 69th human case in a 21-year-old woman from East Java (onset date 19 September 2006) (the sister of the 66th case).

37. 16 Oct 2006 : Events in Humans : Indonesia confirms its 70th human case in a 67-year-old woman from West Java (onset date 3 October 2006), its 71st human case in a 11-year-old boy from Jakarta (onset date 2 October 2006), and its 72nd human case in a 27-year-old woman from Central Java (onset date 8 October 2006).

38. 13 Nov 2006 : Events in Humans : Indonesia confirms its 73rd human case in a 35-year-old woman from Banten (onset date 7 November 2006) and its 74th human case, in a 30 month old boy from West Java (onset date 10 November 2006).

Monday, May 26, 2008

Stop Penjajahan Di Bidang Kesehatan

Fikriyyah Mustaniirah
DPP Hizbut Tahrir Indonesia

Saat ini kita dihadapkan pada realitas yang mengerikan, para ahli kesehatan mengkhawatirkan terjadinya apa yang disebut dengan loss generation pada bangsa ini. Bagaimana tidak. Menurut data Departemen Kesehatan (2004), pada tahun 2003 terdapat sekitar 3,5 juta anak menderita gizi kurang, dan 1,5 juta anak menderita gizi buruk,1 serta menurut WFP 150.000 di antaranya marasmus-kwashiorkor.2

Sementara itu, TBC (tuberkulosis) terus menjadi ancaman serius dengan jumlah penderita 5,8 juta orang, dengan 582 kasus baru setiap tahun.3 Malaria mengancam 107.785.000 jiwa.4 Penderita HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immuno Deficiency Syndrom) meningkat sangat pesat, yaitu sekitar 130.000 jiwa tertular, dan 19 juta jiwa yang rawan tertular.5,6 Penderita ISPA di Jakarta tahun 1999 tercatat 1.023.801 jiwa.7 Kembali terjadi kejadian luar biasa (KLB) polio.8 KLB demam berdarah dengue (DBD) 9 diare dan korban muntaber terus berjatuhan,10 Tiga orang dari 10 penduduk Indonesia menderita gangguan jiwa.11 Penyakit degeneratif tidak terbendung.12

Menuai Dolar, Menyebar Penyakit
Berbagai penyakit yang terus menjangkiti masyarakat sesungguhnya merupakan akumulasi efek (cummulative effect) dominasi (baca: penjajahan) Kapitalisme yang menghancurkan sendi-sendi kesehatan masyarakat. Inilah buktinya. Sekularisme yang menjadi jiwa Kapitalisme membuat ratusan juta anak manusia menderita krisis spiritual (baca: krisis akidah Islam). Akhirnya, manusia kehilangan daya kelola stress dan daya adaptif (coping mechanism) positif yang penting untuk mempertahankan daya imunitas. Tubuh pun menjadi rentan dijangkiti berbagai penyakit seperti kanker, hipertensi dan infark miokard.15 Krisis spiritual juga meningkatkan penyalahgunaan NAZA,16 angka bunuh diri, kekerasan dan berbagai bentuk depresi.17

Bisnis fast food (baca: junk food) dan berbagai soft drink yang dikuasai oleh Multi National Coorporations turut bertanggung jawab terhadap persoalan kesehatan seperti kanker, obesitas, diabetes dan gangguan sistem percernaan.18 Revolusi seks bebas yang bertanggung jawab sebagai sumber penularan utama berbagai penyakit menular seksual6 juga tak lepas dari penjajahan Kapitalisme global, yaitu melalui berbagai bentuk bisnis yang berbalut syahwat. Hal ini mengakibatkan penderita penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS, infeksi HPV (Human Papillomo Virus) meningkat pesat.19 Bisnis syahwat ini pula yang menjerat ratusan ribu wanita dalam jaringan perdagangan manusia internasional.20 Mereka dalam tekanan fisik dan mental, putus asa dan rawan tertular berbagai penyakit menular seksual.

Kapitalisme global jelas bertanggung jawab atas pemiskinan di negeri zamrud khatulistiwa ini. Pemiskinan terkait erat dengan masalah kurang gizi, yang pada Ibu hamil mengakibatkan kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah bahkan cacat. Selain kehilangan kecerdasan, anak penderita kurang gizi juga rentan terinfeksi, menderita berbagai gangguan fisiologis, bahkan bisa berujung pada kematian.21 Kemiskinan juga mengakibatkan hampir separuh penduduk Indonesia tidak mampu mengakses air bersih dan sanitasi yang layak (UNDP, 2006). Menurut catatan Depkes tahun 2002, hanya 64,89% masyarakat yang memiliki rumah sehat dan hanya 78,45% masyarakat yang memiliki tempat-tempat umum sehat.22

Indusrialisasi yang bersifat kapitalistik juga bertanggung jawab atas pencemaran lingkungan oleh berbagai limbah berbahaya yang mengakibatkan gangguan berbagai fungsi organ;23 juga atas kerusakan berbagai ekosistem, hilangnya paru-paru dunia serta munculnya berbagai polutan yang berperan dalam pemanasan global dan perubahan iklim global.24 Akibatnya adalah terjadi banjir, kekeringan dan serangan topan dan gagal panen, yang secara langsung maupun tidak langsung berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat. Menurut Prof. Umar Fachmi, perubahan iklim global telah mengakibatkan malaria kembali mewabah di beberapa daerah.

Lembaga Internasional: Alat Penjajahan
Setelah membebani masyarakat dengan berbagai macam penyakit, kekuatan Kapitalisme global melalui lembaga-lembaga internasional, seperti IMF (International Monetery Fund) dan WTO (World Trade Organization) terus melucuti dan memandulkan fungsi sosial negara, termasuk kewajiban negara memberikan jaminan pelayanan kesehatan berkualitas bagi semua warga negara.

Bersamaan dengan itu, MNC (Multi National Coorporate) dan TNC (Trans Nasional Coorporation) terus mengokohkan keberadaan lembaga-lembaga kesehatan internasional seperti WHO (World Heath Organization), CDC (Centers for Disease Control and Prevention) dan FDA (Food and Drug Administration) sebagai kendaraan Kapitalisme global. Terbongkarnya bisnis fantastis (Rp 5,220 triliun) di atas mayat penderita avian infuleanza baru-baru ini bukanlah bukti yang pertama WHO sebagai kacung Kapitalisme. Sebab, ternyata GISN (Global Infuleanza Surveilance Network) WHO telah melakukan hal serupa terhadap berbagai seed virus influenza selama 50 tahun.25

Kasus vaksin rotavirus yang menghebohkan masyarakat AS pada tahun 1999 adalah bukti lain tentang keterlibatan lembaga bergengsi CDC dan FDA dalam kepentingan Kapitalisme global. Vaksin yang membahayakan nyawa puluhan sampai ratusan bayi itu ternyata tetap lolos ke pasaran lebih karena pengambil keputusan di CDC dan FDA ditentukan oleh para pemilik saham di perusahaan pembuat vaksin, antara lain adalah John Modlin, yang juga memiliki saham senilai $26.000 di Merck; Paul Offit, M.D., anggota penasihat CDC yang memegang hak paten untuk vaksin rotarovirus.26

Dolar kembali menunjukkan kekuasaannya pada kasus kadar aman merkuri di dalam vaksin, yaitu memilih kompromi antara AAP, yaitu asosiasi ahli bedah Amerika, CDC dan FDA (Juli 1999).26 Meskipun kehadiran vaksin penuh dengan polemik, sungguh “menakjubkan” MNC mampu memandulkan daya nalar, tak terkecuali insan kesehatan, yaitu mengubah paradigma preventif yang bersifat alamiah-konvensional—seperti mengkonsumsi gizi seimbang dan meningkatkan daya kelola stres—menjadi paradigma “preventif” dengan vaksinasi. Semua ini tidak terlepas dari keuntungan fantastis yang bisa diperoleh dari bisnis vaksin. Contoh, untuk program vaksinasi HPV perorang dibutuhkan biaya sekitar Rp 3.000.000.27

Cukup mudah menemukan tulisan tentang pembenaran harm reduction, yaitu pengurangan bahaya penularan HIV bagi pengguna narkoba dengan subsitusi metadon dan pembagian jarum suntik steril. Namun, jika ditimbang secara rasional terdapat beberapa kejanggalan atas upaya ini, dan semakin mencurigakan, ketika WHO mengalokasikan dana secara irasional untuk pencegahan HIV/AIDS, yaitu 15 kali lebih besar daripada untuk pencegahan penyakit TBC. Padahal HIV/AIDS hanya pembunuh nomor empat dunia, setelah TBC, malaria dan busung lapar (Majalah Time, 2006).

Peran lembaga-lembaga kesehatan internasional sebagai kendaraan Kapitalisme global juga terlihat nyata ketika WHO bergandengan tangan dengan raksasa-raksasa farmasi internasional seperti Bayer, Pfizer dan Aventis melalui World Economic Forum untuk menyediakan obat pada masyarakat miskin Dunia Ketiga. Banyak pihak yang meyakini rekanan ini lebih untuk kepentingan para coorporate raksasa itu.29

Penjajahan Melalui UU
Undang-undang adalah cara “sopan dan intelek” Kapitalisme global dalam meraih berbagai kepentingannya. Kenyataannya, dengan meratifikasi berbagai perjanjian (yang tentunya telah dipersiapkan dengan sangat licik), kita semakin berada dalam cengkeraman sang penjajah yang haus dolar dan darah.

Salah satu contohnya adalah akibat Indonesia meratifikasi GATS (General Agreement on Trade Services), yaitu salah satu perjanjian yang diterapkan WTO (World Trade Organization), pada Putaran Uruguay, awal Januari 1995. Terkait dengan layanan kesehatan, yang perlu digarisbawahi dari penjanjian ini adalah perubahan jasa kesehatan dari social goods menjadi comercial goods. Sebagaimana kebanyakan perjanjian perdagangan multilateral lainnya, perjanjiian ini juga ditujukan agar negara-negara Dunia Ketiga, juga Indonesia, takluk di bawah kekuasan MNC. Perlu pula dicatat, WHO turut berupaya agar GATS diterima di berbagai negara.30
Sejak kesepakatan ini diratifikasi, para koorporat berusaha menguasai pasar dunia kesehatan, yaitu dengan berbagai teknologi terkini kesehatan seperti telemedicine, telediagnose, telehealtheducation. Selain itu, para koorporat menguasai bisnis jasa pelayanan kesehatan dengan memberikan kemudahan bagi masyarakat (yang berduit) mengakses jasa kesehatan miliknya, yang menjanjikan segala yang serba ‘wah’; juga kemudahan para koorporat melakukan investasi pada jasa pelayanan kesehatan. Ini bisa dilihat dari berdirinya RSI (Rumah Sakit Internasional) di beberapa kota besar di Indonesia. Disinyalir kuat GATS menjadi jalan mulus bagi masuknya tenaga kesehatan asing ke Indonesia.31
Pada saat praktik dibatasinya hanya pada tiga tempat, sementara itu ada tawaran gaji yang jauh lebih besar, beserta peralatan kedokteran yang serba cangih pada jasa layanan kesehatan milik para korporat, para dokter lebih memilih sebagai pekerja para kapitalis daripada sebagai dosen atau membuka praktik di klinik-klinik gurem. Akibatnya, klinik-klinik kecil terancam gulung tikar. Rakyat miskin semakin sulit mendapatkan layanan kesehatan berkualitas. Inilah akibat yang dirasakan dengan disahkannya RUUPK (Rancangan Undang-Undang Praktik Kedokteran) tahun 2005.
Berdalih agar pengguna narkoba suntik tidak tertular HIV, KPAN (Komisi Penangulangan Aids Nasional) berupaya mengamandemen UU Psikotropika. Ini karena UU Psikotropika mengkategorikan pemegang alat suntik narkoba sebagai pelaku kriminal.32 Sementara itu, untuk melegalkan praktik aborsi, meskipun tanpa indikasi medis, dengan dalih menekan angka kematian ibu, Ford Foundation telah mengucurkan dana tidak sedikit agar UU Kesehatan No 23 tahun 1992—yang melarang aborsi kecuali dengan indikasi medis—diamandemen.33
Pada berbagai proses amandemen itu, peran penting LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) terlihat jelas, seperti pada kasus amandemen UU Kesehatan. Keberadaan LSM sebagai wadah aktivitas dan para pelacur ilmu sebagai motor perpanjangan tangan Kapitalisme global tidak perlu diragukan lagi. 34 Semua itu semakin menambah berat penyakit yang diderita masyarakat.
Stop Penjajahan!
Berdasarkan uraian di atas, satu-satunya langkah rasional untuk meyembuhkan segala penyakit yang membebani masyarakat hanyalah dengan menghilangkan sumber penyakitnya, yaitu menghentikan penjajahan Kapitalisme global. Hanya saja penjajahan Kapitalisme global itu tidak akan berhenti, kecuali dengan cara menata ulang ruang kehidupan yang menjadi sarang penjajahan tersebut. Dengan begitu, tidak ada lagi ruang bagi sang penjajah untuk bernafas. Satu-satunya tatanan kehidupan yang bersifat demikian adalah sistem kehidupan Islam. Itulah Khilafah Islam yang menerapkan syariah Islam yang bersumber dari al-Quran dan as-Sunnah. Allah Swt. mewajibkan kita mewujudkan sistem kehidupan ini agar manusia terbebas dari segala bentuk penjajahan, yang menjadi sumber beban penyakit yang diderita masyarakat. Allah Swt. berfirman:Tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi alam semesta. (QS al-Anbiya’ [21]: 107)
Tentu tidak hanya orang Islam yang akan merasakan rahmat Allah yang dihasilkan dari penerapan sistem kehidupan Islam, tetapi juga non-Muslim, bahkan seluruh alam.
Tatanan kehidupan Islam yang bersumber dari Allah Swt, Pencipta segala sesuatu dalam kesetimbangan/keserasian yang menakjubkan, tidak saja menjaga keseimbangan dinamis tubuh kita, tetapi juga menjamin terwujudnya keseimbangan dan keharmonisan antara host (manusia), agent (berbagai kuman dan zat kimia) serta lingkungan fisik dan biologi, yang merupakan syarat mutlak bagi terwujudnya kesehatan bagi semua. Allahu a‘lam. (wns)

Sumber : WASPADA ONLINE

Travel Notices - CDC Travelers' Health

MANTAN-MANTAN KEPALA KKP MEDAN