SELAMAT DATANG Dr. JEFRI SITORUS, M.Kes semoga sukses memimpin KKP Kelas I Medan------------------------ Kami Mengabdikan diri Bagi Nusa dan Bangsa untuk memutus mata rantai penularan penyakit Antar Negara di Pintu Masuk Negara (Pelabuhan Laut, Bandar Udara dan Pos Lintas Batas Darat=PLBD) ------

Disease Outbreak News

Wednesday, December 23, 2009

Gawat, Virus Flu Burung di Indonesia Sudah Bermutasi

Jakarta, Virus Avian Influenza H5N1 (flu burung) telah ada di di Indonesia lebih dari lima tahun. Belum selesai penanganannya, sudah muncul virus baru H1N1 (flu babi) yang menimbulkan pandemik.

Alhasil, Avian Influenza mulai terlupakan. Padahal tanpa banyak orang tahu, telah terjadi mutasi pada virus flu burung di Indonesia. Menariknya adalah virus yang mengalami mutasi berasal dari unggas yang rutin diberi vaksin.

Dengan adanya mutasi ini ditakutkan efek dan penanganannya harus berbeda lagi pada manusia. Penanganan vaksin sebelumnya sudah terbukti tidak mempan lagi pada unggas.

Hal tersebut dipaparkan oleh drh. Ni Luh Putu Indi Dharmayanti, MSi dalam sidang disertasinya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ketika ditemui detikhealth, Selasa (22/12/2009), di FKUI Salemba Jakarta.

Menurut dokter hewan yang meraih gelar doktornya dengan IPK 3,97 tersebut, jika Indonesia masih menggunakan strategi vaksin lama untuk menangani flu burung maka harus ada evaluasi dan up date vaksin tersebut secara rutin minimal setiap 2 tahun sekali.

"Kebijakan pemerintah harus dievaluasi terutama di sektor peternakan karena dari sektor itulah virus berasal dan bermutasi," kata doktor kelahiran Banyuwangi 1972. Indi saat ini bekerja sebagai peneliti muda di Departemen Virologi Balai Besar Penelitian Veteriner, Bogor.

Dalam studinya, Indi mengisolasi 20 virus Avian Influenza (AI) subtipe H5N1 asal unggas yang berasal dari tahun 2003 hingga 2008, baik yang sudah divaksin maupun yang belum divaksin.

Hasil isolasi tersebut menunjukkan bahwa unggas yang divaksin justru mengalami mutasi sekitar 6-7 persen setiap tahunnya. Studi yang dilakukan Dr Indi juga menunjukkan 62,58 persen virus AI asal Indonesia mengalami mutasi pada proteinnya.

Virus-virus AI yang muncul pada tahun 2007-2008 pun diketahui lebih resisten terhadap amantadin dibanding virus pada tahun-tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan vaksin yang ada di Indonesia selama ini kurang tepat.

"Kebijakan pemerintah Indonesia yang menggunakan vaksin isolat lokal kemudian beralih menjadi H5N2 dalam menanggulangi AI pada unggas sebaiknya dikaji ulang," kritik doktor yang pernah mendapatkan penghargaan dari Microbiology Indonesia Society sebagai The 2nd Best Paper Award 2009.

Penggunaan vaksinasi sebagai salah satu dari sembilan strategi pengendalian penyakit flu burung di sektor peternakan ternyata menghadapi berbagai kendala. Konsekuensinya adalah risiko munculnya virus baru karena tekanan imunologis akibat vaksinasi.

Diharapkan dengan adanya studi ini, pemerintah bisa lebih perhatian lagi terhadap monitoring dan update vaksin Avian Influenza. Karena jika terus bermutasi kemungkinan akan menghasilkan virus yang lebih ganas dan menelan korban jiwa yang tidak sedikit.

"Para pengambil kebijakan di atas sebaiknya mendengarkan ilmuwan dan jangan banyak bermain politik saja. Saya tahu jatuh bangunnya istri saya dalam menyelesaikan studi ini. Tapi saya bangga karena istri saya bisa memberi sesuatu yang sangat bermanfaat untuk Indonesia," kata sang suami yang merupakan sarjana peternakan, Sutanto Arso Birowo, SPt.

Indi yang juga seorang ibu dari satu orang anak ini mendapatkan hadiah gelar doktornya tepat di hari ibu. Prestasi yang ia capai menandakan bahwa seorang ibu selain bisa mengurus suami dan anak-anaknya, juga bisa menyumbangkan ilmunya untuk kemajuan bangsa dan negara.(fah/ir)

Sumber : Nurul Ulfah - detikHealth

Monday, December 21, 2009

WHO says pandemic not over yet, monitoring to continue

GENEVA, Dec. (Xinhua) -- The A/H1N1 pandemic was not over yet and it remained uncertain how the situation would evolve in the next few months, the World Health Orgnization (WHO) warned on Thursday.

"At this time we believe it is still too early to say that the pandemic is over. We are monitoring the situation carefully," said Dr Keiji Fukuda, the WHO's special adviser on pandemic influenza.

Addressing a telephone press conference, Fukuda said high levels of pandemic activity or infections were still continuing in many different countries, including France, Switzerland, Russia and Kazakstan.

He said the pandemic activity had clearly peaked and was on the way down in North America and some parts of Europe, but the peaking had occurred "extraordinarily early".

It remained unknown whether a new wave of infections would occur in the later winter or early spring months, he said.

"The pandemic is really a global event. The WHO will continue to monitor the situation in all parts of the world," Fukuda said.

He added that the WHO would continue to provide all possible support to countries that were particularly vulnerable in the face of pandemic infections.

Source : www.chinaview.cn

 

Travel Notices - CDC Travelers' Health

MANTAN-MANTAN KEPALA KKP MEDAN