SELAMAT DATANG Dr. JEFRI SITORUS, M.Kes semoga sukses memimpin KKP Kelas I Medan------------------------ Kami Mengabdikan diri Bagi Nusa dan Bangsa untuk memutus mata rantai penularan penyakit Antar Negara di Pintu Masuk Negara (Pelabuhan Laut, Bandar Udara dan Pos Lintas Batas Darat=PLBD) ------

Disease Outbreak News

Friday, May 14, 2010

WHO Ingatkan Hati-hati ke Afrika Selatan

Jenewa (ANTARA News) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Rabu 12/5/2010, menyarankan para pelancong ke Afrika Selatan agar berhati-hati terhadap gigitan serangga dan kontak dengan daging mentah, setelah wabah demam Lembah Rift menewaskan 18 orang.
"WHO tak menyatakan pembatasan perjalanan internasional ke atau dari Afrika Selatan," kata lembaga itu di dalam satu pernyataan yang disiarkan di jejaringnya seperti dilaporkan AFP."Namun, WHO menyarankan pelancong ke Afrika Selatan, terutama mereka yang bermaksud mengunjungi pertanian dan/atau tempat pertandingan, menghindari kontak dengan darah atau jaringan hewan, menghindari meminum air yang belum dimasak atau memakan daging yang belum dimasak atau memakan daging mentah," katanya.
"Semua pelancong melalui udara mesti melakukan tindakan pencegahan terhadap gigitan nyamuk dan serangan lain penghisap darah," katanya.
Demam Lembah Rift (RVF) adalah penyakit virus pada hewan ternak seperti sapi, kambing dan unta, tapi juga dapat menyerang manusia melalui kontak langsung dan tak langsung dengan organ atau darah hewan yang tertular."Penularan pada manusia juga bisa disebabkan oleh gigitan nyamuk yang tertular," kata WHO.
Saran perjalanan tersebut disiarkan hanya beberapa pekan sebelum pertandingan sepak bola Piala Dunia, ketika ribuan pendukung klub sepak bola diperkirakan mengunjungi Afrika Selatan.
Kebanyakan kasus penyakit itu pada manusia, yang lazim terjadi di Afrika utara dan timur, ringan, demikian catatan WHO. Tetapi kasus tersebut telah mematikan pada rata-rata kurang dari satu persen kasus, dengan suatu bentuk pendarahan yang lebih parah.
Pernyataan tersebut mengatakan pemerintah Afrika Selatan telah mengkonfirmasi 186 kasus demam virus itu pada manusia sampai 10 Mei, termasuk 18 kematian, di lima provinsi: Free State, Eastern, Western dan Northern Cape, serta North West Province.
Belum ada penjelasan kapan wabah itu mulai terjadi.WHO menyatakan dugaan kasus pertama pada seorang wisatawan Jerman, yang jatuh sakit pada 7 April, setelah ia mengunjungi tempat pertaningan dan daerah pedesaan, telah dikesampingkan oleh pemeriksaan laboratorium.
"Profesional medis perjalanan dan layanan medis perjalanan mesti menyadari situasi RVF saat ini di Afrika Selatan agar dapat memberi saran dan perawatan yang sesuai," kata badan kesehatan PBB itu.
Sumber : http://m.antaranews.com

Tuesday, May 11, 2010

Harapan Baru Pengembangan Vaksin AIDS

Senin, 10 Mei 2010 10:42 WIB


NEWYORK, KOMPAS.com - Para ilmuwan di Amerika Serikat mengklaim bahwa mereka telah mulai memahami suatu mekanisme perlindungan alami yang dimiliki tubuh seseorang terhadap HIV. Penemuan yang dipublikasikan dalam jurnal Nature ini menjadi kabar baik, karena dapat memberi petunjuk baru bagi terciptanya sejenis vaksin AIDS yang efektif di masa depan.
Menurut hasil riset, ada beberapa individu yang tubuhnya menunjukkan respon sangat lambat ketika terinfeksi sehingga membuat sel-sel darah putihnya lebih tangguh dalah melawan virus. Temuan ini berkaitan dengan elite controller yakni sekelompok pasien yang terinfeksi HIV, tetapi perkembangan penyakitnya hingga menjadi AIDS sangat lambat, atau bahkan tidak mengidapnya sama sekali.
Pada akhir 1990-an, terungkap bahwa para pasien ini - sekitar satu dari 200 orang terinfeksi HIV - memiliki gen yang spesifik yang disebut HLA B57. Para ahli dipimpin oleh Professor Arup Chakraborty dan Professor Bruce Walker, menemukan bahwa gen ini menyebabkan tubuh menghasilkan sel-sel T potensial - sejenis sel darah putih yang dapat melawan infeksi.
Sel ini bukan hanya membantu pasien dalam menghambat perkembangan virus, tetapi juga membuat rentan terhadap penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh dapat menjadi aktif dengan sendirinya. Para peneliti dari MIT dan Harvard ini yakin, vaksin ini akan terwujud dalam satu satu dekade mendatang.

Travel Notices - CDC Travelers' Health

MANTAN-MANTAN KEPALA KKP MEDAN