SELAMAT DATANG Dr. JEFRI SITORUS, M.Kes semoga sukses memimpin KKP Kelas I Medan------------------------ Kami Mengabdikan diri Bagi Nusa dan Bangsa untuk memutus mata rantai penularan penyakit Antar Negara di Pintu Masuk Negara (Pelabuhan Laut, Bandar Udara dan Pos Lintas Batas Darat=PLBD) ------

Disease Outbreak News

Saturday, June 4, 2011

Infeksi E Coli Juga Ditemukan di AS

KOMPAS.com — Kasus infeksi akibat strain bakteri E coli mematikan juga ditemukan di Amerika Serikat. Sebanyak tiga orang dilaporkan mengidap penyakit yang disebabkan bakteri yang menewaskan 18 orang di Eropa tersebut.

Keterangan dari pejabat Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan, ketiga pasien yang terserang strain E coli tersebut belum lama ini bepergian ke Jerman. Mereka saat ini sedang dirawat di rumah sakit akibat mengidap hemolytic uremic syndrome (HUS), gangguan ginjal mematikan akibat komplikasi bakteri E coli. Sampel darah ketiga pasien itu masih dalam pemeriksaan di laboratorium CDC Atlanta, Georgia.

"Kami mempertimbangkan mereka kemungkinan menjadi bagian dari wabah yang berkembang di Eropa," ungkap Dr Robert Tauxe, Deputi Direktur Division of Foodborne, Bacterial and Mycotic Diseases CDC.

Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO), sejauh ini tercatat ada 499 kasus HUS akibat merebaknya wabah E coli di Eropa. Angka kejadian HUS ini adalah yang tertinggi yang pernah terjadi di dunia, menurut Centers for Disease Control and Prevention.

"Sebagai perbandingan, ada 120 kasus HUS dalam kejadian terbesar wabah E coli di Jepang pada 1996," lanjut Tauxe.

Hingga kini para ahli belum dapat menjelaskan mengapa banyak kasus HUS bermunculan akibat strain bakteri yang diperkirakan CDC adalah strain O104:H4. Tauxe memperkirakan, strain ini memproduksi lebih banyak toksin ketimbang jenis lainnya.

Para dokter di Eropa dan Amerika Serikat tidak pernah lagi memberikan antibiotika kepada pasien yang terinfeksi E coli, sejak sejumlah penelitian menunjukkan bahwa langkah itu justru memperburuk kondisi pasien.

"Tampaknya antibiotika membuat bakteri meledak, dan racun yang berada di dalamnya keluar dan menimbulkan kerusakan," kata Dr Buddy Creech, asisten profesor penyakit menular di Vanderbilt University School of Medicine.

Menurutnya, hingga kini belum ada pengobatan khusus untuk mengatasi keganasan bakteri tersebut.

"Yang bisa kita lakukan adalah memberikan pasien obat mengatasi rasa sakit atau menempatkan mereka pada ventilator atau dialisis jika mereka membutuhkannya. Kita tidak bisa menangani masalah yang sebenarnya. Kita hanya bisa menunggu tubuh pulih dengan sendirinya. Yang bisa dilakukan hanya memonitor pasien dan berharap yang terbaik," ujar Dr Robert Steele, dokter anak dari St John’s Children’s Hospital di Springfield, Missouri.

Sumber : health.kompas.com

Eropa Diserang Bakteri E Coli Mematikan

BERLIN - Bakteri E Coli saat ini terus mewabah di Eropa. Lebih dari 1.600 orang dikabarkan terinfeksi oleh bakteri ini, sebelumnya 18 dikabarkan tewas akibat bakteri ini. Jerman dianggap sebagai pusat dari bakteri ini.

Meskipun ada perkiraan ribuan orangterinfeksi bakteri ini, namun belum ada jumlah pasti orang yang terkena bakteri tersebut. Bakteri ini diperkirakan berasal dari timun yang diimpor dari Spanyol.

Sekira 1.624 warga dikabarkan saat ini terinfeksi oleh bakteri tersebar di Eropa dan Amerika Serikat (AS). Segera setelah pengumuman adanya wabah ini, kepanikan pun tampak di Eropa dan AS.

Sementara korban tewas dilaporkan terus bertambah saat Jerman mengkalkulasi ulang jumlah korban tewas. Para ahli pun memperkirakan jumlah korban akan terus bertambah di Jerman.

Warga terus terinfeksi bakteri ini seperti di Austria, Denmark, Prancis, Belanda, Norwegia, Spanyol, Swedia, dan Swiss, termasuk pula di Inggris dan Amerika Serikat. "Semua korban tewas umumnya berasal dari warga yang mengunjungi Jerman utara atau berhubungan dengan warga di wilayah tersebut," pernyataan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) seperti dikutip Reuters, Jumat (3/6/2011).

Sementara menurut pihak Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, kemungkinan wabah ini merupakan yang paling mematikan dan dialami manusia. Ini didasarkan atas jumlah korban tewas yang dilaporkan saat ini.

Sumber :international.okezone.com

Friday, June 3, 2011

Uni Eropa Cabut Peringatan Bahaya Ketimun Spanyol

Madrid - Komisi Uni Eropa (UE) telah mencabut larangan atau warning atas ketimun dari pertanian Spanyol. Ketimun Spanyol sebelumnya disangka menjadi penyebab merebaknya bakteri E.coli.

"Komisi Eropa telah mencabut peringatan kesehatan terhadap ketimun Spanyol yang berasal dari Almeria yang telah diberlakukan Kamis pekan lalu," ujar Menteri Kesehatan Spanyol, Leire Pajin, seperti dikutip AFP, Kamis (2/6/2011).

Leire mengatakan, ia menerima informasi tersebut dari Komisioner Kesehatan UE, John Dalli, melalui sambungan telepon. Keputusan tersebut merupakan langkah penting untuk segera memulihkan pertanian Spanyol.

Otoritas kesehatan Hamburg, Jerman, pun mengakui bahwa pengujian terhadap dua ketimun yang diduga menjadi pembawa bakteri tersebut tidak terbukti. Ketimun Spayol sebelumnya diduga menjadi penyebab tewasnya 16 warga Jerman dan seorang warga Swedia.

"Pemerintah Spanyol melakukan segala upaya terhadap beberapa pihak untuk menghilangkan kecurigaan terhadap sayuran dari Spayol. Pada saat yang sama Spanyol juga melakukan penelitian sendiri di laboratorium Lugo (di Galicia), dan hasilnya membuktikan bahwa tidak adan kaitan antara konsumsi ketimun dari Almeria dengan wabah E.coli," imbuhnya.

Meski demikian, otoritas kota Hamburg masih akan terus menyelidiki asal muasal wabah tersebut.

Krisis ketimun maut tersebut dimulai lebih dari dua pekan lalu saat kasus pertama dilaporkan di Jerman utara. Hingga kini jumlah kasus yang dikonfirmasi dan diduga telah mencapai 1.200.

Pekan lalu otoritas Jerman mengingatkan masyarakat untuk tidak memakan sayuran mentah. Peringatan itu dikeluarkan setelah ditemukannya bakteri pada ketimun organik yang diimpor dari Spanyol.

Sumber : detiknews.com

Wednesday, June 1, 2011

WHO: Radiasi Ponsel Sebabkan Kanker Otak

Jakarta - Hasil penelitian terbaru mengungkapkan radiasi ponsel dapat menyebabkan kanker otak. Radiasi ponsel dikategorikan sama dengan zat karsinogenik berbahaya seperti timbal, asap knalpot, dan kloroform.


Hal tersebut diumumkan oleh organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO), seperti dikutip detikcom dari CNN, Rabu (1/6/2011).


Penelitian dilakukan oleh tim yang terdiri dari 31 ilmuwan dari 14 negara, termasuk Amerika Serikat. Keputusan dibuat setelah dilakukan peninjauan lebih mendalam tentang keamanan menggunakan ponsel. Tim menemukan cukup bukti untuk mengkategorikan radiasi ponsel sebagai sejenis zat berbahaya bagi manusia.


Tim menemukan bukti peningkatan glioma dan peningkatan resiko kanker otak akustik neuroma bagi pengguna ponsel. Namun belum dapat menarik kesimpulan untuk jenis kanker lainnya.


Saat ini Badan Lingkungan Eropa telah mendorong untuk studi lebih lanjut. Badan independen ini mengungkap ponsel bisa menimbulkan resiko yang sama besarnya dengan merokok, asbes dan bensin bertimbal.


Kepala sebuah lembaga penelitian kanker terkemuka di University of Pittsburgh mengirim memo kepada seluruh karyawan mendesak mereka untuk membatasi penggunaan telepon seluler karena kemungkinan resiko kanker.


Sumber : detiknews.com

Wabah Bakteri E.Coli, Sudah 16 Orang Tewas di Jerman

Jerman dilanda krisis timun beracun yang sejauh ini telah menewaskan 16 orang. Timun-timun impor asal Spanyol awalnya diduga sebagai penyebab wabah bakteri mematikan enterohamorrhagic E. coli (EHEC) yang telah merenggut nyawa tersebut.


Namun kini otoritas Jerman meragukan bahwa timun Spanyol merupakan biang keladi penyebaran bakteri E. coli tersebut.Menurut otoritas di Kota Hamburg, Jerman utara, hasil tes terbaru menunjukkan bahwa timun-timun yang diimpor dari Spanyol itu kemungkinan bukan penyebab krisis yang juga telah membuat ratusan orang jatuh sakit.


Hasil tes pada dua timun membuktikan bahwa timun-timun itu memang mengandung bakteri berbahaya E. coli, namun bukan dari strain E. coli yang telah menyebabkan kematian 15 orang di Jerman dan 1 orang di Swedia.


"Sumbernya masih tetap belum teridentifikasi," kata pejabat kesehatan Hamburg, Cornelia Pruefer-Storcks pada konferensi pers."Dari empat timun yang telah bisa kami pastikan keberadaan patogen EHEC, kami telah menemukan -- dua di antaranya -- bahwa timun-timun itu mengandung patogen EHEC, namun bukan strain yang bertanggung jawab atas perkembangan sulit saat ini," ujarnya seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (1/6/2011). Diimbuhkannya, dua jenis timun lainnya saat ini masih dianalisa.


Sebelumnya Menteri Kesehatan Jerman Daniel Bahr mengindikasikan sumber infeksi masih aktif. Kepada media, Bahr mengatakan sedang mengupayakan cara mengatasi kasus ini. Pusat pengendalian penyakit Nasional Jerman, Robert Koch Institute menyarankan tidak mengkonsumsi timun mentah, tomat dan selada. "Terutama jika sayuran ini dibeli dari Jerman bagian utara," ujarnya.


Sumber :detik.com

Travel Notices - CDC Travelers' Health

MANTAN-MANTAN KEPALA KKP MEDAN