SELAMAT DATANG Dr. JEFRI SITORUS, M.Kes semoga sukses memimpin KKP Kelas I Medan------------------------ Kami Mengabdikan diri Bagi Nusa dan Bangsa untuk memutus mata rantai penularan penyakit Antar Negara di Pintu Masuk Negara (Pelabuhan Laut, Bandar Udara dan Pos Lintas Batas Darat=PLBD) ------

Disease Outbreak News

Wednesday, January 27, 2010

WHO Dukung Inisiatif RI untuk mendirikan WHO Collaborative Centre di Indonesia

“Saya mendukung inisiatif RI untuk mendirikan WHO Collaborating Centre Influenza di Indonesia, dan akan memberikan bantuan untuk mewujudkan inisiatif tersebut” demikian ditegaskan oleh Direktur Jenderal World Health Organization (WHO), Dr. Margaret Chan, dalam pertemuannya dengan Menteri Kesehatan RI, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH di sela-sela Sidang Executive Board ke-126 WHO di Jenewa,Swiss, tanggal 18 Januari 2010.

Dukungan Dirjen WHO tersebut memiliki arti penting dalam upaya Indonesia agar negara-negara berkembang juga memiliki kapasitas yang memadai untuk mendiagnosa dan melakukan risk assesment (penilaian resiko) terhadap penyakit berpotensi pandemi seperti H5N1 dan H1N1.

Dirjen WHO juga mendukung pembentukan WHO Collaborating Centre untuk Disaster Management di Indonesia. Saat ini telah dibentuk 9 Pusat Disaster Management (Regional Pusat Penanggulangan Krisis), yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara, dan 2 Sub Regional di Sumatera Barat dan Papua. Dirjen WHO memuji kapasitas Indonesia dalam manajemen bencana sehingga dapat menjadi pusat pelatihan bagi negara-negara lain.

Pertemuan bilateral antara Menkes RI dengan Dirjen WHO tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan di hari pertama Sidang ke-126 Executive Board WHO yang akan berlangsung hingga tanggal 23 Januari 2010. Selain pertemuan dengan Dirjen WHO, Menkes RI juga telah menyelenggarakan pertemuan bilateral dengan Menteri Kesehatan India dan Brunei Darussalam dalam rangka membicarakan upaya-upaya memperkuat kerjasama kesehatan bilateral.

Executive Board merupakan badan eksekutif WHO yang beranggotakan 34 negara anggota WHO, termasuk Indonesia . Menkes RI telah berhasil terpilih sebagai salah satu Wakil Ketua bersama dengan Korea Selatan , Oman dan Paraguay . Sidang EB-WHO yang saat ini dipimpin oleh Uganda dimandatkan untuk menyusun keputusan dan kebijakan yang akan dibahas dan ditetapkan oleh World Health Assembly (WHA), serta memberikan arahan kepada Dirjen WHO dalam melaksanakan keputusan-keputusan WHA.

Dalam Sidang ke-126 EB-WHO ini, selain terus memperjuangkan kelanjutan pembentukan Framework Virus Sharing dan Benefits Sharing, Indonesia juga berinisiatif untuk mengajukan rancangan resolusi mengenai “the Improvement of Health through Safe and Environmentally Sound Waste Management”. Pengajuan rancangan resolusi tersebut merupakan upaya Indonesia untuk menindaklanjuti keputusan “Bali Declaration on Waste Management for Human Health and Livelihood” yang disepakati pada Sidang ke-9 COP to the Basel Convention di Bali, bulan Juni 2008.

Sumber : www.depkes.go.id

Tuesday, January 26, 2010

Usul Indonesia Akan Dibahas Sidang Kesehatan Dunia

Jakarta (ANTARA News) - Rancangan resolusi penanganan limbah yang disampaikan Indonesia pada pertemuan Badan Eksekutif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan lalu di Swiss akan dibahas dalam Sidang Kesehatan Dunia (World Health Assembly/WHA) Mei mendatang, demikian Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih di Jakarta, Senin.
"Ternyata banyak anggota `Executive Board` yang mendukung, baik dari negara maju maupun berkembang. Draf resolusi akan dibahas di WHA," kata Endang Rahayu.
Pemerintah mengajukan usul resolusi perbaikan kesehatan melalui pengelolaan lingkungan dan limbah secara baik untuk menindaklanjuti Pertemuan Para Pihak the Basel Convention di Bali yang membahas penanganan limbah berbahaya. Usul resolusi itu, menurut Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Hubungan Kerja sama Internasional dan Kelembagaan Makarim Wibisono, berisi permintaan agar Direktur Jenderal WHO melakukan kerjasama dengan organisasi terkait dalam mencegaha munculnya masalah kesehatan akibat limbah berbahaya.
Menurut pemerintah, masalah itu semestinya dipadukan dengan pengelolaan lingkungan.Organisasi internasional yang mengurusi masalah kesehatan global seperti WHO juga harus menjadikan upaya pengelolaan lingkungan dan limbah secara baik sebagai bagian dari program kesehatan yang dijalankannya.
Menteri Kesehatan menjelaskan, Badan Eksekutif WHO juga menyepakati usul Indonesia tentang penguatan komitmen politik serta kerjasama antarnegara dalam mendukung pencapaian target Tujuan Pembangunan Millenium untuk menurunkan kematian ibu dan bayi serta penurunan jumlah penderita tuberkulosis, malaria dan HIV/AIDS.
Badan Eksekutif WHO beranggotakan 34 negara di mana Indonesia menjadi anggota sejak tahun 2007 dan akan berakhir pada 2010.
Badan Eksekutif WHO bertemu untuk menyusun keputusan dan kebijakan yang akan dibahas pada WHA serta memberi arahan kepada Direktur Jenderal WHO untuk melaksanakan keputusan-keputusan WHA.
Sumber : Antara Online

Travel Notices - CDC Travelers' Health

MANTAN-MANTAN KEPALA KKP MEDAN