SELAMAT DATANG Dr. JEFRI SITORUS, M.Kes semoga sukses memimpin KKP Kelas I Medan------------------------ Kami Mengabdikan diri Bagi Nusa dan Bangsa untuk memutus mata rantai penularan penyakit Antar Negara di Pintu Masuk Negara (Pelabuhan Laut, Bandar Udara dan Pos Lintas Batas Darat=PLBD) ------

Disease Outbreak News

Thursday, January 31, 2008

Kasus Flu Burung di Indonesia Sampai Dengan 3 Februari 2008


Masyarakat Perlu Waspada Flu Burung.

Depkes OL, 04 Feb 2008
Sumber penularan Flu Burung masih berasal dari unggas. Oleh karenanya, masyarakat sebaiknya tetap waspada dan tanggap terhadap unggas yang sakit dan mati mendadak. Masyarakat harus membiasakan hidup bersih dan sehat agar terhindar dari virus Flu Burung.
Langkah-langkah antisipasi menghindari terjangkit virus Flu Burung dapat dilakukan dengan tidak menyentuh ayam, bebek, dan unggas lain yang sakit atau mati. Biasakan mencuci pakai sabun tangan dan peralatan masak, pisahkan unggas dari manusia. Bila ada gejala flu dan demam setelah berdekatan dengan unggas, segera periksakan ke Puskesmas. Gunakan sarung tangan, penutup mulut dan hidung saat memegang unggas, jangan memakan unggas yang sakit atau mati, sembelih, bakar, kubur unggas yang sakit atau mati, dan jangan biarkan anak-anak bermain dengan unggas. Jika demam tampak atau dirasa setelah berhubungan dengan unggas segera periksa ke dokter atau RS.
Dua kasus terakhir adalah Su dari Kota Tangerang, Propinsi Banten dan Sa dari Jakarta Barat, Propinsi DKI Jakarta. Keduanya dinyatakan positif terinfeksi H5N1 berdasarkan pemeriksaan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Depkes dan Laboratorium Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.
Su (P, 29 th) ibu rumah tangga warga Kel. Gondrong, Kec. Cipondoh, Kota Tangerang mulai sakit tanggal 22 Januari dengan gejala batuk, demam dan sesak napas. Tanggal 28 Januari 2008 masuk RS Usada Insani dan sehari kemudian (29/1) dirujuk ke RS Persahabatan Jakarta Timur. Pasien meninggal dunia tanggal 2 Februari 2008 pukul 19.30 WIB. Tetangga di sekitar tempat tinggal Su ditemukan memelihara ayam namun belum diketahui apakah ayam tersebut terinfeksi H5N1.
Kasus berikutnya, Sa (P, 38 th), asal Kampung Gondang, Kel. Kali Deres, Jakarta Barat, mulai sakit tanggal 24 Januari 2008 dengan gejala batuk, demam, pilek dan sakit tenggorokan. Tanggl 26 Januari, masuk RS MH. Thamrin Tangerang dan tanggal 29 Januari mulai dirawat di RS Usada Insani. Tanggal 1 Februari 2008 Sa dirujuk ke RS Persahabatan Jakarta dan masih dirawat dengan menggunakan ventilator. Satu 1 minggu sebelumnya, ia berkunjung ke rumah orang tuanya di Kampung Cagak yang bertetangga dengan pengumpul entog. Sampai dengan tanggal 3 Februari 2008, jumlah kasus Flu Burung di Indonesia mencapai 126 kasus, 103 diantaranya meninggal. Angka kematian atau Case Fatality Rate (CFR) kasus Flu Burung mencapai 81,7%.

Demikian laporan yang diterima Pusat Komunikasi Publik dari Posko Flu Burung, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan, 4 Februari 2008. Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-5223002 dan 52960661, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.


Data Kasus Flu Burung pada Manusia di Indonesia 30 Januari 2008


NAS, Pasien Flu Burung di Banten Meninggal Dunia

Depkes OL, 31 Jan 2008
Nas (L, 32 th), warga Perumahan Medistrania, Desa Sukamulya, Kec. Cikupa, Kab. Tangerang, Banten, korban positif Flu Burung, meninggal dunia, Selasa, 29 Januari 2008. Nas dinyatakan positif terinfeksi virus H5N1 berdasarkan pemeriksaan Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Depkes dan Laboratorium Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Jakarta, tanggal 28 Januari 2008. Dengan meninggalnya Nas, jumlah korban meninggal akibat Flu Burung mencapai 101 orang dari 124 kasus. Angka kematian atau Case Fatality Rate (CFR) mencapai 81,4%.
Demikian laporan yang diterima Pusat Komunikasi Publik dari Posko Flu Burung, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan, 30 Januari 2008.
Nas (L, 32 th) yang sehari-hari berprofesi sebagai pedagang pecel ayam, mulai sakit tanggal 17 Januari 2008 dengan gejala sakit kepala, nyeri perut, sesak napas dan demam. Tanggal 24 Januari, Nas masuk RS Bakti Asih Tangerang, lalu dua hari kemudian (26/01) dirujuk ke RS Persahabatan. Salah satu tetangga yang tinggal sejauh 500 meter dari rumah Nas memelihara 12 ekor burung dara.
Banten merupakan propinsi ketiga terbanyak dalam kasus Flu Burung, setelah Propinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-5223002 dan 52960661, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

Wednesday, January 30, 2008

Flu Burung Hingga Akhir Januari 2008, 124 Kasus Positif dengan 100 kematian


Memasuki pekan terakhir bulan Januari 2008, korban positif Flu Burung bertambah 4 kasus, berdasarkan pemeriksaan RT – PCR (Real Time Polimerase Chain Reaction) Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Depkes dan Laboratorium Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Keempat korban tersebut adalah Nas dari Kab. Tangerang Propinsi Banten, MIY dari Depok Propinsi Jawa Barat, serta Res dan Vir dari Jakarta Timur, Propinsi DKI Jakarta.
Sejak ditemukan kasus pertama pada pertengahan bulan Juli 2005, jumlah kasus Flu Burung di Indonesia hingga tanggal 28 Januari 2008 mencapai 124 orang, 100 orang diantaranya meninggal dunia. Angka kematian atau Case Fatality Rate (CFR) mencapai 80.6%.
Demikian laporan yang diterima Pusat Komunikasi Publik dari Posko Flu Burung, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan, 28 Januari 2008.
Nas (L, 32 th), pedagang pecel ayam warga Perumahan Medistrania, Desa Sukamulya, Kec. Cikupa, Kab. Tangerang, Banten mulai sakit tanggal 17 Januari 2008 dengan gejala sakit kepala, nyeri perut, sesak napas dan demam. Tanggal 24 Januari, Nas masuk RS Bakti Asih Tangerang, lalu dua hari kemudian (26/01) dirujuk ke RS Persahabatan. Kini Nas masih dirawat di ruang ICU. Salah satu tetangga yang tinggal sejauh 500 meter dari rumah Nas memlihara 12 ekor burung dara.
MIY (L, 9,5 th), pelajar warga Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat mulai sakit tanggal 16 Januari 2008 dengan gejala sakit berat, sesak nafas berat, dan panas sampai 37,80C. Setelah berobat ke RS Sentra Medika Cimanggis, tanggal 23 Januari 2008 dirujuk ke RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso (RSPISS) tanggal 27 Januari 2008. Hingga saat ini faktor penyebab penularan masih dalam penyelidikan.
Res (P, 31 th), warga Duren Sawit, Jakarta Timur, mulai demam tanggal 18 Januari 2008. Masuk RS Harum tanggal 22 Januari 2008 dengan keluhan batuk. Empat hari kemudian (26/1/2008) ia dirujuk ke RS Persahabatan Jakarta Timur dengan keluhan panas, batuk serta sakit kepala. Hingga kini RF masih dirawat dengan menggunakan ventilator. Berdasarkan penyelidikan ditemukan beberapa hal yang mungkin merupakan sumber penularan (faktor risiko), yaitu adanya tempat pemeliharaan ayam 100 meter dari rumahnya dan tempat penyembelihan ayam 500 meter dari rumahnya. Selain itu, pada tanggal 15 Januari 2008, RF pernah pergi ke pasar unggas.
Vir (P, 23 th), warga Pulogebang Jakarta Timur mulai sakit tanggal 19 Januari 2008 dengan keluhan demam dan sesak nafas. Tanggal 24 Januari ia dirawat di RS Ananda Bekasi dan dirujuk ke RSPI-SS dua hari kemudian (26/01), meninggal tanggal 27 Januari 2008. Hingga saat ini kemungkinan sumber penularan Vir masih dalam penyelidikan.Sumber penularan Flu Burung masih berasal dari unggas. Oleh karenanya, masyarakat sebaiknya tetap waspada dan tanggap terhadap unggas yang sakit dan mati mendadak.

Travel Notices - CDC Travelers' Health

MANTAN-MANTAN KEPALA KKP MEDAN