Flu Burung Hingga Akhir Januari 2008, 124 Kasus Positif dengan 100 kematian
Memasuki pekan terakhir bulan Januari 2008, korban positif Flu Burung bertambah 4 kasus, berdasarkan pemeriksaan RT – PCR (Real Time Polimerase Chain Reaction) Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Depkes dan Laboratorium Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Keempat korban tersebut adalah Nas dari Kab. Tangerang Propinsi Banten, MIY dari Depok Propinsi Jawa Barat, serta Res dan Vir dari Jakarta Timur, Propinsi DKI Jakarta.
Sejak ditemukan kasus pertama pada pertengahan bulan Juli 2005, jumlah kasus Flu Burung di Indonesia hingga tanggal 28 Januari 2008 mencapai 124 orang, 100 orang diantaranya meninggal dunia. Angka kematian atau Case Fatality Rate (CFR) mencapai 80.6%.
Demikian laporan yang diterima Pusat Komunikasi Publik dari Posko Flu Burung, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan, 28 Januari 2008.
Nas (L, 32 th), pedagang pecel ayam warga Perumahan Medistrania, Desa Sukamulya, Kec. Cikupa, Kab. Tangerang, Banten mulai sakit tanggal 17 Januari 2008 dengan gejala sakit kepala, nyeri perut, sesak napas dan demam. Tanggal 24 Januari, Nas masuk RS Bakti Asih Tangerang, lalu dua hari kemudian (26/01) dirujuk ke RS Persahabatan. Kini Nas masih dirawat di ruang ICU. Salah satu tetangga yang tinggal sejauh 500 meter dari rumah Nas memlihara 12 ekor burung dara.
MIY (L, 9,5 th), pelajar warga Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat mulai sakit tanggal 16 Januari 2008 dengan gejala sakit berat, sesak nafas berat, dan panas sampai 37,80C. Setelah berobat ke RS Sentra Medika Cimanggis, tanggal 23 Januari 2008 dirujuk ke RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso (RSPISS) tanggal 27 Januari 2008. Hingga saat ini faktor penyebab penularan masih dalam penyelidikan.
Res (P, 31 th), warga Duren Sawit, Jakarta Timur, mulai demam tanggal 18 Januari 2008. Masuk RS Harum tanggal 22 Januari 2008 dengan keluhan batuk. Empat hari kemudian (26/1/2008) ia dirujuk ke RS Persahabatan Jakarta Timur dengan keluhan panas, batuk serta sakit kepala. Hingga kini RF masih dirawat dengan menggunakan ventilator. Berdasarkan penyelidikan ditemukan beberapa hal yang mungkin merupakan sumber penularan (faktor risiko), yaitu adanya tempat pemeliharaan ayam 100 meter dari rumahnya dan tempat penyembelihan ayam 500 meter dari rumahnya. Selain itu, pada tanggal 15 Januari 2008, RF pernah pergi ke pasar unggas.
Vir (P, 23 th), warga Pulogebang Jakarta Timur mulai sakit tanggal 19 Januari 2008 dengan keluhan demam dan sesak nafas. Tanggal 24 Januari ia dirawat di RS Ananda Bekasi dan dirujuk ke RSPI-SS dua hari kemudian (26/01), meninggal tanggal 27 Januari 2008. Hingga saat ini kemungkinan sumber penularan Vir masih dalam penyelidikan.Sumber penularan Flu Burung masih berasal dari unggas. Oleh karenanya, masyarakat sebaiknya tetap waspada dan tanggap terhadap unggas yang sakit dan mati mendadak.
Sejak ditemukan kasus pertama pada pertengahan bulan Juli 2005, jumlah kasus Flu Burung di Indonesia hingga tanggal 28 Januari 2008 mencapai 124 orang, 100 orang diantaranya meninggal dunia. Angka kematian atau Case Fatality Rate (CFR) mencapai 80.6%.
Demikian laporan yang diterima Pusat Komunikasi Publik dari Posko Flu Burung, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan, 28 Januari 2008.
Nas (L, 32 th), pedagang pecel ayam warga Perumahan Medistrania, Desa Sukamulya, Kec. Cikupa, Kab. Tangerang, Banten mulai sakit tanggal 17 Januari 2008 dengan gejala sakit kepala, nyeri perut, sesak napas dan demam. Tanggal 24 Januari, Nas masuk RS Bakti Asih Tangerang, lalu dua hari kemudian (26/01) dirujuk ke RS Persahabatan. Kini Nas masih dirawat di ruang ICU. Salah satu tetangga yang tinggal sejauh 500 meter dari rumah Nas memlihara 12 ekor burung dara.
MIY (L, 9,5 th), pelajar warga Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat mulai sakit tanggal 16 Januari 2008 dengan gejala sakit berat, sesak nafas berat, dan panas sampai 37,80C. Setelah berobat ke RS Sentra Medika Cimanggis, tanggal 23 Januari 2008 dirujuk ke RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso (RSPISS) tanggal 27 Januari 2008. Hingga saat ini faktor penyebab penularan masih dalam penyelidikan.
Res (P, 31 th), warga Duren Sawit, Jakarta Timur, mulai demam tanggal 18 Januari 2008. Masuk RS Harum tanggal 22 Januari 2008 dengan keluhan batuk. Empat hari kemudian (26/1/2008) ia dirujuk ke RS Persahabatan Jakarta Timur dengan keluhan panas, batuk serta sakit kepala. Hingga kini RF masih dirawat dengan menggunakan ventilator. Berdasarkan penyelidikan ditemukan beberapa hal yang mungkin merupakan sumber penularan (faktor risiko), yaitu adanya tempat pemeliharaan ayam 100 meter dari rumahnya dan tempat penyembelihan ayam 500 meter dari rumahnya. Selain itu, pada tanggal 15 Januari 2008, RF pernah pergi ke pasar unggas.
Vir (P, 23 th), warga Pulogebang Jakarta Timur mulai sakit tanggal 19 Januari 2008 dengan keluhan demam dan sesak nafas. Tanggal 24 Januari ia dirawat di RS Ananda Bekasi dan dirujuk ke RSPI-SS dua hari kemudian (26/01), meninggal tanggal 27 Januari 2008. Hingga saat ini kemungkinan sumber penularan Vir masih dalam penyelidikan.Sumber penularan Flu Burung masih berasal dari unggas. Oleh karenanya, masyarakat sebaiknya tetap waspada dan tanggap terhadap unggas yang sakit dan mati mendadak.