SELAMAT DATANG Dr. JEFRI SITORUS, M.Kes semoga sukses memimpin KKP Kelas I Medan------------------------ Kami Mengabdikan diri Bagi Nusa dan Bangsa untuk memutus mata rantai penularan penyakit Antar Negara di Pintu Masuk Negara (Pelabuhan Laut, Bandar Udara dan Pos Lintas Batas Darat=PLBD) ------

Disease Outbreak News

Tuesday, March 4, 2008

Flu Burung Penuh Misteri

WASPADA Online

Terhitung sejak Kamis, 16 Juni 2005, Indonesia menambah panjang daftar negara Asia yang warganya terjangkit flu burung. Ini makin meyakinkan badan kesehatan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) bahwa virus ini bisa merebak ke manusia dan mengancam jutaan jiwa.

Seiring dengan perjalanan waktu, kasus flu terus menyebar ke daerah-daerah lain termasuk di Sumatera Utara. Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa kasus flu burung yang menewaskan tujuh orang dalam satu keluarga di Kabupaten Karo, merupakan cluster terbesar di dunia.

Yang membuat masyarakat bertanya-tanya, sampai saat ini sumber penularan flu burung pada manusia di Kabupaten Karo tidak diketahui. Akibatnya, isu santet sempat merebak menyusul meninggalnya warga Kabupaten Karo tersebut.

Konsultan penyakit tropik dan infeksi dr. Umar Zein, DTM&H, SpPD-KPTI memprediksi penyakit flu burung akan terus berjangkit di beberapa daerah di Indonesia termasuk Sumatera Utara dan Medan. Hal ini disebabkan flu burung tergolong penyakit yang misterius.

Menurut Umar Zein, kasus flu burung yang terjadi di Indonesia erat kaitannya antara kepadatan unggas dengan kepadatan penduduk. Artinya, jika suatu daerah memiliki kepadatan unggas dan kepadatan penduduk yang cukup tinggi maka akan berpeluang terhadap berjangkitnya flu burung. Kondisi ini bisa terjadi karena virus flu burung menular melalui udara.

Selain itu, lanjut Umar Zein, penyakit flu burung tergolong misterius karena sejumlah kasus yang terjadi pada manusia, tidak ditemukan sumber penularannya. Akibatnya, tidak diketahui jenis unggas yang menularkan virus dan lokasi penularan virus flu burung.

Contohnya, kasus flu burung di Kabupaten Karo yang menyebabkan enam orang dalam satu keluarga meninggal. Dalam kasus tersebut, tercatat ada tujuh orang yang dinyatakan positif terjangkit flu burung dan seorang di antaranya berhasil disembuhkan.

"Yang paling mengejutkan yakni enam penderita flu burung tersebut meninggal dunia meski telah diberikan obat tamiflu secara teratur. Sebaliknya, seorang penderita lagi yang menolak diberikan obat tamiflu, ternyata bisa sembuh," ujar Umar Zein dengan nada heran.

Fakta lain yang mendukung bahwa flu burung tergolong penyakit misterius adalah tidak ditemukannya sumber penularan flu burung pada manusia di Kabupaten Karo.

"Lihat saja, kendati ada tujuh warga Kabupaten Karo yang dinyatakan positif terjangkit flu burung, namun tidak ada satu pun unggas di daerah tersebut yang ditemukan terjangkit virus flu burung. Sedangkan di Medan dan beberapa daerah lain ditemukan adanya unggas yang positif terjangkit flu burung, namun tidak ditemukan kasus flu burung pada manusia," tambahnya.

Kondisi yang misterius tersebut memunculkan berbagai dugaan di antaranya, warga Kabupaten Karo tersebut terjangkit flu burung saat mengunjungi daerah lain atau kasus flu burung di Kabupaten Karo bersumber dari unggas liar.

"Soal seorang penderita flu burung yang enggan minum obat tamiflu namun tetap bisa bertahan hidup, kemungkinan daya tahan tubuhnya lebih kuat dibanding enam penderita flu burung lainnya," kata Umar Zein.

Sementara itu, sebanyak 52 kasus suspect flu burung terjadi di Sumatera Utara (Sumut) dari mulai tahun 2005-2008. Dari jumlah tersebut delapan diantaranya positif terinfeksi H5N1 (flu burung) setelah diperiksa di Balitbangkes Jakarta, sementara 44 lainnya negative. Sedangkan korban meninggal akibat flu burung tercatat sebanyak tujuh orang.

Sedangkan Asia Tenggara telah dinyatakan dalam status waspada pandemi flu burung. Hal ini disebabkan sejak akhir Desember 2004 hingga September 2005 WHO mencatat ada 115 kasus flu burung yang menginfeksi manusia. "59 di antaranya meninggal," kata Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari. (m26) (ags)

Sumber : http://www.waspada.co.id/Serba-Serbi/Kesehatan/Flu-Burung-Penuh-Misteri.html

Berikut ini adalah tabel tentang Asumsi skenario Pandemi Propinsi Sumatera Utara dengan menggunakan pengalaman Pandemi Spanish Flu 1918 dan Asian Flu tahun 1957 serta  Hongkong Flu tahun 1968.


Cumulative Number of Confirmed Human Cases of Avian Influenza A/(H5N1)

Sunday, March 2, 2008

Bapak dan Anak di Solo Diduga Terkena Flu Burung

Minggu, 2 Maret 2008 | 02:01 WIB

Solo, Kompas - S (38) dan anaknya, IFH (9), warga Dusun Kedungampel, Desa Kedungampel, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dinyatakan terduga (suspect) flu burung. Sejak Sabtu (1/3), mereka dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Dr Moewardi, Solo, Jateng.

Ketua Tim Medik Penanganan Flu Burung RSUD Dr Moewardi, dr Reviono SpP, mengungkapkan, S dan IFH merupakan pasien rujukan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten. Dari hasil pemeriksaan, saturasi oksigen mereka masih bagus, 99-100 persen, dan kadar leukosit normal.

Meski demikian, mereka tetap dinyatakan terduga flu burung karena ada riwayat kontak dengan unggas mati mendadak. Hasil rontgen pun menunjukkan adanya pneumonia, meskipun minimal. ”Menurut informasi dari Klaten, hasil tes unggas mati, positif flu burung,” katanya.

Kamis lalu, di Dusun Krajan, Desa Banding, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, Jateng, juga ditemukan kasus flu burung, menyusul mati mendadaknya sejumlah ayam milik warga. Karena itu, kemarin, sebanyak 542 ayam dan 379 butir telur ayam milik warga Dusun Krajan dimusnahkan secara massal oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang.

Koordinator Tim Pengendali Flu Burung Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang, Rovinus Goa, mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan penyebab penyebaran virus flu burung di Krajan. ”Saat musim hujan, temuan unggas yang terkena virus ini biasanya memang meningkat,” ujarnya.

Wakil Bupati Semarang Siti Ambar Fathonah menyatakan, pemilik ayam yang ayamnya dimusnahkan secara massal itu akan diberi ganti rugi. ”Warga pasti akan mendapat ganti rugi. Tapi membutuhkan waktu karena perlu proses administrasi,” katanya.

Tanggal 23 Februari lalu, di Tegal, Jateng, juga ditemukan kasus serupa. Saat itu, ayam kampung milik warga juga mati mendadak. Setelah dilakukan uji cepat diketahui ayam yang mati itu terjangkit flu burung.

Kontak

Istri S, Sugiyatmi, menuturkan, dua dari tiga ayam peliharaannya mati mendadak sekitar lima hari lalu. Di sekitar tempat tinggal mereka, sejak sepekan lalu, terjadi kematian ayam mendadak. ”Suami saya kemudian batuk pilek dan panas sekitar tiga hari lalu. Sempat ke mantri hari Jumat. Anak saya kemarin ikut panas. Saya kira cuma masuk angin, karena yang batuk pilek lebih dulu sebenarnya saya,” ungkap Sugiyatmi, yang menunggui kedua pasien tersebut di rumah sakit.

Awal Februari, Alif Tri Anggoro Putro (17), pasien flu burung asal Kedungringin, Soko, Miri, Sragen, Jateng, juga dinyatakan positif flu burung. Alif meninggal 10 Februari di RS Dr Moewardi setelah dirawat satu hari. (eki/gal)

Sumber berita : http://www.kompas.co.id/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.03.02.02011588&channel=2&mn=154&idx=154

Tim RS Persahabatan Kembali Berhasil Mengobati 2 Pasien Flu Burung Hingga Sembuh

Jakarta, 01 Mar 2008.

Tim dokter RS Persahabatan kembali berhasil merawat dan mengobati hingga sembuh Sania dan anaknya (Dewi Nurmiati) dari penyakit Flu Burung. Kedua pasien ibu dan anak tersebut dirawat selama kurang lebih satu bulan. Kemarin, tanggal 28 Februari 2008, dinyatakan telah sembuh total dan mereka diijinkan pulang setelah hasil pemeriksaan laboratorium 3 hari berturut-turut negatif H5N1. Selama dalam perawatan di ruang isolasi flu burung, kedua pasien dirawat dan dimonitor dengan ketat. Semua biaya pengobatan pasien Flu Burung, ditanggung pemerintah (Depkes).
Ini merupakan keberhasilan kali ke empat dan kelima pasien positif Flu Burung yang dirawat dan diobati sampai sembuh di RS itu, setelah sebelumnya M. Arif warga Tangerang dan Indah warga Menteng Jakarta, juga dinyatakan sembuh.
Kepulangan Sania dan anaknya diantar langsung oleh Ketua Tim Penanggulangan Flu Burung RS Persahabatan dr. Mukhtar Ikhsan, MARS ke rumahnya Jl. Peta Barat No. 3 Kampung Godang, Kalideres, Jakarta Barat menggunakan mobil dinas RS Persahabatan, kendati pihak keluarga dan rombongan pengajiannya sudah berada di RS itu untuk menjemputnya.
Maksud Tim RS Persahabatan mengantarkan pasien positif Flu Burung yang telah sembuh ke rumahnya adalah untuk memberikan penjelasan sekaligus penyuluhan kepada keluarga dan masyarakat sekitar bahwa virus Fu Burung ini tidak menular dari manusia ke menusia. Sampai saat ini penularannya masih dari unggas ke manusia. Selain itu penyakit Flu Burung dapat dicegah dengan perilaku hidup bersih dan sehat.
dr. Mukhtar Ikhsan, MARS, menyatakan pencegahan penyakit Flu burung yang paling murah dan efektif adalah menjaga pola hidup sehat seperti sering mencuci tangan dengan sabun/deterjen setelah melakukan aktifitas, memasak makanan yang berasal dari ayam/unggas sampai matang. Hal ini penting karena virus flu burung akan mati dengan air sabun/deterjen dan/atau dipanasi sampai mendidih (dengan suhu 100° C). Selain itu masyarakat diminta tidak memelihara unggas/ayam di pemukiman. Masyarakat juga dminta menjaga daya tahan tubuh dengan makan makanan bergizi dan menjaga kebersihan rumah.
Sementara di rumah Sania, telah berkumpul sanak saudara, tetangga dengan perasaan suka cita. Bahkan pada malam harinya diadakan acara syukuran. Juga hadir di rumah Sania, staf Dinas Kesehatan Jakarta Barat, dokter Puskesmas dan Lurah Kalideres.
Kepada staf Pusat Komunikasi Publik Depkes, Lurah Kalideres, Dadang Sugiarto, SE, menyatakan bahwa pihak Kelurahan Kalideres telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar unggas tidak boleh ada di pemukiman. Unggas yang masih ada diminta untuk dijual. Selain itu setiap hari Jumat dilakukan sweeping unggas di pemukiman penduduk di wilayah kerjanya.
Rumah Sania merupakan pemukiman yang sangat padat penduduk dengan kondisi lingkungan yang buruk, cahaya matahari kurang, serta sirkulasi udara yang buruk. Di samping padat, di perumahan itu juga banyak warga yang memelihara ayam terlihat dari banyaknya kandang ayam yang kosong karena telah dimusnahkan. Begitu juga rumah orangtua Sania di Kampung Cagak, Tangerang, bertetangga dengan pengepul entog dan banyak kandang ayam yang sudah dimusnahkan. Sebelum sakit, Sania (ibu rumah tangga, 38 th) diketahui berkunjung ke rumah orangtuanya di Kampung Cagak, Semanan, Tangerang. Ia mulai sakit tanggal 24 Januari dengan gejala batuk, demam, pilek dan sakit tenggorokan. Keluhan yang juga dirasakan adalah nyeri saat menelan dan nyeri sendi. Sania tanggal 26 Januari berobat ke RS HM Husni Thamrin Tangerang dan tanggal 29 Januari dirujuk ke RS Usada Insani. Tanggal 1 Februari dirujuk ke RS Persahabatan, Jakarta karena sakitnya makin berat. Kemudian langsung dirawat di ruang isolasi flu burung dengan pemberian oksigen sungkup. Kondisi semakin memburuk dan pada tanggal 2 Februari jam 06.00 WIB diputuskan dipasang ventilator (alat bantu pernapasan). Hasil pemeriksaan PCR H5N1 positif. Tanggal 7 Februari jam 13.45 WIB keadaannya membaik dan ventilator dilepas, diganti dengan oksigen sungkup. Tanggal 15 Februari kondisinya semakin membaik dengan hasil PCR H5N1 negatif selama 3 hari berturut-turut dan kemudian pasien dipindah ke ruang rawat biasa. Tanggal 28 Februari 2008, pasien diantarkan pulang.
Sedangkan anaknya (Dewi Nurmiati, 14th) mulai mengeluh sakit dan batuk tanggal 2 Februari 2008. Pada tanggal 8 Februari jam 12.00 WIB tiba di RS Persahabatan. Pada pemeriksaan fisis saat masuk rumah sakit, Dewi berada dalam keadaan sakit berat. Pasien langsung dirawat di ruang isolasi flu burung dengan pemberian oksigen sungkup, kondisi semakin memburuk pada tanggal 10 Februari jam 10.30 WIB diputuskan untuk dipasang ventilator. Hasil PCR H5N1 positif. Tanggal 18 Februari jam 14.30 WIB keadaanya membaik dan ventilator dilepas, diganti dengan oksigen sungkup. Hasil PCR H5N1 negatif selama 3 hari berturut-turut, dan kemudian pasien dipindah ke ruang rawat biasa. Tanggal 28 Februari 2008, pasien diantar pulang.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-522 3002, 5296 0661 atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

Sumber : http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=3004

Travel Notices - CDC Travelers' Health

MANTAN-MANTAN KEPALA KKP MEDAN