SELAMAT DATANG Dr. JEFRI SITORUS, M.Kes semoga sukses memimpin KKP Kelas I Medan------------------------ Kami Mengabdikan diri Bagi Nusa dan Bangsa untuk memutus mata rantai penularan penyakit Antar Negara di Pintu Masuk Negara (Pelabuhan Laut, Bandar Udara dan Pos Lintas Batas Darat=PLBD) ------

Disease Outbreak News

Saturday, November 1, 2008

Info Susu Bermelamin : 2.390 Bayi di China Masih Dirawat di RS

Kamis, 30 Oktober 2008 09:18 WIB

BEIJING--MI: Kementerian Kesehatan China, Rabu, menyatakan bahwa 2.390 bayi di seluruh negeri itu masih mendapat perawatan di rumah sakit karena sakit ginjal akibat susu bubuk yang tercemar.

Salah seorang bayi berada dalam kondisi serius, kata Kementerian tersebut.

Jumlah bayi yang menjadi pasien di rumah sakit turun sebesar sepertiga dari satu pekan sebelumnya, ketika lebih dari 3.600 bayi masih dirawat di rumah sakit.

Sebanyak 48.514 anak kecil, katanya, telah pulih dan meninggalkan rumah sakit sejak susu bubuk yang diproduksi oleh Sanlu Group didapati berisi bahan kimia terlarang melamin pada pertengahan September.

Pada Rabu saja, 90 anak kecil menjalani perawatan baru di rumah sakit dan 218 telah sembuh, kata Kementerian itu.

Lebih dari 4.500 lembaga medis di seluruh China telah melakukan pengobatan gratis dan pemeriksaan anak kecil yang dikhawatirkan keracunan dalam skandal tersebut. (Xinhua/Ant/OL-01)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/index.php?ar_id=NDAzMDM=

Info Flu Burung : Ada 3 Pasien Terduga Flu Burung di Bandar Lampung

Sabtu, 1 November 2008 | 00:49 WIB

Kompas - RSUD Abdul Moeloek kembali menerima tiga pasien terduga flu burung, Kamis (30/10) sore. Dari uji klinis diketahui dua pasien positif berstatus terduga flu burung dan satu pasien berstatus negatif.

Ketua Tim Penanggulangan Flu Burung Lampung, yang juga dokter spesialis paru RSUD Abdul Moeloek, Pad Dilangga, Jumat (31/10), mengatakan, ketiga pasien itu: Sutarjo (45) dan anaknya, Fendi Prenata (11 bulan), serta anak tetangga Sutarjo, Joko Prabowo (9). Mereka warga Desa Watu Agung, Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah.

Ketiganya dirujuk ke RSUD Abdul Moeloek oleh RS Ponco Warno, Lampung Tengah, pada Kamis (30/10) pukul 17.00 dengan gejala, di antaranya, panas tinggi, batuk-batuk, sesak napas.

Menurut Pad, ketiganya sudah diberi tamiflu—obat khusus bagi terduga penderita flu burung. Didukung uji klinis, tim penanggulangan memastikan dua pasien, yaitu Joko dan Fendi, positif berstatus terduga flu burung, sedangkan Sutarjo negatif. Sudah diambil contoh darah dan cairan mukosa atau cairan hidung untuk uji laboratorium.

Serangan berawal dari kematian 12 ayam kampung di rumah Sutarjo dua hari sebelumnya. Ayam itu kemudian dinyatakan mati akibat flu burung.


Semarang endemik

Kabupaten Semarang masih menjadi wilayah endemik virus avian influenza atau H5N1 pada unggas sehingga harus mengantisipasi saat musim hujan yang bisa meningkatkan kerentanan berjangkitnya H5N1. Di wilayah ini sekitar 1,4 juta ayam dipelihara secara tradisional.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang drh Bambang Sutrisno, di Ungaran, Semarang, Jateng, mengatakan, beberapa tahun terakhir, kasus unggas terpapar virus H5N1 ditemukan di 19 kecamatan dan 1.000 lebih unggas dimusnahkan.

Idealnya jumlah vaksin yang tersedia minimal sepertiga jumlah populasi unggas. Saat ini tersedia sekitar 100.000 vaksin siap edar. (GAL/HLN)


Sumber http://cetak.kompas.com

Friday, October 31, 2008

Download Dokumen Pendukung Sertifikat Hapus Serangga di Pesawat Udara

Kegiatan Pengamanan Bidang Kesehatan Haji di Embarkasi Polonia Medan

  1. PROTAP PEMERIKSAAN AKHIR CJH DI EMBARKASI MEDAN
  2. ALUR LAYANAN CJH PADA PROSES PEMERIKSAAN KESEHATAN DI EMBARKASI POLONIA MEDAN
  3. proses-embarkasi-mes-1428-h-dalam-foto-1428.pdf


Download Dokumen Pendukung Sertifikat Hapus Serangga di Pesawat Udara
01-se-sertifikat-desinseksi-pesawat-dan-formulir-pendukung.pdf
02-tanggapan-adbandara-polonia-medan-thd-desinseksi.pdf
03tanggapan-dirjen-departemen-perhubungan-ri-thd-des.pdf
04-jawaban-dirjen-pp-pl-depkes-ri-ttg-hapus-serangga-pesawat.pdf

05-Contoh sertifikat disesuaikan dengan contoh yang ada dalam kepdirjen PP & PL
06-surat-permintaan-penawaran-harga-pelaksanaan-desinseksi.pdf
07-surat-pemberitahuan-akan-berakhir-sertifikat-hapus-serangga.pdf

Kepdirjen PP & PL ttg PETUNJUK TEKNIS HAPUS SERANGGA (DISINSEKSI) KAPAL LAUT DAN PESAWAT UDARA (Kepdirjen PP & PL No. 2659 Tahun 2007)


Pola Tarif Disinseksi Pesawat Pengangkut Calon Jamaah Haji

Demi keseragaman pola pelayanan Disinseksi Pesawat Pengangkut Calon Jamaah Haji (CJH) pada seluruh Embarkasi Polonia Medan, berikut ini link tentang Pola Tarif Badan Usaha mitra kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan di Embarkasi/ Debarkasi Polonia Medan.

Terimakasih atas kerjasama yang baik

SIMULASI PENANGGULANGAN KEGAWAT DARURATAN DI BANDARA POLONIA MEDAN.


Pukul 09.05 Kapten Pilot melaporkan kepada petugas Air Traffic Controler (ATC) di Approach
Control Unit Bandara-Polonia Medan bahwa pesawatnya mengalami gangguan berupa landing gear problem (left gear unlocked). Supervisor ATC kemudian
melaporkan keadaan ini. Security bandara segera mengamankan akses di dan ke bandara Polonia Medan, menyiagakan personil dilokasi TKP, Rendezvous point, staging area dan menghubungi pospol Bandara.

Setelah mengetahui keadaan ini Airport Duty Manager mengadakan koordinasi dengan instansi terkait untuk menurunkan tim meminimalisasi jatuhnya korban dan kerugian lainnya. Mengetahui adanya pesawat yang memerlukan bantuan maka petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP Kelas I Medan)/Wilker Polonia melakukan stand by position dengan mengirimkan Tim dokter dan paramedis.

Beberapa saat kemudian pilot melaporkan 5 menit lagi pesawat akan landing dan meminta kepada petugas ATC untuk melakukan fly pass di atas runway untuk check landing gear dan membutuhkan bantuan (PKP-PK) pada saat mendarat.

Pukul 09.21 Pesawat mendarat di bandara Polonia Medan dengan menggunakan landasan pacu 05. Saat roda pendaratan menyentuh landasan tiba-tiba ban pada main wheel sebelah kiri pecah, pesawat kehilangan kendali dan keluar dari landasan pacu masuk ke shoulder sekitar 25 m, terdengar suara ledakan yang sangat keras, mesin pesawat sebelah kiri lepas, sayap patah serta pesawat terbakar.

Tim dariseluruh instansi terkait segera melakukan tindakan cepat menuju TKP, diawali oleh Tim Pemadam kebakaran, keamanan, Basarnas, PMI, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan/Wilker Polonia , Imigrasi dan Bea Cukai.

Dalam waktu kurang 15 menit api berhasil dipadamkan selanjutnya korban dievakuasi Tim Basarnas, PMI Medan dan AURI ke collecting Area untuk diberi label sesuai keadaan korban. Korban yang membutuhkan stabilisasi medis segera diberi label merah, korban yang memerlukan pengawasan ketat (perawatan dapat ditunda sementara) diberi label Kuning, penumpang yang tidak memerlukan pengobatan (pengobatan dapat ditunda) diberi label Hijau sedangkan korban meninggal diberi label Hitam.

Selanjutnya korban diangkut ke Triage Area. Di Triage area petugas medis lapangan sudah stand by dengan petugas yaitu : Adam, Laura, Mesdiana Dr. Ramlan Sitompul (KKP Kelas I Medan/Wilker Polonia) serta dibantu petugas medis lainnya. Dilakukan pertolongan medis secukupnya untuk memperbaiki keadaan umum pasien. Diutamakan pertolongan pasien dengan label Merah dan Kuning.

Dr. Ramlan Sitompul (KKP Kelas I Medan/Wilker polonia) yang bertugas sebagai Koordinator Triage Area memerintahkan kepada seluruh ambulance dan Tim bantuan medis dari Rumah Sakit se-kota Medan untuk mengevakusi korban berdasarkan skala prioritas sambil melakukan monitoring dan pendataan. Selanjutnya seluruh korban label merah dan kuning dievakusi ke rumah sakit, kemudian korban dengan label hijau diangkut dengan menggunakan bus yang disediakan bandara Polonia Medan. Sedangkan yang meninggal diangkut dengan menggunakan mobil jenazah.

Akhirnya diperoleh data korban yaitu : luka bakar sebanyak 7 orang (Merah 4, Hijau 3), korban patah tuang 8 orang (Merah 5, Hijau 3), luka ringan 35 orang, pingsan/shock 15 orang, tidak ada luka 70 orang, meninggal dunia 5 orang.

Demikianlah simulasi penanggulangan Gawat Darurat penerbangan di Bandara Udara Internasional Polonia Medan pada hari : Rabu, tanggal : 29 september 2008. Acara ini dihadiri langsung oleh Kepala kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan Dr. Syahril Aritonang, MHA yang memberi dukungan moril bagi Tim KKP. Suatu kehormatan bagi KKP Kelas I Medan/Wilker Polonia yang dipercaya sebagai koordinator Tim Medis di Triage Area.

Di kursi undangan terlihat hadir pejabat Sipil dan Militer Tingkat Sumatera Utara didampingi para kepala instansi yang bertugas di Bandara Polonia Medan.

Yellow fever in the Central African Republic

30 October 2008 -- On 22 August the Ministry of Health (MoH) of the Central African Republic reported a laboratory confirmed case of yellow fever. This is the second Yellow fever event reported by the Central African Republic in 2008. The case has been laboratory confirmed for Yellow fever by the Institut Pasteur, Dakar.

The initial case is a 32-year old male from Ngotto village, sub-prefecture of Boda, Prefecture of La Lobaye, who presented with symptoms of fever and jaundice. He is alive and continues to recover from his illness. The case was detected by the national Yellow fever surveillance system.

The outbreak investigation team evaluated 34 contacts in Boda sub-prefecture. Four presented with symptoms of fever or jaundice and the other 30 were asymptomatic.

On the basis of the assessment of the outbreak situation, it was decided to vaccinate 183,992 people against Yellow fever in the four sub-prefectures of the Prefecture of La Lobaye (Mbaiki, Mongoumba, Boda and Bogonda) and part of the neighbouring Prefecture of La Sangha (sub-prefecture of Bambio).

The Prefecture of La Lobaye is not an endemic area for Yellow fever. In March 2008, the Central African Republic reported some Yellow fever cases in the North West of the country and a mass vaccination campaign against Yellow fever was conducted successfully in the region.

In response to the outbreak, the MoH has made a request for yellow fever vaccines and operational costs for the preventative mass vaccination campaign from the GAVI funded Global Emergency Stockpile for Yellow fever vaccine, managed by the International Coordinating Group on Vaccine Provision for Yellow Fever Control (YF-ICG).

Wednesday, October 29, 2008

HIV /AIDS : Dibutuhkan Sebuah Skema Baru Pendanaan ARV

Rabu, 29 Oktober 2008 | 01:32 WIB

Jakarta, Kompas - Krisis ketersediaan obat antiretroviral atau ARV di berbagai daerah di Tanah Air terus berlanjut. Beberapa jenis obat ARV bahkan telah kosong persediaannya. Agar orang dengan HIV/AIDS atau ODHA tidak putus berobat, kalangan swasta dan lembaga donor diminta ikut membantu menyediakan obat tersebut.

Ketua Perhimpunan Dokter Peduli AIDS Indonesia Prof Samsuridjal Djauzi dalam diskusi yang diprakarsai Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Selasa (28/10) di Jakarta, menyatakan, persediaan obat ARV di sejumlah rumah sakit hanya cukup untuk 2 minggu sampai sebulan ke depan.

Saling meminjam

Salah seorang ODHA yang aktif dalam Jaringan Orang Terinfeksi HIV (JOTHI) menyatakan, saat ini banyak ODHA di berbagai daerah terancam putus berobat.

Mereka harus saling meminjam persediaan obat ARV antar-ODHA, bahkan sampai mencari ke rumah sakit di provinsi lain. "Beberapa jenis obat ARV telah kosong," ujarnya.

"Saya baru ditelepon rumah sakit agar segera mengambil obat ARV. Saya hanya mendapat jatah satu minggu," kata Santi, aktivis peduli AIDS.

Menurut dia, kondisi ini menunjukkan lemahnya komitmen pemerintah dalam menjamin ketersediaan obat ARV sebagai hak para ODHA dalam mengakses layanan kesehatan.

Prof Zubairi Djoerban dari PB IDI menyatakan, di sejumlah negara, cakupan ODHA yang mengakses layanan ARV jauh lebih tinggi dibanding Indonesia. Pemerintah Brasil, misalnya, menyediakan obat ARV secara gratis untuk 170.000 orang.

Hal ini bisa menghemat anggaran pengobatan infeksi oportunistik dan para ODHA tetap bisa produktif.

Terobosan

Menurut Samsuridjal, terganggunya kesinambungan obat ARV yang disubsidi penuh pemerintah menimbulkan potensi resistensi. Padahal obat ARV bisa mempertahankan hidup ODHA.

Saat ini ketersediaan obat ARV terhambat oleh terbatasnya dana, anggaran terlambat turun, berbelitnya proses tender, dan dana Global Fund yang hanya bisa digunakan untuk obat impor.

Untuk mengatasi krisis ketersediaan ARV perlu ada terobosan agar obat ARV bisa tersedia secepat mungkin sehingga para ODHA tidak putus berobat.

"Dana utama dari pemerintah pusat sebaiknya digunakan untuk obat lini pertama. Pemerintah daerah hendaknya menyediakan obat cadangan," ujarnya.

Lembaga donor juga diharapkan ikut membantu menyediakan ARV.

"Pemerintah harus segera menggalang kalangan swasta dan lembaga donor untuk ikut membantu pendanaan obat ARV sesegera mungkin, tidak hanya menunggu ada lembaga donor datang," kata Ketua Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI dr Pandu Riono.

Pembagian kewenangan

Kejelasan pembagian wewenang antara Depkes dan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional juga harus diperjelas.

Jadi, kalau ada krisis ketersediaan obat ARV, ada pihak yang bertanggung jawab. "Pendanaan obat ARV seharusnya tidak hanya dari dana publik, tapi juga ada skema pendanaan dari asuransi dan swasta," ujarnya. (evy)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/10/29/01322592/dibutuhkan.sebuah.skema.baru.pendanaan.arv

Travel Notices - CDC Travelers' Health

MANTAN-MANTAN KEPALA KKP MEDAN