SELAMAT DATANG Dr. JEFRI SITORUS, M.Kes semoga sukses memimpin KKP Kelas I Medan------------------------ Kami Mengabdikan diri Bagi Nusa dan Bangsa untuk memutus mata rantai penularan penyakit Antar Negara di Pintu Masuk Negara (Pelabuhan Laut, Bandar Udara dan Pos Lintas Batas Darat=PLBD) ------

Disease Outbreak News

Saturday, September 20, 2008

Depkes Siagakan 14 KKP Hadapi Arus Mudik Lebaran 1429 H

Depkes siagakan 14 Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) guna menghadapi arus mudik dan arus balik lebaran 1429 H. Ke-14 KKP yang disiapkan adalah KKP Bandara Raden Inten dan KKP Bakauheni Lampung, KKP Merak Banten, KKP Cirebon, KKP Bandara Husein Sastranegara Bandung, KKP Cilacap, KKP Semarang, KKP Bandara Adi Sumarmo Surakarta, KKP Adi Sucipto Yogyakarta, KKP Tanjung Perak Surabaya, KKP Probolinggo, KKP Banyuwangi, KKP Gili Manuk Denpasar dan KKP Bandara Ngurah Rai Bali.

Hal itu disampaikan Plt. Sekretaris Ditjen PP dan PL yang juga Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Depkes dr. Yusharmen, di Jakarta usai pertemuan lintas program di lingkungan Depkes dalam rangka penanganan situasi khusus mudik lebaran 2008.

Menurut dr. Yusharmen, kesiapsiagaan itu dilakukan sebagai tindak lanjut Inpres No. 3 Tahun 2004 tentang Koordinasi Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Terpadu. Dalam Inpres tersebut diinstruksikan kepada menteri terkait antara lain Menkes, Menkominfo, Kepala Kepolisian, Panglima TNI, Gubernur dan Bupati seluruh Indonesia. Dalam Inpres itu, Menkes ditugaskan meningkatkan kegiatan pelayanan kesehatan pada tempat-tempat yang diperlukan pada jalur mudik dengan berkoordinasi dengan Gubernur dan Bupati/Walikota.

Ditambahkan, Depkes telah menyiapkan pos kesehatan, penyuluhan, pemeriksaan/pengawasan tempat-tempat umum, pengendalian vektor dan penyiapan rujukan ke rumah sakit di terminal pelabuhan udara dan pelabuhan laut di 14 KKP, mulai dilaksanakan H-7 sampai H+7 Idul Fitri.

Berdasarkan data dari Departemen Perhubungan, prediksi jumlah penumpang arus mudik tahun 2007 sebanyak 14, 8 juta dan diperkirakan tahun 2008 mencapai 15.7 juta orang atau meningkat 6,14%.

Depkes telah mengidentifikasi sejumlah faktor risiko pada situasi khusus arus mudik lebaran. Faktor risiko di jalur darat, laut, maupun udara antara lain cedera akibat kecelakaan lalu lintas, menurunnya daya tahan tubuh akibat lamanya perjalanan, serta terjadinya penularan penyakit potensi KLB di tempat pemberangkatan dan pemberhentian (terminal dan rumah makan), penularan penyakit akibat hygiene makanan yang tidak baik, serta penularan penyakit yang dibawa oleh penumpang dari negara terjangkit, ujar dr. Yusharmen.

Sedangkan untuk pelayanan kesehatan jalur mudik di daerah, Depkes berkoordinasi dengan para gubernur melalui Kepala Dinas Kesehatan dan Direktur Rumah Sakit di 8 provinsi guna memantapkan jejaring kerja dalam meningkatkan kesiapsiagaan Puskesmas dan Rumah Sakit Daerah di jalur mudik/balik lebaran. Juga berkoordinasi melakukan pengawasan sanitasi terutama pada makanan dan minuman di tempat peristirahatan (terminal) serta melakukan pengamatan terhadap penyakit menular terhadap kasus penyakit yang berpotensi KLB khususnya diare. Ke-8 provinsi tersebut yaitu DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan Lampung.

Pos-pos kesehatan yang disiagakan oleh Pemeritah Daerah melalui Dinas Kesehatan setempat berupa penyiapan Puskesmas perawatan dan rumah sakit siaga 24 jam, termasuk Puskesmas di sekitar wilayah pantai utara (Pantura). Jumlah sarana kesehatan yang disiagakan pada jalur trans P. Jawa meliputi 63 RS dan 314 Puskesmas, tersebar di Banten, Jabar, Jateng, DIY dan Jatim. Sedangkan di jalur trans Sumatera disediakan 38 RS dan 270 Puskesmas, lokasi di Sumatera Selatan, Lampung, Riau, Jambi, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.

Sumber : Depkes OL

Sunday, September 14, 2008

Avian influenza – situation in Indonesia – update 44

The Ministry of Health of Indonesia has retrospectively announced two confirmed cases of human infection with the H5N1 avian influenza virus. The first case, a 38 year old male from Tangerang Municipality, Banten Province developed symptoms on 4 July 2008, was hospitalized on 9 July and died on 10 July. There were free roaming poultry throughout his neighbourhood, including a commercial poultry pen owned by a neighbour.

The second case, a 20 year old male from Tangerang District, Banten Province developed symptoms on 20 July, was hospitalized on 29 July, and died on 31 July. Reports indicate that chickens from the case's household had died in the week preceding the onset of his symptoms and that he had slaughtered and consumed some of his stock during this period.
Of the 137 cases confirmed to date in Indonesia, 112 have been fatal.

Source : WHO


Travel Notices - CDC Travelers' Health

MANTAN-MANTAN KEPALA KKP MEDAN