SELAMAT DATANG Dr. JEFRI SITORUS, M.Kes semoga sukses memimpin KKP Kelas I Medan------------------------ Kami Mengabdikan diri Bagi Nusa dan Bangsa untuk memutus mata rantai penularan penyakit Antar Negara di Pintu Masuk Negara (Pelabuhan Laut, Bandar Udara dan Pos Lintas Batas Darat=PLBD) ------

Disease Outbreak News

Wednesday, December 1, 2010

Cardiac Arrest dan Respiratory Failure Mendominasi Penyebab Wafat Jamaah Haji Indonesia

Jumlah Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi hingga 29 November pkl.15.48 sudah mencapai 322 jamaah wafat. Angka yang cukup besar ini bahkan melebihi angka kematian tahun 2009 yang hingga akhir masa penyelenggaraan jamaah haji tercatat 312 yang wafat. Angka 322 jamaah wafat ternyata didominasi oleh 2 penyakit terbesar yaitu Cardiac Arrest dan Respiratory Failure.

Ada 174 jamaah haji yang wafat karena Cardiac Arrest. penyakit yang disebabkan karena penyumbatan pada sekurang-kurangnya dua cabang arteri koroner ini membuat gangguan pada ritme jantung pada bilik jantung, yakni ventricles, berdenyut terlalu cepat dan tidak teratur, yakni 4 – 600 kali per menit. Sedangkan untuk kasus Respiratory Failure tercatat 65 jamaah haji yang wafat akibat penyakit ini. Kedua penyakit ini mendominasi penyebab kematian jamaah haji asal Indonesia. penyakit lain yang menyusul di belakangnya adalah Septic Shock, Shock Hypovolemic, dan Stroke Haemoragic. Ketiga penyakit ini menyebabkan kematian sebanyak 13, 8, dan 4 jamaah.

Sumber : http://www.siskohatkes.depkes.go.id

Monday, November 29, 2010

WHO: 600.000 Perokok Pasif Tewas Tiap Tahun

London (ANTARA News/Reuters) - Sekitar satu dari 100 penyebab kematian di dunia diakibatkan merokok pasif, yang diperkirakan menewaskan 600.000 orang per tahun, menurut temuan para peneliti Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat, 26/11/2010.

Dalam penelitian pertama untuk menaksir pengaruh dari merokok pasif, para pakar WHO menemukan anak-anak lebih terekspos pada asap rokok orang lain dibanding kelompok usia lainnya, dan akibatnya sekitar 165.000 diantaranya akan meninggal.

"Dua per tiga dari kematian tersebut terjadi di Afrika dan Asia selatan," kata para peneliti yang diketuai oleh Annette Pruss-Ustun dari WHO di Jenewa, yang menulis temuan itu.

Eksposur anak pada asap rokok seringnya terjadi di rumah, dan penyakit infeksi dan tembakau merupakan kombinasi mematikan bagi anak-anak, kata mereka.

Mengomentari penemuan yang ditulis pada jurnal Lancet, Heather Wipfli dan Jonathan Samet dari Universitas Southern California mengatakan banyak pengambil kebijakan mencoba memotivasi keluarga agar berhenti merokok di dalam rumah.

"Di beberapa negara, banyak rumah bebas rokok tetapi masih jauh dari umum," tulis mereka.

Para ilmuwan WHO menggunakan data dari 192 negara untuk penelitian mereka. Guna mendapat data komprehensif dari seluruh 192 negara itu, mereka harus kembali pada 2004.

Mereka menggunakan contoh matematis untuk memperkirakan kematian dan lamanya kematian dalam kesehatan baik.

Secara global, 40 persen anak-anak, 33 persen laki-laki non-perokok dan 35 persen perempuan non-perokok terekspos rokok pasif pada 2004, menurut temuan mereka.

Hasil eksposur ini diperkirakan menimbulkan 379.000 kematian akibat penyakit jantung, 165.000 infeksi pernapasan bawah, 36.900 dari asma dan 21.400 dari kanker paru-paru.

Untuk pengaruh penuh merokok, kematian ini dapat menambah dari estimasi 5,1 juta kematian per tahun pengguna aktif tembakau, kata kelompok peneliti itu.

Anak-anak

Meski kematian anak-anak umum terjadi di negara-negara miskin dan menengah, kematian pada orang dewasa tersebar di seluruh negara dengan berbagai tingkat pendapatan.

Negara-negara berpendapatan tinggi seperti Eropa, hanya 71 anak yang meninggal, sementara 35.388 kematian terjadi pada orang dewasa. Di Afrika, diperkirakan 43.375 kematian anak dibanding 9.514 kematian pada orang dewasa.

Pruss-Ustun mendesak banyak negara untuk memperkuat Kerangka Konvensi Pengendalian Tembakau milik WHO, seperti meninggikan pajak tembakau, membuat bungkus rokok yang polos dan pelarangan iklan produk tembakau.

"Pembuat kebijakan harus mengetahui bahwa menegakkan hukum bebas rokok kemungkinan akan banyak mengurangi angka kematian disebabkan dari eksposur rokok pasif dalam tahun pertama dari implementasinya, disertai dengan berkurangnya penyakit dalam sistem sosial dan kesehatan," tulisnya.

Hanya 7,4 persen penduduk dunia yang hidup dalam naungan hukum bebas rokok, dan hukum tersebut tidak selalu ditegakkan.

Tempat yang sudah diberlakukan peraturan bebas rokok, penelitian itu menunjukkan bahwa eksposur pada rokok pasif dalam tempat beresiko tinggi seperti bar dan restoran dapat dipotong hingga 90 persen, dan umumnya hingga 60 persen, kata para peneliti.

Penelitian tersebut juga menunjukkan peraturan membantu mengurangi angka rokok yang dibakar oleh perokok dan menghasilkan tingkat kesuksesan tinggi pada orang yang ingin berhenti merokok.

Sumber : http://m.antaranews.com

Travel Notices - CDC Travelers' Health

MANTAN-MANTAN KEPALA KKP MEDAN