SELAMAT DATANG Dr. JEFRI SITORUS, M.Kes semoga sukses memimpin KKP Kelas I Medan------------------------ Kami Mengabdikan diri Bagi Nusa dan Bangsa untuk memutus mata rantai penularan penyakit Antar Negara di Pintu Masuk Negara (Pelabuhan Laut, Bandar Udara dan Pos Lintas Batas Darat=PLBD) ------

Disease Outbreak News

Tuesday, March 30, 2010

Hari Kesehatan Sedunia Bertema "Urbanisasi dan Kesehatan"

Jakarta (ANTARA News) - Hari Kesehatan Sedunia (HKS) yang diperingati setiap tanggal 7 April akan bertemakan "Urbanisasi dan Kesehatan" karena urbanisasi sangat besar pengaruhnya baik terhadap kesehatan global maupun kesehatan individu.
Siaran pers Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa, menyebutkan, di Indonesia tema ini akan disubtemakan menjadi "Kota Sehat, Warga Sehat" dengan slogan "1.000 Kota, 1.000 Kehidupan".
Sub Tema "Kota Sehat, Warga Sehat" dipilih karena kebijakan kota sehat telah berjalan di Indonesia, tetapi masih ditemukan kendala yaitu penyediaan air minum dan sanitasi lingkungan. Untuk mengatasinya, diperlukan komitmen dari semua pemangku kepentingan dan komponen masyarakat untuk mewujudkan kota sehat yang sekaligus berdampak pada peningkatan kesehatan warganya.
Slogan 1.000 Kota mempunyai makna suatu ajakan atau motivasi agar lebih dari 1.000 kota berikut pimpinan/penentu kebijakan berpartisipasi dalam kegiatan peringatan HKS ke-62. Sedangkan 1.000 Kehidupan mempunyai makna adanya penggerak/pahlawan yang melakukan aktivitas meningkatkan kesehatan di lingkungan kehidupannya.
Peringatan HKS ke-62 di Indonesia di tingkat Nasional, acara puncaknya akan diselenggarakan di Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, yang akan dihadiri antara lain oleh para menteri dan perwakilan WHO.
Sementara di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota peringatan HKS ke-62 diperingati dengan berbagai kegiatan, misalnya pemberlakuan Hari Tanpa Kendaraan Bermotor di jalan-jalan utama, perluasan Kawasan Tanpa Rokok di sekolah, pelayanan kesehatan, tempat kerja dan tempat umum lainnya seperti restoran dan tempat ibadah.

Pembentukan Komnas Zoonosis Disepakati

JAKARTA--MI: Dalam Rakor yang membahas tindak lanjut Komnas Flu Burung dan Pengendalian Influenza (FBPI), Selasa (23/3), Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono beserta peserta rapat lainnya menyetujui adanya pembentukan Komnas Zoonosis untuk memperluas kerja Komnas FBPI yang masa tugasnya berakhir beberapa waktu lalu.
"Saya setuju jika ini diteruskan, dan semua juga menyepakatinya. Penyakit-penyakit yang berasal dari binatang seperti unggas, tikus, dan kelelawar sangat berbahaya, apalagi jika sudah menyangkut manusia. Komnas Zoonosis menangani masalah yang berkaitan dengan penyakit-penyakit yang berasal dari binatang, baik antar binatang maupun dari binatang ke manusia," ujar Agung Laksono.
Komnas Zoonosis yang nantinya akan diketuai oleh Menko Kesra bertugas melakukan pengendalian yang bersifat kordinasi. Misalnya, ada bencana yang berkaitan dengan zoonosis, maka Komnas Zoonosis yang akan bergerak. Selain itu, Komnas Zoonosis juga bertugas untuk melakukan pencegahan, pengendalian dan promosi.
"Melalui promosi, kita bisa memberikan informasi mengenai bagaimana cara mencegah penyakit zoonosis, misalnya saja dengan mencuci tangan sebelum makan dan bagaimana cara hidup sehat," tambah Agung. Komnas Zoonosis penting dibentuk sebagai usaha untuk mencegah terjadinya penyakit yang disebabkan oleh zoonosis.
Hal ini juga diungkapkan oleh Ketua Pelaksana FBPI Bayu Krisna Mukti. "Kuncinya adalah pengendalian dan pencegahan. Untuk pencegahan, masyarakat harus memiliki pengetahuan yang cukup, paling tidak mereka tahu bagaimana cara menjaga kebersihan," kata Bayu.
Menurutnya, dampak dari penyakit yang berasal dari hewan unggas, tikus, dan kelelawar tidak hanya pada kesehatan dan kematian, tetapi juga pada perekonomian dan pertanian. "Seperti kasus rabies di Bali, itu memengaruhi jumlah wisatawan yang datang ke Bali," ujarnya.
Sumber :http://www.mediaindonesia.com/read/

TBC Tewaskan 1,3 Juta Jiwa per Tahun

JAKARTA--MI: Pemerintah Indonesia bersama US Agency for International Development (USAID) bergabung bersama mitra lokal dan internasional, Rabu (24/3), memperingati Hari TBC Sedunia.
Di seluruh dunia, menurut siaran pers Kedubes AS, di Jakarta, Rabu, kematian yang diakibatkan oleh penyakit tuberculosis (TBC) telah menurun sejak 1990. Tapi, penyakit ini masih terus menelan korban lebih dari 1,3 juta nyawa setiap tahunnya.
Tahun 2010, Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization, WHO) menjadikan inovasi sebagai tema global dalam memperingati Hari TBC Sedunia. Tema ini mengajak perlunya memanfaatkan ide-ide dan metode baru untuk melanjutkan perang melawan TBC secara efektif.
"Meskipun pengobatan telah hadir lebih dari setengah abad lalu, TBC tetap menjadi salah satu dari penyebab penderitaan manusia dan terus mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan puluhan ribu warga Indonesia," kata Direktur USAID Indonesia Walter North.
Indonesia berada di urutan ketiga di dunia dengan 535.000 kasus TBC. Sejak tahun 2000, program pengendalian TBC di Indonesia telah berhasil mencapai target global mengidentifikasi dan merawat setidaknya 70 persen dari jumlah kasus yang diperkirakan.
Pada saat itu, USAID telah memberikan bantuan sebesar US$1 miliar untuk program-progam TBC di seluruh dunia. Pemerintah AS berkomitmen untuk berkerja sama dengan Indonesia untuk memerangi penyakit menular ini.
Di Indonesia, USAID mendukung program TBCAP (Tuberculosis Control Assistance Program) yang memfokuskan diri untuk melakukan diagnosa, perawatan, serta peringatan tentang kasus-kasus TBC secara tepat dan dini sesuai dengan garis-garis besar nasional dan rekomendasi WHO.
Program tersebut memperkuat komitmen dalam pengendalian TBC dan menjamin pengoperasian lokal yang berkelanjutan dari program nasional tersebut dengan cara melibatkan penyedia-penyedia pelayanan kesehatan serta peningkatan pada pelayanan dari klinik-klinik dan laboratorium-laboratorium TBC.

Travel Notices - CDC Travelers' Health

MANTAN-MANTAN KEPALA KKP MEDAN