Bapak dan Anak di Solo Diduga Terkena Flu Burung
Minggu, 2 Maret 2008 | 02:01 WIB
Solo, Kompas - S (38) dan anaknya, IFH (9), warga Dusun Kedungampel, Desa Kedungampel, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dinyatakan terduga (suspect) flu burung. Sejak Sabtu (1/3), mereka dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Dr Moewardi, Solo, Jateng.
Ketua Tim Medik Penanganan Flu Burung RSUD Dr Moewardi, dr Reviono SpP, mengungkapkan, S dan IFH merupakan pasien rujukan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten. Dari hasil pemeriksaan, saturasi oksigen mereka masih bagus, 99-100 persen, dan kadar leukosit normal.
Meski demikian, mereka tetap dinyatakan terduga flu burung karena ada riwayat kontak dengan unggas mati mendadak. Hasil rontgen pun menunjukkan adanya pneumonia, meskipun minimal. ”Menurut informasi dari Klaten, hasil tes unggas mati, positif flu burung,” katanya.
Kamis lalu, di Dusun Krajan, Desa Banding, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, Jateng, juga ditemukan kasus flu burung, menyusul mati mendadaknya sejumlah ayam milik warga. Karena itu, kemarin, sebanyak 542 ayam dan 379 butir telur ayam milik warga Dusun Krajan dimusnahkan secara massal oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang.
Koordinator Tim Pengendali Flu Burung Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang, Rovinus Goa, mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan penyebab penyebaran virus flu burung di Krajan. ”Saat musim hujan, temuan unggas yang terkena virus ini biasanya memang meningkat,” ujarnya.
Wakil Bupati Semarang Siti Ambar Fathonah menyatakan, pemilik ayam yang ayamnya dimusnahkan secara massal itu akan diberi ganti rugi. ”Warga pasti akan mendapat ganti rugi. Tapi membutuhkan waktu karena perlu proses administrasi,” katanya.
Tanggal 23 Februari lalu, di Tegal, Jateng, juga ditemukan kasus serupa. Saat itu, ayam kampung milik warga juga mati mendadak. Setelah dilakukan uji cepat diketahui ayam yang mati itu terjangkit flu burung.
Kontak
Istri S, Sugiyatmi, menuturkan, dua dari tiga ayam peliharaannya mati mendadak sekitar lima hari lalu. Di sekitar tempat tinggal mereka, sejak sepekan lalu, terjadi kematian ayam mendadak. ”Suami saya kemudian batuk pilek dan panas sekitar tiga hari lalu. Sempat ke mantri hari Jumat. Anak saya kemarin ikut panas. Saya kira cuma masuk angin, karena yang batuk pilek lebih dulu sebenarnya saya,” ungkap Sugiyatmi, yang menunggui kedua pasien tersebut di rumah sakit.
Awal Februari, Alif Tri Anggoro Putro (17), pasien flu burung asal Kedungringin, Soko, Miri, Sragen, Jateng, juga dinyatakan positif flu burung. Alif meninggal 10 Februari di RS Dr Moewardi setelah dirawat satu hari. (eki/gal)
Sumber berita : http://www.kompas.co.id/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.03.02.02011588&channel=2&mn=154&idx=154