SELAMAT DATANG Dr. JEFRI SITORUS, M.Kes semoga sukses memimpin KKP Kelas I Medan------------------------ Kami Mengabdikan diri Bagi Nusa dan Bangsa untuk memutus mata rantai penularan penyakit Antar Negara di Pintu Masuk Negara (Pelabuhan Laut, Bandar Udara dan Pos Lintas Batas Darat=PLBD) ------

Disease Outbreak News

Saturday, May 10, 2008

Virus EV-71 : Empat Lagi Korban Tewas

Sabtu, 10 Mei 2008 | 00:22 WIB

Beijing, Jumat - Sebuah strain virus penyakit tangan, kuku, dan mulut (Enterovirus 71 atau EV-71) telah menewaskan empat anak lagi di China. Total jumlah korban tewas dalam pekan-pekan terakhir menjadi 34 anak di bawah usia 1 tahun.

Demikian diberitakan media Pemerintah China, Jumat (9/5). Pemerintah China memuji seorang dokter yang memberi tahu pemerintah mengenai wabah virus itu. Dari empat anak yang tewas, seorang bayi perempuan berusia delapan bulan dan bocah laki-laki berusia satu setengah tahun tinggal di Provinsi Guangdong, China selatan, serta dua korban lain tinggal di Bozhou, Provinsi Anhui, China timur, yang merupakan titik utama wabah virus tersebut.

Semula ada dugaan bahwa virus EV-71 sudah ditemukan Indonesia, tetapi ternyata dugaan itu keliru. Direktur Utama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Akmal Taher, Jumat malam, menyatakan, ada dua pasien yang dirawat di RSCM dengan gejala menyerupai infeksi EV-71. Namun, setelah diperiksa secara medis, kedua pasien tersebut dinyatakan tidak terserang EV-71.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung Departemen Kesehatan Tjandra Yoga menyatakan, sesungguhnya kasus penyakit tangan, kaki, dan mulut sudah terjadi di Tanah Air sejak beberapa tahun silam, tetapi penyebabnya bukan virus EV-71. Penderitanya juga hanya mengalami gejala ringan dan segera sembuh.

Guru besar mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Amin Soebandrio, mengemukakan, kasus infeksi Enterovirus di Indonesia telah ditemukan tahun 2006, tetapi jenis virusnya bukan EV-71, melainkan Enterovirus coxsackie (A-16). Jika terserangan EV-71, gejalanya menyerupai flu, demam, sakit kepala, dan nyeri tenggorokan.

Gejala yang khas adalah bercak merah pada telapak tangan, telapak kaki, dan mulut, dengan gelembung-gelembung berisi cairan. Penularan terjadi jika ada kontak langsung dengan penderita, terutama jika mengenai cairan dari bercak merah pasien. ”EV-71 banyak menyerang anak-anak karena daya tahan tubuhnya rendah,” ujarnya.

Pada penderita yang terserang EV-71, lanjut Amin, bisa terjadi infeksi berat pada selaput otak dan jaringan otak hingga mengakibatkan kematian. Sejauh ini, pengobatan pada pasien yang terinfeksi EV-71 dilakukan dengan menurunkan demam dan memberi banyak cairan tubuh agar tidak mengalami dehidrasi.

Keadaan yang lebih parah

Penyakit tangan, kuku, dan mulut merupakan penyakit masa kanak-kanak yang umum terjadi. Akan tetapi, berjangkitnya penyakit tangan, kuku, dan mulut kali ini dihubungkan dengan wabah EV-71.

Virus ini bisa menyebabkan keadaan yang lebih parah dengan simtom demam tinggi, kelumpuhan, dan meningitis. Belum ada vaksin bagi penyakit ini. Biasanya penderita yang terkena EV-71 pulih dalam seminggu sampai 10 hari jika badannya cukup kuat. Namun, kasus-kasus yang melibatkan EV-71 biasanya menyebabkan gejala-gejala yang lebih parah jika tubuh korban dalam kondisi lemah.

Para pejabat-pejabat China telah mengatakan, penyakit karena virus EV-71 itu tidak akan memengaruhi Olimpiade Beijing pada bulan Agustus. Sampai Kamis malam, jumlah kasus yang dilaporkan di seluruh China melonjak menjadi 24.932 orang, naik 25 persen dari 19.962 kasus yang dilaporkan sehari sebelumnya. Kasus-kasus telah bermunculan sampai di Provinsi Jilin di timur laut serta kota-kota besar seperti Beijing dan Shanghai.

Para ahli kesehatan memperkirakan jumlah kasus akan meningkat. Kementerian Kesehatan pekan ini telah mengharuskan petugas kesehatan untuk melaporkan kasus penyakit itu di wilayahnya dalam 24 jam. Penyakit itu diperkirakan akan memuncak pada bulan-bulan panas, Juni dan Juli.

Media pemerintah hari Jumat memuji seorang dokter di kota Fuyang di Provinsi Anhui yang menghubungi para ahli setelah dokter perempuan itu, dr Liu Xiaolin, dibuat bingung oleh kematian beberapa anak yang menurut sejawat-sejawatnya hanya karena menderita flu parah. (EVY/REUTERS/AP/AFP/DI/LOK)

Sumber : Kompas Cetak

Travel Notices - CDC Travelers' Health

MANTAN-MANTAN KEPALA KKP MEDAN