SELAMAT DATANG Dr. JEFRI SITORUS, M.Kes semoga sukses memimpin KKP Kelas I Medan------------------------ Kami Mengabdikan diri Bagi Nusa dan Bangsa untuk memutus mata rantai penularan penyakit Antar Negara di Pintu Masuk Negara (Pelabuhan Laut, Bandar Udara dan Pos Lintas Batas Darat=PLBD) ------

Disease Outbreak News

Saturday, May 17, 2008

Pengendalian Flu Burung Tersendat

Petugas Kesehatan Kurang Peka Gejala Flu Burung
Sabtu, 17 Mei 2008 | 00:44 WIB

Implementasi program pemberantasan flu burung di Tanah Air masih belum berjalan dengan baik. Jika tidak segera dibenahi, kasus penularan flu burung pada unggas maupun manusia akan terus bermunculan secara sporadis di berbagai daerah.

”Pengendalian flu burung di Indonesia kurang berjalan,” kata Ketua Panel Ahli Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza Amin Soebandrio, Jumat (16/5), di Jakarta.

Koordinasi saat ini antara Departemen Pertanian dan Departemen Kesehatan dinilai membaik dibandingkan dengan sebelumnya. ”Sistem pemberantasan flu burung, termasuk program- programnya, juga dirancang dengan baik,” ujarnya.

Sumber penularan

Saat ini justru prinsip utama penanggulangan flu burung, yaitu pengendalian sumber penularan, belum dikerjakan. Merebaknya kasus flu burung di Jakarta menunjukkan restrukturisasi perunggasan belum berjalan. Masih banyak peternakan unggas di perkampungan. Gubernur DKI Jakarta telah menginstruksikan pelarangan memelihara unggas di kawasan permukiman.

Menurut Anggota Fraksi PKS DPRD, Selamat Nurdin, percepatan relokasi unggas dari rencana 2010 menjadi 2009 mutlak perlu karena korban flu burung terus berjatuhan. Di Jakarta 33 orang terpapar flu burung, 28 di antaranya meninggal dunia.

Di Tangerang, salah satu titik rawan flu burung, struktur perunggasan sektor tiga dan empat (peternakan rakyat) belum dibenahi. ”Kerjakan dulu restrukturisasi perunggasan agar kasus flu burung tidak terus muncul sporadis,” kata Amin.

Selama ini pemerintah sebatas melakukan sosialisasi bahaya flu burung dan pelarangan memelihara unggas di kawasan permukiman namun tak diikuti pemantauan implementasi program dan penegakan hukum. Kesadaran masyarakat soa pencegahan flu burung masih minim.

Kepala Subdinas Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan DKI Jakarta Adnan Ahmad menyatakan, restrukturisasi perunggasan sudah dilaksanakan sejak beberapa tahun terakhir. Di Jakarta, tinggal ratusan unggas yang ada di daerah permukiman.

”Sosialisasi terus dilakukan secara langsung maupun lewat media massa. Mestinya setiap warga di Jakarta sudah tahu akan bahaya flu burung, tetapi belum semua orang mau mengikuti apa yang dikampanyekan,” kata Adnan. Petugas menangkapi unggas di permukiman, tetapi sebagian pemilik langsung menggantinya.

Amin menyayangkan lambannya penanganan medis pasien sebagaimana terjadi pada kasus AI di Gandaria, Jakarta Selatan. Karena petugas kesehatan terlambat mendiagnosis flu burung dan tidak segera melapor ke dinas peternakan setempat, sumber penularannya sulit diketahui.

Hingga saat ini banyak petugas kesehatan belum peka pada gejala penyakit flu burung karena kasus penularan pada manusia sedikit. ”Jika ditemukan kasus flu burung pada manusia, harus segera diinformasikan ke masyarakat dan instansi terkait agar bisa segera ditangani,” ujarnya. (EVY)

Sumber : Kompas

Travel Notices - CDC Travelers' Health

MANTAN-MANTAN KEPALA KKP MEDAN