SELAMAT DATANG Dr. JEFRI SITORUS, M.Kes semoga sukses memimpin KKP Kelas I Medan------------------------ Kami Mengabdikan diri Bagi Nusa dan Bangsa untuk memutus mata rantai penularan penyakit Antar Negara di Pintu Masuk Negara (Pelabuhan Laut, Bandar Udara dan Pos Lintas Batas Darat=PLBD) ------

Disease Outbreak News

Friday, May 16, 2008

Flu Burung : Virus Mematikan Itu Masih "Bergelayut" di Kota Jakarta

Jumat, 16 Mei 2008 | 00:44 WIB

Satu per satu wartawan meninggalkan rumah duka itu. Suasana menjadi lebih lengang. Sejumlah anggota keluarga tampak lebih santai. Mahmud (56), yang sebelumnya sempat agak marah karena terus-menerus ditanyai wartawan sebuah stasiun televisi, kini tampak lebih tenang.

”Kita semua, kan, sedang sedih. Capek rasanya kalau diwawancarai terus. Apalagi Bapak, masih enggak percaya dua anaknya meninggal selang 10 hari saja,” tutur Anwar Sanusi (20), kakak dari Is (15) dan Ar (14).

Is dan Ar, anak kelima dan keenam pasangan Mahmud dan Siti Aisyah (50), meninggal setelah sakit mendadak. Keduanya diduga terinfeksi virus avian influenza. Ar meninggal di rumahnya di RT 012 RW 01 Gandaria Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Minggu (4/5) pagi. Sementara itu, kakaknya, Is—yang selalu menunggui Ar saat sakit—meninggal di RS Persahabatan, Rabu (14/5) pagi.

Positif AI

Sejauh ini, hanya Is yang dikonfirmasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta positif mengidap flu burung. Hal itu setelah contoh darah Is diperiksa melalui metode polymerase chain reaction (PCR) di laboratorium pusat Departemen Kesehatan di Percetakan Negara, Jakarta Pusat. Sementara itu, Ar tidak sempat diperiksa karena almarhum enggan dirawat inap di rumah sakit. Oleh karena itu, sakitnya Ar tidak sempat terlaporkan dan tidak sempat menjalani pemeriksaan. Pihak keluarga pun menolak makam Ar dibongkar.

Meski demikian, Is dan Ar mengalami gejala serupa. Demam, paru-paru terasa panas, dan batuk. ”Sakitnya itu benar- benar mendadak, lalu meninggal,” kata Anwar.

Lokasi tempat tinggal keluarga Mahmud ini hanya sekitar 1 kilometer dari kawasan elite Pondok Indah. Sekitar 4 meter dari rumah keluarga Mahmud ini mengalir kali kecil Krukut. Di sepanjang kali itulah berderet rumah-rumah petak, yang rata- rata memiliki tiga bilik. Secara umum, perkampungan ini relatif bersih kendati padat dan pengap. Tidak tercium bau comberan, tak tampak pula sampah yang berceceran. Kualitas air tanah pun masih bagus.

Unggas negatif AI

Seperti umumnya warga perkampungan di Jakarta, sejumlah warga memelihara unggas, seperti ayam kampung, burung dara, itik, angsa, dan entok. Padahal, jenis-jenis unggas tersebut, juga burung puyuh, merupakan unggas yang dilarang dipelihara di DKI Jakarta, sejak virus AI merebak.

Namun, menurut Eko Henri Wicaksono, Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Suku Dinas Peternakan Jakarta Selatan, dari pemeriksaan terhadap 54 sampel darah unggas yang hidup di sekitar tempat tinggal keluarga Mahmud tak satu unggas pun yang positif AI.

”Tak satu unggas pun yang tampak sakit dan hasil lab pun negatif. Meski begitu, semuanya didepopulasi (dimusnahkan), lalu dikembalikan kepada pemiliknya untuk dikonsumsi,” kata Eko.

Eko mengatakan, kasus AI di Gandaria Utara itu sejauh ini tidak menampakkan korelasi antara korban dan unggas yang ada di sekitar tempat tinggalnya. ”Ini tanda tanya besar. Selama ini kaitan korelasi itu hanya sebatas menduga-duga, dan tidak bisa terkonfirmasi oleh hasil lab?” ujar Eko.

Meski masih dibayangi tanda tanya, program pemusnahan unggas terus berlangsung. Menurut Seksi Pengawasan dan Penertiban Suku Dinas Peternakan Jakarta Selatan Nurhasan Ma’ud, di Kebayoran Baru sejauh ini sebanyak 230 ayam kampung, 192 burung dara, dan 8 entok telah dimusnahkan. Unggas yang dimusnahkan itu semuanya dikonsumsi warga.

Warga yang memiliki unggas, selain yang terlarang, dapat memperoleh cairan desinfektan glutanol secara gratis di kantor suku dinas peternakan setempat. Cairan yang mengandung 32 persen glutaraldehyde itu dapat digunakan untuk membersihkan kandang. (Sarie Febriane)

Sumber : Kompas.com

Travel Notices - CDC Travelers' Health

MANTAN-MANTAN KEPALA KKP MEDAN