RIDIN WASPADA ONLINE
MEDAN – Kepala Dinas Kesehatan (dinkes) Kota Medan, Edwin Effendy, mengatakan, pihaknya segera akan melakukan penyelidikan terhadap penyakit aneh yang menimpa masyarakat.
“Dari laporan 39 puskesmas dan 61 puskesmas pembantu di kota Medan, penyakit aneh itu diawali demam tinggi, 3 sampai 7 hari. Setelah mengkonsumsi obat penurun panas penyakit itupun sembuh,” katanya kepada Waspada Online, siang ini.
Anehnya, kata Edwin, penyakit itu diperkirakan dapat menular, sebab dari pasien yang datang memeriksakan diri didampingi keluarga, selalu anggota keluarga itu juga ikut terserang, bahkan para tetangga.
“Memang kita sudah menerima laporan dari tiap unit. Itu kita terima dari temuan dilapangan. Ada yang menyatakan sudah ada, ada yang menyatakan belum,” tuturnya.
Bila dilihat gejalanya dari beberapa pasien, sebut Edwin, mirip dengan gejala pada penderita Infeksi Saluran Penafasan Akut (ISPA), dan gejala pada pasien suspect flu babi. “Itu hanya baru sebatas asumsi, dan belum ada hasil diagnosis yang dapat mendukung dugaan itu,” ujarnya.
Edwin meyakini, wabah demam tinggi yang menyerang warga kota Medan, terjadi sebagai dampak negatif perubahan iklim. Ditambah lagi persoalan tingginya tingkat polusi yang timbul akibat kebakaran hutan, dan asap kendaraan bermotor.
Sebagai antisipasi, tambah Edwin, masyarakat disarankan untuk memperbanyak mengkonsumsi air putih, hidup teratur dan bersih, serta menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
“Ini baru gejalannya. Kita belum dapat memastikan kejadian itu. Dan tidak bisa dikaitkan dengan flu babi,” tegasnya. Berita terkait : Medan terserang penyakit aneh
(dat04/wol-mdn)
|