INFLUENZA A-H1N1 : Waspadai Gelombang Kedua Ledakan Kasus
Kamis, 16 Juli 2009 | 03:18 WIB
Jakarta, Kompas -
”Gelombang kedua pandemi influenza A-H1N1 perlu diwaspadai. Sebab, menurut sejarah, pandemi influenza terjadi dalam beberapa gelombang. Pada gelombang kedua, pandemi bisa menimbulkan dampak lebih berat terhadap kondisi kesehatan pasien yang terinfeksi,” kata Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Faisal Yunus.
Atas dasar itu, guru besar dalam ilmu kedokteran komunitas dan keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Firman Lubis, menilai, pemerintah harus bersikap tidak defensif dalam mengatasi penyebaran virus flu A-H1N1. ”Depkes tidak perlu defensif, tetapi bisa mengajak semua pihak dan mengintensifkan surveilans,” katanya.
Meski angka kematian karena virus itu rendah, penyebarannya sangat cepat. Rendahnya kematian karena virus flu A-H1N1 tidak hanya terkait keganasan virus, tetapi juga terkait daya tahan tubuh dan akses pasien terhadap pelayanan kesehatan yang baik. ”Gizi kurang, lingkungan buruk, dan kepadatan penduduk memengaruhi tingkat kematian karena virus itu,” ujarnya.
Sejauh ini pemerintah dinilai masih lemah dalam upaya mengatasi penyebaran virus influenza A-H1N1. Pemerintah lebih terfokus pada penanganan dan bukan pencegahan.
”Skrining di bandara kurang optimal dilakukan sehingga banyak pasien yang tidak terdeteksi,” kata Ari Fahrial Syam, dokter spesialis penyakit dalam dari FKUI-RSCM.
Steve Wignall, pakar epidemiologi Amerika yang berkantor di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Jakarta, menyatakan, Depkes dan media massa perlu menggencarkan penyuluhan kepada masyarakat agar waspada tetapi tidak panik menghadapi terus bertambahnya kasus infeksi virus influenza A-H1N1.
”Pencegahan dapat dilakukan dengan membiasakan mencuci tangan dengan sabun atau membasuh tangan dengan krim antiseptik. Jika merasa suhu badan meningkat atau demam, sebaiknya siswa tak masuk sekolah dan orang dewasa tak ke kantor. Istirahat di rumah dan minum obat penurun panas,” ujarnya.(TIM KOMPAS)