Diare Renggut 160.000 Nyawa Anak Setiap Tahun
Diare merenggut nyawa 160.000 anak di dunia setiap tahun, terutama karena kelalaian dalam mencuci tangan pakai sabun guna mematikan kuman penyebab diare yang melekat pada tangan. Kepala Sub-Dinas Penyuluhan dan Peran Serta Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Benny Latuperisa, di Kupang, Selasa (14/10) mengatakan, untuk menekan angka diare di dunia, maka pemerintah di 20 negara mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai hari cuci tangan pakai sabun. Untuk tingkat Provinsi NTT, pencanangan hari cuci tangan pakai sabun itu akan dilakukan di SD I Inpres Naikotan I Kupang pada Rabu 15 Oktober, oleh Gubernur Drs. Frans Lebu Raya, dengan dihadiri sekitar 500 murid utusan berbagai SD di Kota Kupang. Letuperisa mengatakan, cuci tangan bukanlah hal baru bagi masyarakat, namun mencuci tangan pakai sabun cenderung mulai ditinggalkan masyarakat. Padahal, dengan mencuci tangan pakai sabun bisa mencegah 44 persen timbulnya penyakit diare dan 23 persen kemungkinan timbulnya infeksi saluran pernapasan. "Besok (Kamis 15 Oktober) cuci tangan pakai sabun mulai dicanangkan dan dilakukan serentak di 22 negara," kata Latuperisa dan menambahkan, anak-anak sekolah dan tenaga pendidik menjadi sasaran program ini. Sasaran atas anak dan pendidik ini, menurutnya, karena anak mudah terkena diare, juga anak bisa menjadi agen perubahan dan guru bisa memberikan teladan untuk kemudian disebarkan ke masyarakat yang lebih luas. Selain murid dan pendidik, sasaran lainnya adalah pers, organsasi profesi, pembuat kebijakan publik, selebritis, tokoh agama, akademisi dan masyarakat luas. Dia mengatakan, cuci tangan pakai sabun harus menjadi sebuah gerakan sosial agar semua lapisan masyarakat dan semua usia merasa wajib mencuci tangan pakai sabun sesudah ke jamban dan sebelum menjamah makanan, memasak atau menyajikan makanan. Pencanangan hari cuci tangan pakai sabun ini diharapkan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat, mendorong advokasi di tingkat pengambil keputusan, apalagi dilakukan dengan sangat mudah dan murah. Untuk sejumlah wilayah di NTT yang sulit medapatkan air bersih, Kepala Seksi Penyuluhan Program Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan NTT, drg Iin Adriani mengatakan, pihaknya telah melakukan uji coba teknologi sederhana yang terbuat dari jeriken berisi air lima liter yang dilubangi. Air lima liter itu, ternyata bisa untuk mencuci tangan 40 orang dalam ujicoba di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) yang selalu menjadi langganan kejadian luar biasa (KLB) diare setiap tahun. (Ant/OL-02) Sumber : http://www.mediaindonesia.com/index.php?ar_id=MzY0NDQ=