Disease Outbreak News
Friday, June 10, 2011
Tuesday, June 7, 2011
Strain bakteri E. coli Eropa tidak ada di Indonesia
di 14:43 Diposkan oleh IBS
Monday, June 6, 2011
Wabah E. Coli, Makanan Eropa Belum Dilarang
"Itu penyebabnya dari mana. Baru kami bisa melakukan pencegahan atau monitoring," ujar Mari di Kementerian Perekonomian, Jakarta, Senin 6 Juni 2011.Menurut dia, ada dua hal yang harus diawasi yaitu pertama, masalah makanan dan manusia. Kedua, masalah manusiawi karena penyakit ini menular.
"Kami kan belum tahu penyebabnya dari mana. Jadi, ini tentunya perlu dipahami. Ini lebih kepada wewenang Badan POM dan Kemenkes apa yang harus diperiksa. Kami harus tentukan dulu," tegas Mari.
di 14:32 Diposkan oleh IBS
Sunday, June 5, 2011
Kemenkes Perintahkan Pelabuhan Cermati Penumpang dari Eropa yang Diare
Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Prof dr Tjandra Yoga Aditama menuturkan, pihaknya telah mengeluarkan surat edaran pada otoritas terkait untuk mencermati setiap kasus dengan gejala diare terutama yang disertai dengan gejala perdarahan.
"Khusus kepada kepala Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) diseluruh Indonesia, agar mencermati setiap penumpang khususnya dari negara-negara Eropa yang mengalami gejala tersebut di atas (diare, utamanya yang berdarah) dan segera mengkoordinasikan dengan imigrasi dan pengelola bandara serta melaporkan kepada Dirjen PP dan PL," kata Tjandra dalam siaran pers, Minggu (5/6/2011).
Tjandra menuturkan, surat edaran guna mengantisipasi masalah infeksi E.coli di Eropa yang antara lain menyebabkan HUS (haemolytic uraemic syndrome), ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi seluruh Indonesia dan seluruh Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Dalam surat edaran itu, diharapkan aparat Kesehatan setempat dapat mengambil langkah-langkah sebagai berikut :
1. Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat luas tentang pentingnya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat untuk membiasakan selalu mencuci tangan dengan sabunsetelah buang air besar/kecil dan sebelum menyentuhmakanan/minuman.
3. Mencuci sayuran dan buah buahan dengan air sampai benar-benar bersih, terutama sayuran dan buah-buahan yang dikonsumsi secara segar (tidak dimasak).
4. Mencermati setiap kasus dengan gejala diarrhea terutama yang disertai dengan gejala perdarahan.
5. Khusus kepada kepala Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) diseluruh Indonesia, agar mencermati setiap penumpang khususnya dari negara-negara Eropa yang mengalami gejala tersebut diatas dan segera mengkoordinasikan dengan imigrasi dan pengelola bandara serta melaporkan kepada Dirjen PP dan PL.
Sementara itu, menurut World Health Organization (WHO) langkah pencegahan EHEC dan HUS di Eropa kini adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan pola hidup bersih sehat, dengan selalu mencuci tangan setelah menggunakan toilet dan sebelum memegang makanan.
b. Pengamatan terhadap kasus diare berdarah yang disertai sakit perut, yang kasus itu ada riwayat perjalanan / atau kontak dengan orang yang datang dari Jerman Utara. Kasus ini harus segera berobat kesarana kesehatan.
Selanjutnya WHO merekomendasikan "WHO 5 key to safer food" -lima kunci untuk penanganan makanan yang aman- sebagai cara mengelola makanan dengan baik untuk menghindari infeksi saluran cerna termasuk EHEC ini, yaitu sebagai berikut:
a. Menjaga kebersihan bahan makanan
b. Memisahkan makanan mentah dengan makanan matang
c.Memasak hingga benar-benar matang
d. Menyimpan makanan pada suhu yang aman
e. Mencuci bahan baku makanan dengan air bersih
Sumber : detiknews.com
di 14:40 Diposkan oleh IBS
Kolom Pak Dirjen P2PL : Bakteri E. coli Sebagian Besar Tak Berbahaya
Media massa di hari- hari ini memuat berita penyakit akibat bakteri Escherichia coli (E. coli). Bakteri ini dapat ditemui di usus manusia dan binatang berdarah panas. Sebagian besar strainnya tidaklah berbahaya, tetapi strain tertentu "enterohaemorrhagic E. coli (EHEC)" akan dapat menimbulkan penyakit berbahaya dan mematikan, seperti yang terjadi di Eropa sekarang ini.
Gejala yang timbul dapat berupa sakit perut seperti keram dan diare yang pada sebagian kasus bahkan dapat mengeluarkan diare berdarah (haemorrhagic colitis). Juga dapat timbul demam dan muntah.
Masa inkubasi berkisar antara tiga sampai delapan hari, rata-rata empat hari. Sebagian besar pasien dapat sembuh dalam 10 hari, tapi pada keadaan khusus ( yang kini juga terjadi pada sebagiab kasus di Eropa) maka penyakit dapat berlanjut menjadi gawat dan berat, seperti keadaan yang disebut dengan haemolytic uraemic syndrome (HUS).
HUS ini ditandai dengan kegalalan ginjal akut, anemia dan kekurangan trombosit ( acute renal failure, haemolytic anaemia and thrombocytopenia ) dan juga gangguan neurologis sampai stroke dan koma. Diperkirakan sampai sekitar 10 % pasien yang terinfeksi EHEC akan berlanjut menjadi HUS yang angka kematiannya berkisar antara 3 - 5 persen.
Peningkatan kasus mulai terjadi di Jerman pada pertengahan Mei 2011. Sampai 2 Juni 2011 Jerman menemukan 520 kasus haemolytic uraemic syndrome (HUS) (11 fatal) dan 1213 kasus "enterohaemorrhagic Escherichia coli" (EHEC) (6 fatal), artinya di Jerman totalnya ada 1733 kasus dan 17 kematian . Selain Jerman maka ada 11 negara lain (jadi total 12 negara) yang menemukan kasus ini dinegara mereka, yaitu Austria (HUS 0, EHEC 2), Czech Republic (0, 1), Denmark (7, 10), France (0, 6), Netherlands (4, 4), Norway (0, 1), Spain (1, 0), Sweden (15, 28), Switzerland (0, 2), United Kingdom (3, 4) dan United States of America (2, 0).
Direktorat Jenderal P2PL Kementerian Kesehatan RI terus memantau perkembangan yang ada di Eropa ini bersama WHO dan menyampaikan informasi dan kewaspadaan ke jajaran kesehatan di tanah air.
Sumber : sehatnews.com.kolom-pak-dirjen-p2pldi 09:27 Diposkan oleh IBS