SELAMAT DATANG Dr. JEFRI SITORUS, M.Kes semoga sukses memimpin KKP Kelas I Medan------------------------ Kami Mengabdikan diri Bagi Nusa dan Bangsa untuk memutus mata rantai penularan penyakit Antar Negara di Pintu Masuk Negara (Pelabuhan Laut, Bandar Udara dan Pos Lintas Batas Darat=PLBD) ------

Disease Outbreak News

Thursday, January 7, 2010

Dua Bahan Kimia yang Paling Berbahaya

Washington, Ada dua bahan kimia yang paling berbahaya bagi tubuh. Dua bahan kimia ini mewarnai kehidupan sehari-hari manusia. Namun sedikit saja terkena paparannya kesehatan jadi taruhannya.
Dalam National Report on Human Exposure to Environmental Chemicals disebutkan bahwa bisphenol A dan C8, bahan kimia yang biasa digunakan dalam pembuatan botol plastik dan teflon adalah dua jenis bahan kimia yang paling berbahaya bagi kesehatan manusia diantara semua jenis bahan kimia yang ada.
Dari 212 bahan kimia yang dianalisis Centers for Disease Control and Prevention (CDC), dua bahan kimia tersebut terbukti merugikan kesehatan bahkan dalam dosis rendah sekalipun. Kedua bahan tersebut bisa mempengaruhi organ-organ vital pada manusia dan menyebabkan penyakit jantung, kanker hingga impotensi.
Bisphenol A atau lebih dikenal dengan BPA baru-baru ini memang marak diberitakan sebagai bahan pencemar dan perusak tubuh manusia. Padahal penggunaan bahan kimia ini banyak dipakai dalam proses pembuatan botol susu bayi, tempat minum dan bentuk plastik lainnya.Scott Belcher, profesor pharmacology and cell biophysics dari University of Cincinnati telah menghabiskan waktu yang cukup lama untuk meneliti efek BPA pada tubuh manusia.
Dana sebesar 8,6 juta dolar AS pun dikeluarkan untuk melakukan proyek tersebut demi membuktikan efek negatifnya pada manusia."Kami telah melakukan tes pada seluruh populasi manusia di Amerika dan hasilnya lebih dari 90 persen orang memiliki unsur kimia BPA dalam urinnya, baik dalam dosis rendah, sedang maupun tinggi.
Hal ini merupakan ancaman yang membahayakan kesehatan manusia," kata Belcher seperti dikutip dari Thirdage, Kamis (7/1/2010).Selain BPA, bahan lainnya yang sangat berbahaya dan harus diwaspadai adalah C8. Bahkan The US Environmental Protection Agency telah memberi label karsinogenik pada bahan tersebut.
Bahan kimia C8 banyak terdapat pada teflon dan bisa masuk ke tubuh manusia lewat makanan dan akhirnya pembuluh darah."Banyak yang mengira karena dosis yang masuk ke tubuh manusia rendah, jadi tidak apa-apa dan dan aman. Tapi sebenarnya dosis kecil itu sangat memungkinkan merusak tubuh. Itu karena bahan kimia akan mempengaruhi sistem hormon dan sistem hormon bisa bekerja meskipun dalam dosis yang rendah sekalipun," kata Dr Anila Jacob dari the Environmental Working Group.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, pastikan selalu agar barang-barang yang dipakai sehari-hari mengandung label aman dipakai atau termasuk kategori food grade terutama untuk barang yang berhubungan langsung dengan makanan dan minuman.

Sumber : www.detikhealth.com Nurul Ulfah -

Tuesday, January 5, 2010

Flu Babi Tewaskan 12.220 Orang di Seluruh Dunia

ISLAMABAD-MI: Sedikitnya 12.220 orang di seluruh dunia meninggal akibat flu A(H1N1) yang juga dikenal sebagai flu babi, namun wabah ini tampaknya mulai menurun.
Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dilansir (3/1) mengatakan, daerah-daerah yang paling aktif tertular virus itu pada saat ini adalah di Eropa Tengah dan Eropa Timur, dengan titik pusat dalam beberapa pekan terakhir ini di Georgia, Montenegro dan Ukraina. Bagian-bagian lain di Eropa Timur dan Eropa Selatan, meliputi dari Yunani, Bulgaria, Serbia, Ukraina dan wilayah Ural Rusia, juga diserang infeksi pernafasan, dan itu juga termasuk flu musiman yang sedang menyebar luas.
Meski belakangan ini fokus diberikan kepada H1N1, yang mulai diketahui April, WHO memperkirakan bahwa flu musiman juga menyebabkan tewasnya 250.000-300.000 orang di seluruh dunia, setiap tahun.
Direktur Jenderal WHO, Margaret Chan, mengatakan bahwa wabah H1N1 - yang berusaha ditaklukkan secara luas dengan kampanye vaksinasi - mungkin tidak akan bisa ditundukkan sampai 2011, dan untuk itu diperlukan tetap waspada terhadap virus tersebut.
Di Asia, terutama di China, Jepang dan Taiwan, penularan juga tampaknya makin menurun, kata WHO.

Sunday, January 3, 2010

528 kasus HIV/AIDS di RSUP HAM selama 2009


Warta - Medan
WASPADA ONLINE

MEDAN - Sepanjang tahun 2009, terdapat 528 kasus HIV/AIDS di Klinik Pusyansus VCT (Voluntary Counselling Test) RSUP H Adam Malik. Dibanding tahun 2008 yang berjumlah 403 kasus, tahun 2009 ini jauh lebih tinggi kasus HIV/AIDS ditemukan.

Berdasarkan data yang diperoleh Waspada di Klinik VCT RSUP HAM, jumlah pria lebih tinggi angka penderita HIV/AIDS-nya yang mencapai 407 orang, dibandingkan wanita yang hanya berkisar 121 orang.

Koordinator Pusyansus VCT RSUP HAM, Rahmat Nur Kurniawan, tadi malam, memperkirakan jumlah kasus baru HIV/AIDS setiap tahunnya akan meningkat. Banyak terkuaknya kasus HIV/AIDS sekarang ini muncul, katanya, karena keberhasilan klinik-klinik VCT menemukan kasus HIV.

“Karena VCT didirikan agar bisa menemukan kasus HIV sebanyak mungkin, sehingga kesadaran masyarakat resiko tinggi untuk memeriksakan diri sejak dini meningkat. Karena ada klinik-klinik VCT inilah kasus HIV banyak ditemukan, Tapi, jumlah estimasi masih jauh lebih besar daripada jumlah kasus HIV yang ditemukan,” ujarnya.

Dituturkan, bahwa pihak klinik VCT masih mengalami hambatan-hambatan dalam menangani pasien HIV/AIDS yang terutama diluar kota. Hal ini disebabkan oleh jarak dan ekonomi si pasien.

“Banyak pasien kita orang miskin, jadi setelah keluar dari ruang rawat inap di RS ini, mereka tak mengontrol lagi. Disinilah sebenarnya peran LSM mendampingi para ODHA agar mau terus berhubungan dengan tim VCT. Untuk para lay support harus meningkatkan kuantitas dan kualitasnya, dan selalu berkoordinasi dengan tim VCT,” katanya.

Menanggapi meningkatnya kasus HIV/AIDS itu, anggota DPD RI asal Sumut, Parlindungan Purba, mengatakan, meningkatnya kasus HIV/AIDS ini merupakan pertanda bencana kemanusiaan.

Sebab, semua orang bisa tertular HIV/AIDS tanpa memandang usia dan ekonomi. Meningkatnya kasus ini, lanjutnya, juga karena belum antusiasnya pihak-pihak terkait membahas masalah ini.

”Klinik-klinik VCT yang berdiri di RS pemerintah itu hanya melakukan pemeriksaan, tapi upaya pencegahan tak banyak dilakukan di sana. Untuk itu kuncinya ada pada lingkungan keluarga. Memberikan informasi tentang bahaya HIV/AIDS serta penyebab-penyebabnya kepada anggota keluarga. Ulama dan pendeta juga berperan dalam membentuk mentalnya. Jadi tak hanya peran pemerintah,” katanya.
(dat04/waspada)

Travel Notices - CDC Travelers' Health

MANTAN-MANTAN KEPALA KKP MEDAN