SELAMAT DATANG Dr. JEFRI SITORUS, M.Kes semoga sukses memimpin KKP Kelas I Medan------------------------ Kami Mengabdikan diri Bagi Nusa dan Bangsa untuk memutus mata rantai penularan penyakit Antar Negara di Pintu Masuk Negara (Pelabuhan Laut, Bandar Udara dan Pos Lintas Batas Darat=PLBD) ------

Disease Outbreak News

Friday, August 21, 2009

Tambahan 18 Kasus Baru Positif Influenza A H1N1

21 Aug 2009

Pada tanggal 20 Agustus 2009, Badan Litbangkes Depkes melaporkan hasil konfirmasi laboratorium positif influenza A H1N1 sebanyak 18 orang. Dengan demikian secara kumulatif kasus positif influenza A H1N1 berjumlah 948 orang tersebar di 24 provinsi kata Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P (K), MARS, Dirjen P2PL Depkes.
selengkapnya...

Thursday, August 20, 2009

Pandemic (H1N1) 2009 - update 62

Laboratory-confirmed cases of pandemic (H1N1) 2009 as officially reported to WHO by States Parties to the IHR (2005) as of 13 August 2009

The countries and overseas territories/communities that have newly reported their first pandemic (H1N1) 2009 confirmed case(s) since the last web update (No. 61) as of 13 August 2009 are:

Ghana, Zambia, and Tuvalu

Map of affected countries and deaths as of 13 August 2009 [png 313kb]

*Given that countries are no longer required to test and report individual cases, the number of cases reported actually understates the real number of cases.

Qualitative indicators (Week 31: 27 July - 2 August 2009 and Week 32: 3 August - 9 August 2009)

The qualitative indicators monitor: the global geographic spread of influenza, trends in acute respiratory diseases, the intensity of respiratory disease activity, and the impact of the pandemic on health-care services.

Source: WHO

Kumulatif Kasus Positif Influenza A H1N1 930 Kasus


19 Aug 2009


Badan Litbangkes Depkes tanggal 18 Agustus 2009, melaporkan hasil konfirmasi laboratorium positif influenza A H1N1 sebanyak 22 orang. Dengan demikian secara kumulatif kasus positif influenza A H1N1 berjumlah 930 orang, tersebar di 24 provinsi kata Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P (K), MARS, Dirjen P2PL Depkes.

Prof. Tjandra menjelaskan, penyakit influenza A H1N1 ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita, karena itu penyebarannya sangat cepat namun dapat dicegah. Cara yang efektif untuk mencegah yaitu menjaga kondisi tetap sehat yakni makan dengan gizi seimbang, beraktivitas fisik/berolahraga, istirahat yang cukup dan berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Diantaranya, mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik, bila batuk dan bersin tutup hidung dengan sapu tangan atau tisu. Jika ada gejala Influenza minum obat penurun panas, gunakan masker dan tidak ke kantor/sekolah/tempat-tempat keramaian serta beristirahat di rumah selama 5 hari. Apabila dalam 2 hari flu tidak juga membaik segera ke dokter, ujar Prof. Tjandra.

Upaya kesiapsiagaan tetap dijalankan pemerintah yaitu: penguatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (thermal scanner dan Health Alert Card wajib diisi); penyiapan RS rujukan; penyiapan logistik; penguatan pelacakan kontak; penguatan surveilans ILI; penguatan laboratorium, komunikasi, edukasi dan informasi dan mengikuti International Health Regulations (IHR).

Disamping itu juga dilakukan community surveilans yaitu masyarakat yang merasa sakit flu agak berat segera melapor ke Puskesmas, sedangkan yang berat segera ke rumah sakit. Selain itu, clinical surveilans yaitu surveilans severe acute respiratory infection (SARI) ditingkatkan di Puskesmas dan rumah sakit untuk mencari kasus-kasus yang berat. Sedangkan kasus-kasus yang ringan tidak perlu dirawat di rumah sakit, tambah Prof. Tjandra.
Sumber : Depkes OL

Tuesday, August 18, 2009

Malaysia : A(H1N1) National health emergency declared

SEBERANG PERAI (Aug 17, 2009): The federal government has declared a health emergency in Malaysia due to the A(H1N1) outbreak which has so far taken 64 lives, and a health curfew similar to the week-long shutdown of non-essential services and industries in Mexico has not been discounted.

Health Minister Datuk Seri Liow Tiong Lai however said any curfew can only be considered if the virus mortality rate of those infected breach 0.4%, and even then, it has to be decided by the National Security Council.

However, he said the character of the virus remained unchanged for now as it is still attacking the high-risk group.

Mexico, which was the first and hardest hit by the A(H1N1) pandemic had ordered a shutdown of businesses and public places, including dancing halls, bars, sports centre, arts centres, cinemas and parks, for a week from May 1 to contain the spread. Restaurants were allowed to open, but only serve take-away food.

"We are discussing in-depth the health curfew move that was taken in Mexico," said Liow, adding that the Health Ministry was monitoring the infection and mortality cases and the proliferation of the disease daily.

For now, the government wants the public to do their part to contain the outbreak by wearing masks if they have influenza-like illnesses (ILI) and to practice self-quarantine.

Those having ILI symptoms and found not wearing the mask in public can be charged under Section 12(1) the Prevention and Control of Infectious Diseases Act 1988, which carries a compound fine of RM10,000 or two-year jail term, Liow said.

In line with the declaration of health emergency, the Domestic Trade, Co-operatives And Consumerism Ministry will fix the ceiling prices for various types of masks and an announcement will be made soon.

Deputy Prime Minister Tan Sri Muhyiddin Yassin, who was wearing a face-mask at the Permatang Pasir state by-election nomination centre today, said the face mask can be listed as a controlled item under the Price Control Act on grounds of necessity and health for about a year.

He said this after Liow, who was also present, reported to him that the masks were being sold for as much as RM5 each by unscrupulous traders.

To date, the country has registered a total of 4,225 cases of people infected with A(H1N1) virus, most of whom have already been treated.

There have been 64 deaths, including a 7-month old boy who died on Aug 15 and a 74-year old woman who succumbed on Aug 12, he added.

Later, speaking to reporters after launching the Asia Healthcare 2009 Conference, Liow said the ministry has directed all private and government doctors to prescribe anti-viral drugs for patients who suffer from fever longer than two days and influenza-like illness with co-morbid condition.

He said this is because late anti-viral treatment was one of the reasons for a number of deaths and the ministry did not want patients to wait for test results before receiving the treatment.

Liow also disclosed that the government healthcare sector is facing a serious shortage of manpower.

He said as of June 30, there were 240,236 vacancies for doctors approved by the Public Services Department but only 13,902 (57.4%) positions were filled; 2,549 for dentists but only 1,442 (66.6%) filled; 4,030 for pharmacists but 2,086 (47.1%) filled; and 44,897 for staff nurses but 39,263 filled.

Source : thesundaily.com Himanshu Bhatt

Pertambahan Kasus-Kasus Positif Influenza H1N1 Indonesia

Kasus Positif Influenza A H1N1 Tambah Lagi 36 Orang

18 Aug 2009

Tanggal 17 Agustus 2009, Badan Litbangkes Depkes melaporkan hasil konfirmasi laboratorium positif influenza A H1N1 sebanyak 36 orang. Dengan demikian secara kumulatif kasus positif influenza A H1N1 berjumlah 908 orang, tersebar di 24 provinsi kata Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P (K), MARS, Dirjen P2PL Depkes.
selengkapnya...
Secara Kumulatif Kasus Positif Influenza A H1N1 Mencapai 872 Orang

17 Aug 2009

Badan Litbangkes Depkes tanggal 16 Agustus 2009, melaporkan hasil konfirmasi laboratorium positif influenza A H1N1 sebanyak 18 orang, 1 orang diantaranya meninggal, pasien ini memiliki gangguan kesehatan dan hasil laboratorium menunjukkan H1N1. Dengan tambahan kasus baru tersebut secara kumulatif kasus positif influenza A H1N1 berjumlah 872 orang, 4 orang diantaranya meninggal, kata Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P (K), MARS, Dirjen P2PL Depkes.
selengkapnya...

Sunday, August 16, 2009

Secara kumulatif Kasus Positif Influenza A H1N1 Mencapai 854 Orang


Print E-mail
16 Aug 2009
Badan Litbangkes Depkes tanggal 14 Agustus 2009, melaporkan hasil konfirmasi laboratorium positif influenza A H1N1 sebanyak 16 orang. Dengan tambahan kasus baru tersebut secara kumulatif kasus positif influenza A H1N1 berjumlah 854 orang, kata Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P (K), MARS, Dirjen P2PL Depkes.

Prof. Tjandra menjelaskan, penyakit influenza A H1N1 ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita, karena itu penyebarannya sangat cepat namun dapat dicegah.

Cara yang efektif untuk mencegah yaitu menjaga kondisi tetap sehat yakni makan dengan gizi seimbang, beraktivitas fisik/berolahraga, istirahat yang cukup dan berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Diantaranya, mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik, bila batuk dan bersin tutup hidung dengan sapu tangan atau tisu. Jika ada gejala Influenza minum obat penurun panas, gunakan masker dan tidak ke kantor/sekolah/tempat-tempat keramaian serta beristirahat di rumah selama 5 hari. Apabila dalam 2 hari flu tidak juga membaik segera ke dokter, ujar Prof. Tjandra. Upaya kesiapsiagaan tetap dijalankan pemerintah yaitu: penguatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (thermal scanner dan Health Alert Card wajib diisi); penyiapan RS rujukan; penyiapan logistik; penguatan pelacakan kontak; penguatan surveilans ILI; penguatan laboratorium, komunikasi, edukasi dan informasi dan mengikuti International Health Regulations (IHR).

Sumber : Depkes RI

Dinkes Medan selidiki penyakit aneh


Warta - Warta Fokus
RIDIN
WASPADA ONLINE

MEDAN – Kepala Dinas Kesehatan (dinkes) Kota Medan, Edwin Effendy, mengatakan, pihaknya segera akan melakukan penyelidikan terhadap penyakit aneh yang menimpa masyarakat.

“Dari laporan 39 puskesmas dan 61 puskesmas pembantu di kota Medan, penyakit aneh itu diawali demam tinggi, 3 sampai 7 hari. Setelah mengkonsumsi obat penurun panas penyakit itupun sembuh,” katanya kepada Waspada Online, siang ini.

Anehnya, kata Edwin, penyakit itu diperkirakan dapat menular, sebab dari pasien yang datang memeriksakan diri didampingi keluarga, selalu anggota keluarga itu juga ikut terserang, bahkan para tetangga.

“Memang kita sudah menerima laporan dari tiap unit. Itu kita terima dari temuan dilapangan. Ada yang menyatakan sudah ada, ada yang menyatakan belum,” tuturnya.

Bila dilihat gejalanya dari beberapa pasien, sebut Edwin, mirip dengan gejala pada penderita Infeksi Saluran Penafasan Akut (ISPA), dan gejala pada pasien suspect flu babi. “Itu hanya baru sebatas asumsi, dan belum ada hasil diagnosis yang dapat mendukung dugaan itu,” ujarnya.

Edwin meyakini, wabah demam tinggi yang menyerang warga kota Medan, terjadi sebagai dampak negatif perubahan iklim. Ditambah lagi persoalan tingginya tingkat polusi yang timbul akibat kebakaran hutan, dan asap kendaraan bermotor.

Sebagai antisipasi, tambah Edwin, masyarakat disarankan untuk memperbanyak mengkonsumsi air putih, hidup teratur dan bersih, serta menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

“Ini baru gejalannya. Kita belum dapat memastikan kejadian itu. Dan tidak bisa dikaitkan dengan flu babi,” tegasnya.

Berita terkait : Medan terserang penyakit aneh


(dat04/wol-mdn)

Travel Notices - CDC Travelers' Health

MANTAN-MANTAN KEPALA KKP MEDAN