SELAMAT DATANG Dr. JEFRI SITORUS, M.Kes semoga sukses memimpin KKP Kelas I Medan------------------------ Kami Mengabdikan diri Bagi Nusa dan Bangsa untuk memutus mata rantai penularan penyakit Antar Negara di Pintu Masuk Negara (Pelabuhan Laut, Bandar Udara dan Pos Lintas Batas Darat=PLBD) ------

Disease Outbreak News

Saturday, November 21, 2009

20 Kasus Flu H1N1, Calhaj Indonesia Bebas Virus

Jakarta - Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menyatakan ada sekitar 20 kasus suspect flu H1N1 (flu babi) pada calon jamaah haji (calhaj) di seluruh dunia. Namun Calhaj Indonesia tak termasuk di dalamnya.

"Calon jamaah haji Indonesia tidak terkena virus H1N1 tersebut," Ketua Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH) dr Barita Sitompul, Sabtu (20/11/2009).

Namun menurut Barita, memang ada tiga calhaj Indonesia yang diduga terjangkit virus H1N1. Hal itu diketahui saat ketiganya tertangkap kamera pemindai panas tubuh di bandara debarkasi (Jeddah dan Madinah).

"Namun setelah diobservasi di Rumah Sakit King Saud Jeddah, ketiganya dinyatakan negatif," kata Barita.

Ketiga calhaj itu, lanjut Barita, hanya mengalami influensa karena kelelahan akibat panjangnya penerbangan dari tanah air menuju tanah suci.

Menteri Kesehatan Arab Saudi Dr Abdullah Al-Rabeeah seperti yang dilansir Arabnews.com mengatakan, ada dua belas orang dari 20 susfect flu H1N1 yang masih dirawat.

"Selebihnya masih diobservasi," kata Dr Abdullah Al-Rabeeah, Jum'at (19/11/2009).

Abdullah menjelaskan bahwa untuk mengantisipasi kemungkinan merebaknya wabah flu H1N1, dirnya telah menunjuk 80 konsultan.

Abdullah pun menjamin akan menyediakan 1,5 juta dosis vaksin H1N1 bagi calon jamaah haji. Abdullah pun kini tengah menyiapkan layanan kesehatan bagi calhaj.

"Kami akan lakukan tindakan antisipasi (precautionary action) untuk melindungi calhaj dari berbagai penyakit termasuk flu babi," katanya.

Saat ini Laboratorium Robotic, Kognitif dan Biometic (BCR) telah dioperasikan di Mina dan Mekkah untuk mendeteksi virus flu H1N1. Pihaknya juga telah membangun 14 Rumah Sakit di Mekkah dengan kapasitas 2.782 tempat tidur, termasuk 244 tempat tidur di ruang perawatan intensif dan 287 di ruang rawat darurat.

Tidak hanya itu, ada 35 pusat kesehatan permanen di Mekkah, sembilan pusat kesehatan selama musim haji di ruas jalan bebas hambatan Mekkah-Madinah, dan empat lagi di kawasan Masjidil Haram.

28 pusat kesehatan akan dioperasikan Mina, 46 di Padang Arafah dan 6 di Muzdalifah. Sebelumnya, pemerintah Arab Saudi melansir setidaknya ada 62 orang tewas di Arab Saudi akibat terinfeksi virus H1N1 dari sekitar 7.000 orang yang terduga terinfeksi, namun 95 persen diantara mereka dilaporkan sembuh total.

(zal/gus)

Sumber : M. Rizal Maslan - detikNews

Friday, November 20, 2009

Saudi Temukan 20 Kasus Flu Babi pada Jemaah Haji

Jakarta (ANTARA News) - Duapuluh kasus flu babi (H1N1) dilaporkan telah ditemukan di kalangan jemaah calon haji dari seluruh penjuru dunia yang berdatangan di tanah suci untuk menunaikan rukun Islam kelima sejak Oktober lalu, kata Menteri Kesehatan Arab Saudi Dr. Abdullah Al-Rabeeah seperti dikutip Arabnews.com, Jumat.

"Dua belas orang diantara mereka masih dirawat, selebihnya masih diobservasi," terangnya.

Menkes Arab itu tak menyebutkan asal kebangsaan pasien, namun ketika dikonfirmasi Ketua Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH) dr. Barita Sitompul, dia memastikan tidak ada seorang pun calon haji Indonesia yang terbukti mengidap virus H1N1.

Dia mengaku, memang ada tiga calon haji Indonesia yang tertangkap kamera pemindai panas tubuh yang dipasang di bandara debarkasi (Jeddah dan Madinah), namun setelah diobservasi di Rumah Sakit King Saud Jeddah yang dirujuk untuk menangani kasus-kasus H1N1, ketiganya dinyatakan negatif dari infeksi penyakit pandemi itu.

Ketiganya, lanjut dr. Barita, hanya terkena influenza karena kelelahan akibat panjangnya penerbangan dari Tanah Air menuju Tanah Suci.

Menkes Arab itu selanjutnya mengatakan, untuk mengantisipasi kemugkinan merebaknya wabah flu babi khususnya pada saat musim haji, dia telah menunjuk 80 konsultan untuk menangani pusat kesehatan intensif yang dikelola pakar-pakar pengawasan penyakit menular Arab Saudi dan Amerika Serikat.

Ia juga menjamin tersedianya l,5 juta dosis vaksin H1N1 diperuntukkan bagi jemaah calon haji, dan sehari sebelumnya pihaknya melakukan koordinasi guna membahas persiapan layanan kesehatan yang akan diberikan pada calon haji.

"Kami akan melakukan tindakan antisipasi (precautionary action) untuk melindungi calon haji dari berbagai penyakit termasuk flu babi," tandasnya seraya menambahkan, sebuah laboratorium Robotic, Cognitif dan Biometic (BCR) telah dioperasikan di Mina dan Mekah untuk mendeteksi virus flu babi.

Kementerian Kesehatan Arab, lanjutnya, juga telah membangun 14 Rumah Sakit di Mekah berkapasitas 2.782 tempat tidur, termasuk 244 tempat tidur di ruang perawatan intensif dan 287 di ruang rawat darurat.

Selain itu masih ada 35 pusat kesehatan permanen di Mekah, sembilan pusat kesehatan selama musim haji di ruas jalan bebas hambatan Mekah - Madinah dan empat lagi di kawasan Masjidl Haram.

Dua puluh delapan pusat kesehatan akan dioperasikan di Mina, 46 di Padang Arafah dan enam di Muzdalifah. Lebih 2,5 juta ummat Islam sedunia diperkirakan akan "tumplek" pada acara rangkaian puncak ritual ibadah haji (Wukuf di Padang Arafah dan melontar jumrah di Mina mulai 9 - 12 Zulhijah (26-30 November).

Kementerian Arab Saudi merekrut 10.000 tenaga kesehatan termasuk 100 dokter, 60 di antaranya dokter ahli penyakit menular dari manca negara dan 147 perawat untuk menangani unit layanan darurat dan intensif di pusat-pusat kesehatan selama musim haji 1430H.

Sebanyak 62 orang tewas di Arab Saudi akibat terinfeksi virus H1N1 dari sekitar 7.000 orang yang terduga terinfeksi, namun 95 persen diantara mereka dilaporkan sembuh total.

Sumber : Antara Online

Tuesday, November 17, 2009

Vaksin H1N1 Diproduksi Tahun Depan

Selasa, 17 November 2009 | 07:33 WIB
SURABAYA, KOMPAS.com - Avian Influenza Research Centre Bio Safety Level-3 Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, meluncurkan bakal vaksin H1N1 dan H5N1, Senin (16/11) di Surabaya. Vaksin H1N1 akan mulai diproduksi November 2010 oleh PT Bio Farma.

Pada acara peluncuran, Rektor Unair Prof Fasich menyerahkan bakal vaksin (seed vaccine) H1N1 dan H5N1 kepada Wakil Presiden Boediono, yang menyerahkannya kepada Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih dan meneruskannya kepada Direktur Utama PT Bio Farma Iskandar.

Menurut Iskandar, bakal vaksin H1N1 akan diuji klinis (clinical trial) pada manusia pada Maret 2010. Produksi dan distribusi vaksin H1N1 dilakukan November 2010 untuk 20 juta dosis vaksin atau sepersepuluh jumlah penduduk Indonesia.

Karena jumlah produksi terbatas, kata Endang, vaksin diprioritaskan bagi kelompok masyarakat yang rentan terhadap avian influenza (AI), seperti perawat dan petugas laboratorium.

Vaksin H5N1 akan diproduksi sesuai kebijakan pemerintah. Jika terjadi pandemi dan pemerintah meminta produksi vaksin H5N1, PT Bio Farma akan memproduksi karena teknologi untuk produksi kedua vaksin itu sama.

Kepala Laboratorium Avian Influenza Tropical Disease Center (TDC) Unair Chaerul Anwar Nidom menjelaskan, jika terjadi mutasi virus H1N1 atau H5N1, strain virus yang digunakan sebagai bakal vaksin akan diganti. ”Keterbukaan informasi atas kejadian infeksi avian influenza sangat diperlukan,” kata Nidom.

Iskandar mengatakan, nilai proyek pengembangan laboratorium dan fasilitas produksi vaksin H1N1 dan H5N1 di Kampus C Unair, Mulyorejo, Surabaya, sekitar Rp 1,3 triliun. Fasilitas produksi berkapasitas 20 juta vaksin per tahun. Proyek dilaksanakan empat tahun, 2008-2011.

Nidom menambahkan, penelitian virus H5N1 untuk dijadikan vaksin sudah dilakukan sejak 2006. Untuk uji tantang (pengujian calon vaksin pada hewan) H5N1 menunggu sampel virus dari Departemen Kesehatan sampai 13 Agustus 2009. Saat itu TDC Unair mendapat enam tipe virus H5N1.

Penelitian H1N1 lebih mudah karena TDC Unair bisa mendapat banyak sampel virus dari klinik. Setelah diuji tantang, bakal vaksin siap diuji klinis dan mulai diproduksi massal.

Penelitian virus AI dan bakal vaksinnya dilakukan di laboratorium seluas 224 meter persegi bernama Avian Influenza Research Centre Bio Safety Level-3 (BSL-3). Selain terbesar di Asia, kata Nidom, laboratorium ini unik karena ada ruang uji coba pada 30 monyet (Maccaca fascicularis). Penelitian di laboratorium sangat komprehensif.

Peluncuran bakal vaksin ini, menurut Boediono, adalah wujud kemandirian Indonesia. Sebagai warga dunia, Indonesia harus aktif menangani serangan penyakit menular yang sangat cepat menyebar. Apalagi, sebagai negara tropis, Indonesia sangat rentan sebagai tempat berbiak strain dan mutasi virus baru.

Karena di garis depan peperangan melawan penyakit menular, lanjutnya, Indonesia punya kesempatan menguasai teknologinya. Karena itu, Indonesia sebaiknya tak menggantungkan diri pada laboratorium di luar negeri. ”Indonesia juga berkewajiban membagi pengetahuan kepada dunia sebab wabah penyakit menular adalah masalah dunia, tetapi dalam kerangka saling menguntungkan,” katanya.

Sumber : http//www.compas.com/

Monday, November 16, 2009

Penderita HIV/AIDS Tahun 2010 Capai 130.000 Orang

Bandarlampung (ANTARA News) - Jumlah penderita HIV/AIDS di seluruh kabupaten/kota di Indonesia pada 2010 diperkirakan mencapai 93 ribu sampai 130 ribu orang.

Menurut "National Trainer Care, Support and Treatment IMAI-HIV/AIDS", dr Ronald Jonathan MSc, pada seminar dua hari "Global Diseases 2nd Continuing Professional Development" di Bandarlampung, Sabtu dan Minggu, angka itu diperoleh berdasarkan perkiraan pengaduan penderita terinfeksi HIV/AIDS ke sejumlah rumah sakit, yang berjumlah tidak lebih dari sepersepuluh korban terinfeksi keseluruhan.

"Perkiraan saya, jumlah kasus terinfeksi HIV/AIDS hingga 2010 akan mencapai antara 93 ribu hingga 130 ribu kasus, dan prinsip fenomena gunung es yang berlaku mengatakan, jumlah penderita HIV/AIDS yang tampak hanyalah 5-10 persen dari jumlah keseluruhan," katanya.

Sementara itu, dia menambahkan, jumlah penderita HIV/AIDS di seluruh Indonesia sejak 1980-an hingga September 2009 yang terdata oleh Departemen Kesehatan mencapai 18.442 penderita, dengan perbandingan jumlah penderita laki-laki dan perempuan sebesar tiga berbanding satu.

"Sudah ada pergeseran pola penyebaran, kini penyeberan terbesar terjadi lewat hubungan seks, bukan lagi penggunaan jarum suntik," ujarnya.

Dia menerangkan, hampir 50 persen dari penyebaran virus HIV/AIDS terjadi melalui hubungan seksual,dan melalui jarum suntik (pada pengguna narkoba) mencapai 40,7 persen berdasarkan riset terhadap jumlah total penderita.

Sementara itu, penyebaran virus HIV/AIDS pada gay, waria dan transgender hanya mencapai 3-4 persen dari jumlah total penderita.

Rentan usia tertinggi penderita HIV/AIDS hingga saat ini masih tetap berada pada usia produktif yaitu 20-39 tahun.

Khusus untuk Provinsi Lampung, jumlah penderita HIV/AIDS di provinsi itu mencapai 188 penderita, dengan 42 orang penderita yang meninggal.

"Untuk jumlah penderita HIV/AIDS, Lampung berada pada posisi 17 dari 33 provinsi, artinya jumlah penderita di provinsi itu masih cukup banyak," kata dia.

Dia mengingatkan, penyadaran dan pendampingan terhadap penderita HIV/AIDS perlu terus ditingkatkan, agar jumlah mereka dapat diminimalkan.

"Minimal kita dapat memberikan konseling dan bimbingan terhadap mereka tentang pentingnya kesadaran untuk mau berobat secara teratur, dan menyebarkan hal itu kepada penderita lainnya," kata dia.

Khusus untuk konseling, dia mengingatkan kepada pendamping agar membicarakan langsung hal-hal tersebut dengan penderita, bukan dengan keluarganya.

"Saya ingatkan ada pola konseling yang salah, yaitu mengajak bicara keluarga penderita, karena nanti urusannya akan lebih repot, lebih baik anda langsung berbicara dengan penderita," katanya.

Sumber : Antara OL

Travel Notices - CDC Travelers' Health

MANTAN-MANTAN KEPALA KKP MEDAN