SELAMAT DATANG Dr. JEFRI SITORUS, M.Kes semoga sukses memimpin KKP Kelas I Medan------------------------ Kami Mengabdikan diri Bagi Nusa dan Bangsa untuk memutus mata rantai penularan penyakit Antar Negara di Pintu Masuk Negara (Pelabuhan Laut, Bandar Udara dan Pos Lintas Batas Darat=PLBD) ------

Disease Outbreak News

Thursday, September 3, 2009

Tambahan 14 Kasus Baru Positif Influenza A H1N1, 2 orang meninggal

03 Sep 2009


Badan Litbangkes Depkes tanggal 2 September 2009 melaporkan hasil konfirmasi laboratorium positif influenza A H1N1 sebanyak 14 kasus baru, 2 orang diantaranya meninggal dunia, seorang anak dari DKI Jakarta dan 1 orang perempuan dari Yogyakarta, keduanya mempunyai faktor risiko yang mendasari dan juga pneumonia, hasil laboratorium juga menunjukkan H1N1(+). Dengan demikian secara kumulatif, total kasus sampai saat ini 1.097 orang di 25 provinsi dan 10 kematian, kata Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P (K), MARS, Dirjen P2PL Depkes.

Ditambahkan, “data kasus influenza A H1N1 di negara tetangga kita menunjukkan Thailand memiliki 14.976 kasus dengan 119 kematian, Singapura 16 kematian, Malaysia 64 kematian dan Australia ada 35.095 kasus dengan 155 kematian", ujar Prof. Tjandra Prof. Tjandra menjelaskan, penyakit influenza A H1N1 ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita, karena itu penyebarannya sangat cepat namun dapat dicegah.
Cara yang efektif untuk mencegah yaitu menjaga kondisi tubuh tetap sehat dan bugar yakni makan dengan gizi seimbang, beraktivitas fisik/berolahraga, istirahat yang cukup dan mencuci tangan pakai sabun. Selain itu, bila batuk dan bersin tutup hidung dengan sapu tangan atau tisu. Jika ada gejala Influenza minum obat penurun panas, gunakan masker dan tidak ke kantor/sekolah/tempat-tempat keramaian serta beristirahat di rumah selama 5 hari. Apabila dalam 2 hari flu tidak juga membaik segera ke dokter, ujar Prof. Tjandra.
Sumber : Depkes OL

Wednesday, September 2, 2009

Virus H1N1 Kalahkan Virus Flu Lain

Rabu, 2 September 2009 11:30 WIB

KOMPAS.com - Kekhawatiran akan terjadinya "koalisi" virus A-H1N1 dengan virus influenza strain lainnya ternyata tidak terbukti. Riset terkini membuktikan, bila virus H1N1 dimasukkan dalam ruangan yang berisi strain virus influenza lain, mereka tidak akan bergabung menjadi virus baru karena virus H1N1 akan mengambil alih dominasi.
Demikian hasil riset terbaru yang dilaporkan para peneliti dari Universitas Maryland, AS. Dalam penelitiannya para peneliti menginfeksi hewan sejenis musang dengan virus H1N1. Meski tidak terjadi koalisi virus, tapi hewan yang terinfeksi dua jenis virus flu tersebut mengalami gejala yang parah dan lebih mudah menularkan virus, atau yang oleh para peneliti disebut sebagai virus H1N1 2009.
Dari hasil penelitian ini, tak heran bila kini virus H1N1 menjadi strain virus influenza yang paling dominan di dunia. Para peneliti juga tak terlalu khawatir lagi virus yang bergabung dan bermutasi menjadi virus baru yang lebih ganas. Kini yang jadi perhatian para ahli adalah bagaimana virus H1N1 ini dengan cepatnya menyebar ke berbagai negara."Hasil studi ini menunjukkan bagaimana virus H1N1 2009 mengungguli virus influenza lainnya dan menjadi lebih mudah menular.
Meski penelitian ini masih awal, namun menegaskan perlunya vaksinasi virus flu segera," kata Dr Anthony Fauci, direktur National Institute of Allergy and Infectious Disease, AS.Meski tidak terbukti adanya koalisi virus influenza, namun Kepala Laboratorium Flu Burung Universitas Airlangga, Surabaya, CA Nidom, mengatakan yang perlu dikhawatirkan adalah koalisi antara virus flu A-H1N1 dengan virus H5N1. Bila terjadi koalisi dua virus itu, dikhawatirkan muncul virus baru yang sangat ganas dan mudah menular. Karena itu Nidom berpendapat pemerintah seharusnya mulai melakukan pemetaan daerah mana yang memungkinkan terjadi koalisi kedua virus itu (Kompas, 17 Juli 2009).
Sumber : Kompas OL

Penularan A-H1N1 pada Unggas

Selasa, 1 September 2009 13:44 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com — Penularan virus flu A-H1N1 dilaporkan terjadi pada unggas serta babi di beberapa negara di dunia. Penyebaran virus pada hewan ini dikhawatirkan akan menimbulkan koalisi virus sehingga menjadi lebih ganas dan tingkat penyebaran sangat cepat.
Menurut CA Nidom, peneliti senior Laboratorium Flu Burung Universitas Airlangga, di Surabaya, Jawa Timur, saat dihubungi dari Jakarta, Senin (31/8), apabila hewan yang terjangkit H1N1 ternyata juga terinfeksi virus lain, bisa terjadi koalisi virus.Meski belum dilaporkan adanya penyebaran virus H1N1 pada unggas dan babi, di Indonesia berpotensi terjadi penularan virus itu pada hewan karena banyak peternakan berada di permukiman penduduk dan sanitasi buruk. Atas dasar itu, pemerintah perlu segera menerapkan surveillance total untuk semua jenis virus, baik H5N1 maupun H1N1, terhadap manusia ataupun unggas. ”Meski sudah sembuh, virus flu A-H1N1 masih berada di dalam tubuh pasien,” katanya.
Seperti diberitakan AFP, virus H1N1 baru-baru ini ditemukan pada kalkun di dua peternakan di dekat Pelabuhan Valparaiso, Cile. Penularan terjadi dari pekerja peternakan ke unggas. Atas dasar itu, PBB menyatakan, peternakan unggas di mana pun di seluruh penjuru dunia juga bisa terinfeksi virus itu. Sejauh ini belum ada kasus H5N1 pada unggas di Cile.Pejabat Cile menetapkan karantina dan membolehkan unggas terinfeksi disembuhkan. ”Unggas sakit telah pulih, aman diproduksi, proses bisa berlanjut,” kata Juan Lubroth, petugas veteriner dari Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO).Kanada, Argentina, dan Australia juga melaporkan penyebaran virus influenza A-H1N1 dari pekerja peternakan ke babi.
”Di Asia Tenggara banyak virus H5N1 bersirkulasi di peternakan. Masuknya virus H1N1 pada populasi ini menjadi perhatian serius,” kata Dr Lubroth.Adapun produsen obat Sinovac akan menjual vaksin flu A-H1N1, yang bekerja hanya dengan satu dosis, 30 persen lebih sedikit dosisnya daripada vaksin produksi sejumlah perusahaan farmasi dari Barat. Hasil uji coba oleh Sinovac menunjukkan, dosis tunggal vaksin ini efektif melawan virus A-H1N1. ”Vaksin produksi perusahaan farmasi Barat akan dijual seharga 30 dollar AS, kami bisa menjual 30 persen lebih murah,” kata Direktur Sinovac Weidong Yin kepada harian bisnis elEconomista.
Sumber : Kompas OL

Monday, August 31, 2009

Tingkat Penyebaran A-H1N1 Sangat Cepat

Senin, 31 Agustus 2009 10:10 WIB
PARIS, KOMPAS.com — Penyebaran influenza A-H1N1 empat kali lebih cepat daripada virus-virus lain dan 40 persen kematian terjadi pada orang muda dan sehat.”Perjalanan virus ini tidak dapat dipercaya, hampir tak terdengar kecepatan penyebarannya,” kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Margaret Chan kepada France’s Le Monde Daily, Sabtu (29/8) di Paris, Perancis. ”Dalam enam pekan, virus itu menyebar ke berbagai tempat. Padahal, virus-virus lain butuh waktu 6 bulan untuk menjangkau jarak yang sama dengan virus influenza A-H1N1,” kata Chan.
”Sebanyak 60 persen kematian terjadi pada pasien yang sudah memiliki masalah kesehatan,” ujarnya. Hal ini berarti, 40 persen dari kematian terjadi pada kaum muda—dalam kondisi kesehatan bagus—yang meninggal karena demam akibat infeksi virus flu A-H1N1 dalam 5-7 hari.”Hal ini merupakan fakta yang paling mengkhawatirkan. Lebih dari 30 persen penduduk di negara dengan tingkat kepadatan tinggi berisiko terinfeksi virus flu A-H1N1,” katanya.
Virus pandemik flu A-H1N1 kini mendominasi strain flu pada sebagian besar bumi ini.
Pandemi akan tetap berlangsung dalam beberapa bulan ke depan pada populasi rentan terinfeksi. Meski demikian, alokasi sumber daya pelayanan gawat darurat dan perawatan bagi pasien kanker dan penyakit jantung sebaiknya tidak dialihkan.
”Semua negara harus menyiapkan kondisi terburuk menghadapi persoalan ini,” ujarnya. Data terakhir WHO menunjukkan, lebih dari 2.180 orang di dunia meninggal akibat virus itu sejak April.
Di Indonesia, hingga kemarin, Departemen Kesehatan mencatat jumlah kumulatif kasus flu A-H1N1 1.055 orang, 8 pasien meninggal. Sebagai pembanding, Thailand memiliki 13.019 kasus dengan 114 orang meninggal, di Malaysia 68 pasien meninggal.
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes Tjandra Yoga Aditama menyatakan, upaya kesiapsiagaan tetap dijalankan pemerintah. Upayanya antara lain menyiapkan rumah sakit rujukan, logistik, memperkuat pelacakan kontak, serta surveilans komunitas. (AFP/EVY)
Sumber : Kompas OL

Pengendalian Non Medis H1N1 Diintensifkan

Senin, 31 Agustus 2009 13:56 WIB


KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia mengintensifkan berbagai cara pengendalian, termasuk respons non medis terhadap penyebaran virus influenza baru H1N1 yang semakin meluas, baik di dunia maupun di Indonesia. "Penanganan non medis sama pentingnya dengan respons medis karena apabila pandemi semakin meluas, berbagai sektor pelayanan juga akan kena dampak, minimal dengan berkurangnya tenaga kerja karena sakit," kata koordinator bidang komunikasi Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza (Komnas FBPI), Memed Zulkarnaen di Jakarta, Senin.
Komnas FBPI mengintensifkan berbagai kesiapsiagaan non medis, antara lain dengan melakukan sosialisasi kepada pemerintah daerah dan melaksanakan simulasi desktop (simulasi pemutusan kebijakan saat gawat darurat). Simulasi jenis ini melatih berbagai pejabat dinas yang menjalankan fungsi pelayanan masyarakat, badan penanggulangan bencana daerah, organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, media lokal dan tokoh agama/masyarakat untuk berkoordinasi dalam merencanakan respons tanggap darurat dan mengambil keputusan apabila pandemi meluas dan virusnya semakin mematikan. Komnas FBPI, dengan bantuan berbagai departemen yang menjadi anggotanya, telah melaksanakan simulasi jenis ini di hampir seluruh provinsi di Indonesia bersama dengan UNICEF Indonesia dengan dukungan Pemerintah Kanada melalui Canadian International Development Agency (CIDA). "UNICEF Indonesia membantu mengembangkan kapasitas non medis Pemerintah Indonesia dalam merespon pandemi, terutama di bidang komunikasi resiko," kata konsultan media UNICEF Indonesia yang menangani komunikasi flu burung dan pandemi, Arie Rukmantara.
"Pada akhirnya nanti, semua kerja dan tugas merespons pandemi oleh UNICEF maupun lembaga internasional lainnya akan diambil alih, ditangani oleh negara dalam rangka melindungi warga negaranya," ujar Memed. Memed juga menekankan bahwa mitra kerja seperti UNICEF dan Badan Kesehatan Dunia/ WHO tetap akan bekerja merespons pandemi selama Pemerintah Indonesia masih membutuhkan kontribusi mereka.
"Saat ini kita dalam situasi pandemi global, kami masih perlukan kerjasama dan dukungan semua pihak," tegasnya. Menanggapi pernyataan Memed, Arie juga menekankan bahwa pada akhirnya pemerintah dan masyarakat Indonesia lah yang akan memutuskan langkah terbaik merespons pandemi dan memitigasi dampak buruknya.
"Jadi, respons pandemi tidak diambil alih dari satu badan PBB ke badan PBB lainnya," ujarnya, sambil meluruskan berita yang beredar sebelumnya bahwa kerja UNICEF merespons pandemi akan diambilalih oleh WHO. Kedua badan PBB ini tetap akan mendukung pemerintah dalam merespon pandemi influenza H1N1-2009 ini.
Sumber : Kompas OL

Tambahan 22 Kasus Baru Positif Influenza A H1N1

29 Aug 2009

Hari ini, Badan Litbangkes Depkes melaporkan hasil konfirmasi laboratorium positif influenza A H1N1 sebanyak 22 orang, 2 orang diantaranya meninggal dunia dari Jawa Timur, dengan gambaran klinik pneumonia serta hasil laboratorium menunjukkan H1N1 positif.

Dengan demikian secara kumulatif, total kasus sebanyak 1.055 orang tersebar di 24 provinsi dengan 8 kematian, kata Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P (K), MARS, Dirjen P2PL Depkes.
Ditambahkan, data kasus influenza A H1N1 di negara tetangga kita yaitu Thailand memiliki 13.019 kasus dengan 114 kematian, Singapura 12 kematian, Malaysia 68 kematian dan Australia ada 33.511 kasus dengan 132 kematian.
Sumber : Depkes OL

Travel Notices - CDC Travelers' Health

MANTAN-MANTAN KEPALA KKP MEDAN