Virus EV-71 Bakal Merebak Ditemukan Di Vietnam, Singapura
Hanoi, Senin, 05 Mei 2008 01:08 WIB
Dunia kini mengkhawatirkan merebaknya wabah Enterovirus 71 atau EV-71, virus yang menyerang anak-anak, menyebabkan sakit pada tangan, kaki dan mulut serta kelumpuhan. Selain di China, virus ini ditemukan di Vietnam dan Singapura.
Dari Provinsi Anhui, China Tengah dilaporkan, Minggu (4/5), korbannya sudah 24 anak meninggal dunia dan lebih dari 4.500 anak terjangkit. Di Vietnam dan Singapura terjadi peningkatan tajam kasus EV-71.
Merebaknya wabah tersebut membuat para pejabat kesehatan China pada akhir pekan kemarin, mengeluarkan perintah siaga nasional, terutama di Fuyang, di mana 22 anak meninggal dunia.
Pada Minggu, kantor berita resmi Xinhua mengatakan virus itu telah merenggut dua jiwa anak lainnya di Provinsi Guangdong, China Selatan. "Banyaknya korban jiwa merupakan suatu hal yang luar biasa dan itulah yang menarik perhatian kami," kata Peter Cordingley, jurubicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kantor daerah Pasifik Barat. "Dengan kata lain, wabah itu telah lewat di bawah radar."
Penyakit tangan, kaki dan mulut adalah sejenis penyakit pada anak dan dapat menular melalui air liur, tinja, ingus dan lendir dari hidung atau kerongkongan. Beberapa tanda penyakit tersebut meliputi deman, kulit bagai terbakar dan rasa sakit di dalam tenggorokan, mulut, kaki dan ibu jari.
Hingga kini, belum ada vaksin atau pengobatan spesifik, namun sebagian besar anak-anak yang terjangkit penyakit tersebut ada yang dengan cepat bisa disembuhkan. EV-71 dapat menyebabkan bentuk sakit yang lebih serius dan menyebabkan lumpuh, bahkan kematian.
Penyakit itu, yang tidak ada hubungan dengan penyakit kaki dan mulut yang melanda ternak, kini mulai mencemaskan sejumlah negara tetangga China. Para pakar mencemaskan bahwa versi yang lebih mematikan dari virus itu akan merebak ke berbagai negara lainnya. Vietnam dan Singapura keduanya baru-baru ini telah melihat peningkatan tajam berbagai kasus penyakit, termasuk EV-71.
"Beberapa anak meninggal dunia akibat penyakit itu setiap bulannya di rumah sakit," kata Dr. Nguyen Quang Vinh di RS Anak No. 1 di Ho Chi Minh City, di selatan Vietnam. "Anak-anak itu meninggal dunia bukan karena mereka dilarikan ke rumah sakit terlambat, tetapi karena perkembangan penyakit mereka demikian cepat dan menyerang otak dan jantung."
Jumlah kasus yang dilaporkan tahun ini di Vietnam tidak tersedia, namun media pemerintah melaporkan bahwa sebagian rumah sakit anak melihat adanya peningkatan sampai tujuh kali lipat dari tahun lalu. Infeksi juga terus meningkat di Singapura, yang dilaporkan lebih dari 9.000 kasus tahun ini, dengan EV-71 ditemukan dalam 25 persen sampel tes.
Belum ada kematian yang dilaporkan di negara kota yang kaya itu, namun pemerintah telah memerintahkan 11 taman pendidikan pra sekolah dan pusat perawatan bayi ditutup, demikian menurut Web site Kementerian Kesehatan.
Pekan lalu, WHO mengeluarkan peringatan bahwa wabah akan terus merebak di China selama beberapa bulan karena virus itu cepat berkembang dalam cuaca panas. Penularan penyakit itu di China diketahui pada saat negeri itu menjelang pelaksanaan Olimpiade Musim Panas.
Kecurigaan terus berkembang bahwa pemerintah China berusaha menutup-nutupi sebagaimana meledaknya situasi darurat pada 2003, ketika wilayah China disusupi gejala penyakit gangguan pernafasan akut (SARS), yang merenggut hampir 800 jiwa di seluruh dunia.
Kementerian Kesehatan China mengingatkan WHO bahwa pihaknya telah berusaha untuk mengenali penyakit tersebut yang mulai menyebar di Provinsi Anhui pada Maret lalu. WHO melaporkan, satu penyebaran enterovirus terjadi di Taiwan tahun 1998, yang menginfeksi lebih dari 300.000 anak dengan sakit tangan, kaki dan mulut dan menewaskan sekurang-kurangnya 55 anak. (m07/ap) Berita terkait