Laporan Data Kasus Flu Burung pada Unggas di Indonesia tidak Transparan
Indonesia dinilai tidak transparan dalam mengirimkan data kejadian kasus flu burung pada unggas ke dunia. Imbasnya, laporan kasus flu burung dari Indonesia tidak pernah dicantumkan dalam laporan periodik Food and Agriculture (FAO) unit Avian Influenza Control Programme yang ditujukan ke berbagai negara.
"Jumlah kasus outbreak flu burung pada unggas yang dilaporkan ke dunia hanya 15% jumlahnya dari total kejadian yang sebenarnya terjadi, tandas Ketua Panel Ahli Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza (Komnas FBPI) Amin Soebandrio di Jakarta, Kamis (4/9).
Kata Amin, total kasus outbreak-kejadian luar biasa--Flu Burung-yang dilaporkan hingga tahun ini ke FAO hanya berjumlah 200 hingga 300 kejadian outbreak pada unggas. Jumlah ini dinilai di luar nalar. Pasalnya, Vietnam dengan luas wilayah dan unggas yang jumlahnya lebih kecil dari Indonesia melaporkan 2000 lebih kasus outbreak pada FAO.
"Panel ahli memperkirakan terdapat 2000 hingga 3000 kasus kejadian luar biasa pada unggas di Tanah Air," seru Amin.
Terdapat berbagai faktor yang menjadi penyebab laporan kejadian luar biasa flu burung pada unggas di Indonesia tidak realistis. Umumnya daerah malas melaporkan kejadian luar biasa flu burung pada unggas ke pemerintah daerah.
Amin mensinyalir, mereka takut, unggas sekitarnya akan turut dimusnahkan. Imbasnya, laporan dari provinsi ke pemerintah pusat pun tidak utuh.
Paneh ahli juga mengungkapkan, lembaga kesehatan dunia, WHO juga tidak lagi membuat laporan kejadian flu burung pada manusia secara periodik. Pasalnya, sejumlah negara tidak lagi memberikan laporan kejadian flu burung secara per kasus. Contohnya adalah Indonesia. Dengan alasan keamanan, pemerintah memutuskan tidak langsung melaporkan kejadian kasus flu burung pada manusia ke WHO.
Menurut Amin, Indonesia tetap berkomitmen mengirimkan kasus flu burung ke WHO, tetapi dengan mekanisme berbeda. "Bentuk laporan diberikan secara periodik. Misalnya setelah beberapa kasus terjadi atau dalam jangka waktu tertentu. Tidak lagi per kejadian, kemudian dilaporkan," tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Pelaksana Harian Harian Komnas FBPI Bayu Krisnamurti memaparkan, memasuki tahun 2008, tren kasus kejadian flu burung pada manusia cenderung menurun. "Pada manusia, per bulan rata-rata hanya 1 kasus. Jumlah ini jauh lebih rendah dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya," sergah Bayu.
Terkait fenomena ini, Amin mempunyai pendapat berbeda. "Pemerintah harus tetap waspada, " pesan Amin.
Pada 2007, dalam semester pertama, tidak ditemukan kasus flu burung pada manusia. Dengan sangat percaya diri, berdasar fenomena tersebut, pemerintah mendeklerasikan zero kasus flu burung di tahun 2007. Namun jelang akhir tahun, ketika musim hujan tiba, kasus flu burung pun marak.
Indonesia termasuk negara dnegan kejadian AI pada manusia tertinggi di dunia. Data terakhir WHO pada 19 Juni 2008 menunjukan sudah 112 jiwa meninggal dari total 135 kasus positif flu burung. (Tlc/OL-03)