PBB: Limbah Komputer dan HP Ancam Lingkungan Hidup
26/06/2008 14:54 WIB
Denpasar - Masyarakat dunia dipusingkan dengan limbah bahan beracun dan berbahaya (B3). Jenis limbah B3, seperti komputer dan telepon seluler kian mengancam kesehatan manusia dan lingkungan.
"Setelah 20 tahun, konvensi basel kini memasuki babak baru yang lebih menantang selain penanganan limbah B3, yakni limbah elektronik yang akan menjadi masalah besar," kata Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon pada pertemuan tingkat menteri konferensi Konvensi Basel (COP) ke-9 untuk Pengolahan Limbah di Bali International Convention Center (BICC) Nusa Dua, Bali, kamis (26/6/2008).
Jumlah komputer di dunia saat ini mencapai 1 miliar, yang di antaranya terdapat di Amerika sebanyak 164 juta serta Cina sebanyak 16 juta. Diperkirakan jumlah komputer tahun 2015 akan mencapai 2 miliar.
Jumlah telepon seluler tahun 2008 diperkirakan mencapai 2 miliar, bahkan di beberapa negara jumlah telepon seluler melebihi jumlah penduduknya, seperti di Luxemburg. Cina membuang sebanyak 20 juta telepon seluler setiap tahun. Penduduk Australia menggunakan sebuah telepon seluler rata-rata 18 bulan.
"Limbah B3 harus dikelola dengan baik dan serius untuk kepentingan kesehatan manusia dan lingkungan," katanya.
Konferensi yang diikuti 170 negara ini diharapkan dapat mengimplementasikan pengelolaan limbah B3 sehingga terwujud pembangunan millenium (MDG's). "PBB akan terus berperan aktif dalam memenuhi tantangan global pengelolaan limbah," demikian ban Ki Moon.
Ban Ki Moon mendukung upaya Indonesia yang terus memberikan komitmen dan usahanya dalam penanganan masalah lingkungan dunia. "6 bulan di Bali (sejak konferensi perubahan iklim), Indonesia bersama negara-negara lain telah mengirimkan pesan yang jelas, apabila kita tidak dapat mengelola limbah dengan baik, maka tidak hanya yang miskin yang menderita seluruh dunia yang akan menderita," pesannya. ( gds / djo )
Gede Suardana - detikcom
Denpasar - Masyarakat dunia dipusingkan dengan limbah bahan beracun dan berbahaya (B3). Jenis limbah B3, seperti komputer dan telepon seluler kian mengancam kesehatan manusia dan lingkungan.
"Setelah 20 tahun, konvensi basel kini memasuki babak baru yang lebih menantang selain penanganan limbah B3, yakni limbah elektronik yang akan menjadi masalah besar," kata Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon pada pertemuan tingkat menteri konferensi Konvensi Basel (COP) ke-9 untuk Pengolahan Limbah di Bali International Convention Center (BICC) Nusa Dua, Bali, kamis (26/6/2008).
Jumlah komputer di dunia saat ini mencapai 1 miliar, yang di antaranya terdapat di Amerika sebanyak 164 juta serta Cina sebanyak 16 juta. Diperkirakan jumlah komputer tahun 2015 akan mencapai 2 miliar.
Jumlah telepon seluler tahun 2008 diperkirakan mencapai 2 miliar, bahkan di beberapa negara jumlah telepon seluler melebihi jumlah penduduknya, seperti di Luxemburg. Cina membuang sebanyak 20 juta telepon seluler setiap tahun. Penduduk Australia menggunakan sebuah telepon seluler rata-rata 18 bulan.
"Limbah B3 harus dikelola dengan baik dan serius untuk kepentingan kesehatan manusia dan lingkungan," katanya.
Konferensi yang diikuti 170 negara ini diharapkan dapat mengimplementasikan pengelolaan limbah B3 sehingga terwujud pembangunan millenium (MDG's). "PBB akan terus berperan aktif dalam memenuhi tantangan global pengelolaan limbah," demikian ban Ki Moon.
Ban Ki Moon mendukung upaya Indonesia yang terus memberikan komitmen dan usahanya dalam penanganan masalah lingkungan dunia. "6 bulan di Bali (sejak konferensi perubahan iklim), Indonesia bersama negara-negara lain telah mengirimkan pesan yang jelas, apabila kita tidak dapat mengelola limbah dengan baik, maka tidak hanya yang miskin yang menderita seluruh dunia yang akan menderita," pesannya. ( gds / djo )
Gede Suardana - detikcom