SELAMAT DATANG Dr. JEFRI SITORUS, M.Kes semoga sukses memimpin KKP Kelas I Medan------------------------ Kami Mengabdikan diri Bagi Nusa dan Bangsa untuk memutus mata rantai penularan penyakit Antar Negara di Pintu Masuk Negara (Pelabuhan Laut, Bandar Udara dan Pos Lintas Batas Darat=PLBD) ------

Disease Outbreak News

Thursday, March 27, 2008

Angka Putus Berobat Penderita Penyakit menular Tuberkulosis Masih Tinggi

Kamis, 27 Maret 2008 | 00:51 WIB

Jakarta, Kompas - Strategi DOTS—pengobatan jangka pendek dengan pengawasan langsung—pada penderita tuberkulosis belum banyak diterapkan di berbagai rumah sakit di Tanah Air. Akibatnya, secara nasional angka putus berobat pasien TB di rumah sakit mencapai 40 persen. Padahal, pengobatan yang tidak tuntas meningkatkan risiko resistensi kuman itu.

Menurut Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Farid W Husain dalam sambutan tertulis pada peresmian ruang TB DOTS anak RS Persahabatan, Selasa (26/3) di Jakarta, baru 30 persen rumah sakit di Indonesia menerapkan DOTS.

RS Persahabatan menerapkan strategi itu dan setiap tahun melayani sekira 3.000 penderita baru TB. Menurut Ketua Tim DOTS RS Persahabatan Erlina Burhan, semula angka putus berobat di RS itu 36 persen. Setelah strategi DOTS diterapkan, angka itu menjadi 3,9 persen. Hal ini tercapai melalui diskusi kelompok dengan penderita dan keluarganya, serta membangun jejaring kerja dengan puskesmas.

Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO), angka kasus TB di Indonesia berada di urutan ketiga tertinggi di dunia setelah India dan China, dengan jumlah penderita sekira 539.000 dan meninggal 101.000 per tahun. Indonesia, China, dan India memberi kontribusi 50 persen dari seluruh kasus TB di dunia. Pihak WHO menyatakan, strategi DOTS sebagai intervensi kesehatan paling efektif dengan melakukan integrasi ke dalam pelayanan kesehatan dasar.

”Permasalahan yang memengaruhi pelaksanaan strategi pengendalian TB saat ini antara lain meningkatnya jumlah warga miskin, komitmen politik dan pendanaan tidak memadai, pelayanan kurang terakses masyarakat,” kata Direktur Bina Penunjang Medik Depkes Abdul Rival.

Ini diperparah oleh meningkatnya kasus HIV/AIDS, koinfeksi TB, serta kekebalan ganda kuman penyakit itu terhadap obat anti-TB (multidrug resistance).

Terpantau 41 persen

Sementara itu, Dinas Kesehatan Lampung memastikan 4.522 orang (41 persen) dari perkiraan total 11.174 penderita TB ditemukan dan disembuhkan. Kini Dinas Kesehatan Lampung menargetkan menemukan 11.000 penderita dan membantu menekan penyebaran TB dan membantu menyembuhkan tahun ini.

Seksi Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Lampung Elvi Suryati, Rabu, mengatakan, rendahnya temuan akibat rendahnya kepedulian masyarakat mengawasi dan mengobati penderita TB.

Menurut Elvi, upaya menemukan khususnya penderita basil tahan asam (BTA) positif yang bisa menularkan kuman mycrobacterium tuberculosis lewat dahak harus terus dilakukan. Berdasar perhitungan jumlah penderita TB per 100.000 penduduk, jumlah penderita di Lampung lebih besar daripada nasional.

Di Lampung, setiap 100.000 penduduk ditemukan 160 penderita BTA positif. Secara nasional ditemukan 107 penderita BTA positif. (EVY/HLN)

Sumber : http://www.kompas.co.id/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.03.27.00511460&channel=2&mn=156&idx=156

Travel Notices - CDC Travelers' Health

MANTAN-MANTAN KEPALA KKP MEDAN